Kantor Papa

16 3 0
                                    


Aku teringat dulu waktu SD, Papa setiap Sabtu sering mengajakku ke kantornya ketika Papa mendapatkan bagian piket. Piket yang ada di pikiranku waktu itu ya seperti piket kelas, bersih-bersih wkwkwk. Padahal kayaknya piket di kantornya Papa sangat berbeda dari apa yang aku pikirkan. Lalu aku diminta Papa untuk duduk manis di satu ruangan kerja yang besar. Di ruangan itu terdapat 10 meja warna hijau dan setiap meja dilengkapi oleh komputer yang mana ketika kalian ingin mengetik kalian harus membuka lacinya terlebih dahulu.


Di ruangan itu juga ada dua mesin ketik lama yang super berisik ketika kalian menggunakannya. Cuman ada beberapa meja yang memiliki kursi dengan roda, beberapa diantaranya ada kursi tanpa roda, sisanya tidak dikasih kursi sama sekali.

Aku waktu itu duduk di depan meja kedua dari kiri tapi baris kedua dari pintu ruangan. Baris pertama dan kedua diisi 4 meja masing-masing, dan baris ketiga diisi 2 meja. Meja sebelah kiriku ada kursi tanpa roda, meja sebelah kananku tidak ada kursi, di meja paling kanan sendiri, ada satu kursi dengan roda. Kursi rodanya menghadap ke mejanya

Papa sebelum meninggalkanku, menyalakan komputer di mejaku. Di komputer itu aku menemukan berbagai macam permainan seperti Feeding Fenzy, Turtle Bay, Zuma, dan banyak lagi, lalu aku memainkannya.

Di saat aku sedang asik main, aku mendengar ada suara kursi yang digeser. Aku menengok ke sekitar. Tidak ada yang berubah. Aku lanjut fokus lagi main game. Terus tidak lama aku mendengar suara yang sama. Aku menengok ke sebelah kanan.


Kursi paling kanan yang tadinya menghadap meja, kini berubah arah menghadapku. Aku bergidik ngeri. Aku berdiri dari kursiku dengan membiarkan komputer mejaku tetap menyala dan aku berdiri menghadap kursi yang berubah arah tersebut.

"Halo". Suara perempuan tiba-tiba berbisik di telingaku dengan halus. Aku langsung menengok ke asal suara tapi tidak aku dapatkan siapa yang berbicara. Lalu aku langsung berlari ketakutan keluar dari ruangan tersebut.

Kantor PapaWhere stories live. Discover now