....

Beberapa hari belakangan ini sejak kejadian Renjun menolong Jeno, mereka semakin dekat. Pada saat jam istirahat pemuda Huang selalu menyempatkan diri menemui Jeno bahkan mengantarkannya pulang beberapa kali.

"Renjun, kenapa Lo gak mau ikut ke kantin bareng kita lagi?" Mark menahan tangan Renjun saat pria itu mau nyelonong pergi ketika bel istirahat berdering.

"Gue ada urusan Mark," ucap Renjun melepaskan cekalan tangan Mark.

"Urusan yang Lo maksud itu si nerd, kan?" Celetuk Jaemin sinis.

"Bukan urusan Lo," balas Renjun tak kalah sinis.

Jaemin tertawa kecil dan bertepuk tangan melihat respon Renjun. "Apa yang nerd itu tawarin sampai Lo datengin dia terus? Selangkangan?"

Renjun langsung menyambar kerah baju Jaemin saat mendengar penuturan sinis merendahkan Jeno. "Jaga omongan Lo, anjing!" geramnya ingin sekali melayangkan pukulan pada wajah Jaemin yang ikut mengeras.

Keduanya saling berpandangan tajam, menahan gemelatuk gigi. Mark yang menyadari keadaan mulai memanas memisahkan dua orang itu. "Apa-apaan sih, kenapa kalian jadi gini, hah." Mark menatap kedua temannya yang berada di sisi kanan dan kiri bergantian, sebab ia berada ditengah memisahkan keduanya.

Padahal mereka sohib dekat, jikapun bertengkar hanya akan melontarkan perkataan mengejek---alias adu mulut. Renjun memilih pergi dengan perasaan yang masih kesal.

Sedangkan Jaemin menendang meja yang paling dekat dengan posisinya hingga membuat beberapa susunan meja kursi berantakan dan terjatuh dilantai.

...

Jeno menghela nafas, ia tengah mengelap kaca kelasnya sendirian. Beberapa murid berlalu-lalang menoleh ke arahnya sebab melihat ada tempelan kertas ejekan yang berada di punggung Jeno.

Teman sekelas Jeno yang tersisa--kebanyakan pergi ke kantin--tertawa menertawakan Jeno yang dipandang aneh oleh orang yang melewatinya.

Renjun datang, mengambil kertas di belakang punggung Jeno. Ketika Jeno berbalik kertas yang telah diremas itu disembunyikan di belakang tubuhnya.

"Hai," sapa Renjun sambil tersenyum, tentu saja Jeno membalas senyuman ramah dari Renjun.

Teman kelas Jeno yang tadi menertawakan Jeno kini pura-pura sibuk dengan urusan mereka di dalam kelas, Renjun mengajak Jeno untuk pergi ke halaman samping sekolah--tempat keduanya sering menghabiskan waktu istirahat bersama.

Jeno menyetujuinya, ia masuk ke dalam kelas untuk meletakkan kain lap dan mengambil buku bacaan. Renjun yang berada di ambang pintu terus memperhatikan, terkadang melayangkan tatapan datar dan sinis pada siswa sekelas Jeno.

Sebelum pergi meninggalkan kelas, Renjun melempar gumpalan kertas tadi ke dalam kelas sekalian memberikan tatapan intimidasi pada siswa yang menatapnya langsung. Tentunya tanpa sepengetahuan Jeno.

.

"Gak tau, otak gue sakit." Renjun menepuk kepalanya pelan.

Sedangkan Jeno tertawa kecil, ia menunjukkan soal yang tadi diberikan untuk Renjun. Padahal mereka sudah membahasnya 2 kali tetap saja Renjun salah dan tidak bisa menjawab.

Entah beneran tidak tahu atau pura-pura tidak tahu, namun sekarang Renjun menggeser duduknya mendekati Jeno dan ikut melihat buku yang pemuda Lee tunjukan ketika ingin menjelaskan materi lain.

Jeno menunjuk gambar anatomi tubuh manusia pada sistem pencernaan. "Jadi setelah makanan melewati lambung lalu akan menuju usus halus dulu baru ke usus besar," jelas Jeno menunjuk gambar yang bersangkutan.

[End] Unexpected - JaemjenWhere stories live. Discover now