Haechan mencibir, melihat Renjun dari atas sampai bawah lalu menggandeng lengan Jaehyun disampingnya yang sedari tadi bungkam. "Ayo kak," ajaknya pada Jaehyun.

Si alpha dominan menganggukan kepala pada Renjun yang ikut membalas sebelum meninggalkan pemuda Huang sendiri.

Renjun menghela nafas kecewa, ia masuk kedalam kelas dan mengambil tas milik Jeno untuk dibawa pulang. Takut diapa-apain kalau ditinggal di sekolah begitu aja.

"Kenapa tak mengabari?" Gumamnya berjalan dengan lesu.

.


Jaemin merebahkan dirinya di kasur king size kesayangan, rasanya begitu nyaman sebab tubuhnya begitu letih dan capek.

Ia baru saja pulang sekolah, tanpa melepas seragam dan sepatu langsung berbaring di kasur, tasnya saja kini tergeletak di lantai setelah ditendang sebelum merebahkan diri.

Ia mengambil ponsel didalam Hoodie putih yang menutupi bajunya, bukannya terpegang ponsel Jaemin malah memegang benda asing.

Keningnya mengerut ketika mendapati kunci berkarat, ia total terduduk begitu sadar jika kunci yang di pegangnya ini adalah kunci gudang tempat ia mengurung Jeno.

Hah benar, pemuda cupu itu, Jaemin melupakannya. Ia menoleh pada jam nakas yang menunjukan pukul 5 sore, menandakan setidaknya 7 jam Jeno terkurung jikapun masih berada di gudang.

Ia tadi terbawa emosi, entah kenapa rasanya kesal sekali. Tidak tau kenapa bisa begitu tanpa bisa dikendalikan. Jaemin beranjak dari tidurnya, ia akan kembali ke sekolah, memastikan jika Jeno masih ada disana atau tidak.

Seharusnya ada penjaga sekolah yang berkeliling mengecek ruangan dan pasti mendapati Jeno ada di gudang, paling tidak Jeno bersuara agar orang-orang tau dia terkunci di sana. Tidak mungkin diam pasrah begitu saja.

Tapi untuk berjaga-jaga dan memastikan, Jaemin yang jahat masih punya belas kasih.


Begitu menapaki halaman sekolah, suasana sudah sepi bahkan hari mulai menggelap, Jaemin melihat jam tangan yang melingkar di tangan kanannya menunjukan pukul 6 sore.

Ia menghela nafas, malas sekali sebenarnya. Mau bagaimana lagi, sudah sampai disini tidak mungkin ia berbalik pulang.

Jaemin pun segera berjalan menuju gudang yang terletak di ujung lorong, melihat dari kejauhan pintu gudang yang tertutup, tangannya merogoh saku mengambil kunci tadi sambil terus meniti langkah.

Baru sampai di depan pintu, Jaemin langsung menegang. Kakinya tiba-tiba lemas dan berlutut. Aroma Honeysuckle menguar samar membuat tubuhnya bergetar, ia menghirup rakus sampai dadanya terasa sesak namun ia tidak bisa berhenti rasanya begitu memabukkan dan candu.

"Mate..." lirihnya dengan nada bergetar, ia memegang engsel pintu menggerakkannya tak sabaran meski tangannya gemetaran.

Pikirannya mulai dipenuhi dengan praduga yang mulai bermunculan. 'Tidak mungkin, tidak mungkin.'

Begitu ia bisa membuka kunci pintu gudang, gudang terlihat gelap dengan aroma pekat Honeysuckle semerbak menyelimuti. Jaemin meneguk ludah kasar.

"Alpha ... alpha ..."

Jeno yang awalnya meringkuk di kegelapan kini mulai bereaksi mencium feromon Jaemin, ia menyeret tubuhnya mendekati pemuda Na yang kini sudah berdiri.

Penampilan Jeno benar-benar berantakan, bahu seragamnya yang putih kini terlihat noda coklat kotor mungkin karena terus meringkuk di lantai, terkeluar tidak rapi dengan beberapa kancing terbuka memperlihatkan tubuh putih basah berkeringat.

Entah kemana perginya kacamata yang selalu bertengger di hidung mancungnya, yang ada kini hanya wajah menyedihkan Jeno yang memerah dengan linangan air mata menatapnya sayu memohon.

Kedua kaki Jaemin dipeluk erat oleh Jeno yang terus memohon untuk disentuh. Pemuda Na melepaskan pelukan Jeno meski sedikit mengalami kesulitan karena enggan melepaskan lalu ia berjongkok di depan Jeno, menyingkirkan helaian poni lepek karena keringat menutupi mata.

"Bagaimana mungkin?" Lirih Jaemin menelusuri wajah putih Jeno yang basah.

Jeno memejamkan mata menikmati sentuhan itu, lalu mendekatkan wajah mencium bibir Jaemin menuntut tak sabaran, feromon Jaemin dihirup dalam-dalam membuat siksaan dalam tubuhnya sedikit membaik dari sebelumnya.

"Alpha, touch me. Please," mohon Jeno membuka seluruh kancing bajunya yang tersisa dengan sekali tarik sampai terlepas dari tempat semestinya.

Ia mengambil tangan Jaemin untuk meraba tubuhnya. "Please, I need you," bisik Jeno tepat didepan bibir Jaemin sebelum dilumat habis.

[]





*** Unexpected ***

Note :

Eheq.

Sekian untuk part kali ini, sebenarnya ini di publikasikan kemarin tapi belum sempat direvisi, jadi diundur deh.

Jangan sungkan untuk bertanya ya, terimakasih support-nya. 💚💚

Dengan ini, penulis menyatakan jika part selanjutnya dan seterusnya akan mengandung adegan dewasa.

08-06-2022

Salam dari Samoyed_J

[End] Unexpected - JaemjenDonde viven las historias. Descúbrelo ahora