Buk!

Jeno menabrak seseorang seperti biasanya lalu meminta maaf sambil membungkuk. Sedangkan orang yang ditabrak menatapnya kesal.

Jeno mendongak begitu mengenali feromon Pinus yang menyapa indra penciumnya. Bertatap muka dengan Jaemin yang terlihat tak bersahabat memandangnya, ada sesuatu didalam dirinya yang bereaksi.

"Jaem-akh!"

Jeno tersungkur menabrak dinding di belakangnya begitu mendapatkan tendangan di perutnya secara tiba-tiba dari Jaemin.

Ia meringis mencengkram perutnya sakit, nafasnya mulai memburu dan tersendat seperti orang sesak nafas setelah berlari jauh.

Melihat Jeno di depannya membuat Jaemin mengingat kedekatan Renjun dan pemuda Lee itu. Rasa kesalnya beberapa hari yang lalu meluap dan ingin sekali dibalaskan.

Jaemin mendekat dan berjongkok di depan Jeno. Mencengkram kerah baju pemuda Lee dengan kuat. "Senengkan Lo ditempelin Renjun terus!!" Jaemin membenturkan tubuh Jeno berulang kali di dinding belakang.

Sakit, tentu saja. Tapi Jeno malah ingin mendekap Jaemin, ia mulai terisak di antara ringisan sakit, tangannya terulur menyentuh dan mengelus dada pemuda Na.

Jaemin menepis kasar tangan Jeno, ia berdiri dan menarik kuat rambut Jeno sampai tubuhnya sedikit terangkat dan mengerang sakit. Ia mencoba melepaskan rambutnya yang ditarik, kepalanya sakit dan pusing, belum lagi feromon kecut jaemin membuatnya semakin tersiksa.

"A-alpha... hah~" lirih Jeno, namun sepertinya Jaemin tak mendengarnya.

Tubuh Jeno terhempas di lantai yang berlapik beberapa kerdus, ada beberapa rak dan tumpukan barang yang berdebu dari fasilitas sekolah yang tak terpakai.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, Jaemin pergi dari gudang itu lalu menguncinya dari luar, meninggalkan Jeno yang mulai menyeret diri ke pintu, menggedornya tanpa tenaga hingga terbaring lemas di lantai kotor.

"Help. Haaah~ Alpha," panggil Jeno yang mulai meringkuk, menangis miris menahan panas dan sakit bersamaan, ia memanggil sang alpha yang bahkan tidak ada dijangkauan.

...

Bel pulang berbunyi, semua murid berhambur keluar ingin cepat keluar dari jeratan lingkungan sekolah. Renjun berjalan menuju kelas Jeno, ingin mengantar si omega manis itu pulang seperti sebelumnya.

Namun sesampainya di ruang kelas, ia tak mendapati adanya Jeno meski tas hitam yang biasa digunakan pemuda Lee masih nyantol di kursi. Kepalanya bergerak melihat sekitar, hingga Haechan yang bersama dengan Jaehyun menghampirinya.

"Cari Jeno ya?" Tanya Haechan agak malas.

Renjun membalasnya dengan gumaman, netra kelam Renjun saling berpandangan dengan milik Jaehyun.

"Tadi sih ijin pulang pas pelajaran ke 4, kayaknya dia pulang tanpa membawa tas-nya saking terburu-buru," jawab Haechan mengingat Jeno yang tadi bilang ingin ijin pulang sebelum gelombang Heatnya benar-benar datang.

Renjun hanya menganggukkan kepala merespon perkataan Haechan, terlihat cuek dan kenyataannya memang selalu bersikap seperti itu pada kebanyakan orang.

[End] Unexpected - JaemjenWhere stories live. Discover now