"Kamu berniat mengusirku, sayang?"

Tatap mereka bertemu. Dengan alis Han GoEun yang terukik sinis sembari menyesap susu hangatnya. "Tidak juga."

Han GoEun mengambil remot dan mengganti saluran hingga berganti pada acara musik mingguan yang memperlihatkan tiga orang pembawa acara sedang berbicara satu sama lain. Tak ambil pusing pada Jaehyun yang kini menatapnya lekat.

"Tidak mual?"

"Hm?" GoEun menoleh cepat menatap sang suami. "Aku?"

"Siapa lagi di sini yang sedang mengandung?"

Wanitanya terkekeh. "Aku hanya terkejut. Tidak mengira kamu akan menanyakan keadaanku."

Deg. Rasa-rasanya Jaehyun telah membuat istrinya semakin kesal. Setiap kalimat yang terlontar hanya seperti ucapan sarkasme dan sindirian satu sama lain.

"Lalu?"

"Tidak juga." GoEun memalingkan tatap. Tanpa acuh ia kembali menikmati roti gandum dan susu hangatnya. Walau sadar bahwa sang suami kerap sekali meliriknya berkali-kali tanpa sepatah kata apapun yang terucap. Biar saja lelakinya yang mencari topik.

"Berarti pernah?"

Lagi-lagi keduanya bertatap. "Apakah itu penting untukmu?"

"Penting."

"Kamu sudah menginginkannya?"

Bibir yang sudah terbuka itu kembali tertutup bungkam. Mendesiskan jawaban tepat telak untuk Han GoEun. Menyunggingkan senyum ejek, mengguratkan kesal tertahan. Hingga dinding-dinding ego itu kembali terlihat nyata diantara keduanya.

Sembari menghabiskan sisa roti dan mengkandaskan isi gelas, GoEun beranjak. Mata datar tanpa sirat makna itu menatap Jaehyun. "Tidak perlu cemas, sayang."

Patah-patah iris mata Jaehyun menaik untuk membalas tatap. Karena tidak ada balasan yang dapat diutarakan selain membisu, Han GoEun lantas kembali bersuara. "Para 'pegawaimu' menjagaku dengan sangat baik."

Wanita itu bergegas pergi usai menekankan kalimat jawabannya pada Jaehyun. Memasuki dapur dengan perasaan campur aduk. Ia takut kehilangan diri jika tak bisa mengontrol emosi. Takut menyakiti melalui tingkah dan ucapan. Namun suaminya tidak kunjung mendukung. Apa lagi yang harus ia lakukan sebagai bentuk mempertahankan diri?

"Nyonya baik-baik saja?" tanya salah satu pegawai dapur.

"Ya." GoEun mengerjap dan segera menyerahkan piring dan gelas kosong yang dibawanya tadi. Meneguk salivanya kuat-kuat sembari menetralisir degup jantungnya yang terasa cepat.

Ring!

Gerak kepala GoEun segera menoleh cepat mendengar dering telepon apartemen mereka yang berbunyi nyaring. Telapak tangannya terangkat untuk menghentikan langkah pegawai. "Aku saja." ungkapnya. Lantas keluar dari area dapur dan sudah menemukan Jaehyun telah lebih dulu menerima panggilan tersebut.

"Kita berdua sehat, Ibu." ujar Jaehyun. Mendengar kata 'Ibu' membuat mata GoEun membesar berisyarat tanya. Lalu buru-buru mendekat dan duduk pada lengan sofa.

"Ibu mertua?" tanya GoEun tanpa suara. Dan segera dianggukan kepala oleh Jaehyun sementara ia masih sibuk mendengar celoteh panjang dari lawan bicaranya.

"Iya, baiklah. Kita akan mengunjungimu setelah press conference dramaku. Kira-kira minggu depan. Nanti akan kukabari lagi, Ibu." jelas Jaehyun lagi.

Married with my idolWhere stories live. Discover now