• warmth in coldness

95 10 0
                                    

Two Years Later

Ruangan hiruk pikuk dengan berbagai obrolan dan canda tawa. Aroma makanan bercampur dengan sirup yang menyengat, menguar di udara. Cuaca panas yang menyebabkan bintik keringat terhempas dengan adanya AC yang berada di tiap ruang. 

"Ga nyangka si Eileen ambil Ilmu Komunikasi,". Curhat Wony pada teman-temannya sekaligus circle-nya sejak SMA, Sully, Elyz, dan Rea serta cowok-cowok mereka.

"Mendukung karir dia yang mulai naik, kan? denger-denger dia pernah ditawarin label gede tapi nolak?". tanya Haru sambil disuapi kacang oleh pacarnya, Kak Wony. 

Sully menggelengkan kepala, agak tak habis pikir juga kenapa adiknya tidak ambil kesempatan yang terbuka lebar begitu.

"Tau deh, tapi dia kan emang tipenya gitu, ga suka jadi sorotan banyak orang,". Jelasnya yang membuat teman-temannya itu mengangguk dan melirik ke arah Eileen yang duduk di pojokan bersama Jeje.

"Tanpa mau jadi sorotan, sebenernya dia sering kesorot kan?". Ucap Justin, cukup paham sama calon adik iparnya itu. "Ga nyadar aja dia,". Imbuh pacarnya.


Sementara itu yang sedang dibicarakan sedang ngobrol dengan Jeje, membicarakan kabar Jihun yang dua tahun ini sengaja menelankan diri pada bumi setelah tahu kalau Eileen tahu perasaannya. Jeje sudah berusaha meyakinkan kalau semua baik-baik aja, tapi cowok itu terlalu malu dan berakhir sulit dihubungi.

"Kamu beneran betah sama pendidikan biologi?". tanya Eileen, memperhatikan kantung mata Jeje yang tiada membaik setelah mereka video-call dua hari lalu. 

"Yah, mau ga mau sih, bunda pengen banget anaknya ada yang jadi guru. Berhubung gue cuma paling ngedong sama mata pelajaran ini waktu SMA kemarin, jadilah gue ga ragu. Walau ya gini, nugas sampe malem dari jaman semester pertama,". Keluh Jeje sambil topangkan kepalanya ke bahu Eileen.

Eileen ikut rebahkan kepalanya ke atas kepala Jeje. Eileen lebih mengeluhkan pada popularitas yang tiba-tiba naik karena mewakili kelasnya mengikuti lomba sewaktu OSPEK kemarin. 

Ketika SMA, ia rasa semua berjalan normal, namun dunia perkuliahan dengan karakter khas dari masing-masing daerah ternyata menciptakan kondisi yang berbeda pula.

Berkali-kali Eileen harus menahan malu dengan cowok-cowok yang tiba-tiba saja menghadang di jalan dan menyatakan perasaan. Atau mendapat berbagai hadiah di depan pintu kos atau di motornya. 


"Gue sampai sekarang masih ga nyangka kita bisa di kampus yang sama kaya kebanyakan kakel--terus sama lo juga! hahaha,". Jeje memeluk Eileen erat. Tak lain, ia banyak menahan diri untuk bertahan di kampus ini karena ada teman yang jadi support sistemnya. 

"Iyalah, sekampus sama adek gemes inceran kamu juga, kan?". Goda Eileen sambil Lirik seorang cewek di antara teman-temannya. Joy, seangkatan dengan Elisa juga--yang syukurnya kuliah di luar negeri. Jeje terkikik kemudian mendusalkan kepalanya pada Eileen karena gemas. 



"Mereka pacaran?". Tanya Haru, teman-temannya ikut menoleh ke pojokan tempat Eileen dan Jeje berada.

"Enggaklah," tandas Sully, sambil menegak minumnya.

"Tapi tingkahnya itu loh, deket banget,". Komentar Rea. "Kayaknya ga sampe begitu kalau sama Jihun,". lanjutnya.

"Jeje mah emang begitu kalau udah nyaman sama orang, kalau suka pasti tingkahnya lebih jaim--sok cool,". Jelas Justin. Yang lain mulai ber-oh ria.

"Eh, bentar-bentar.. kok gue baru sadar ya? eh iya anjir! Eileen pernah kasih paperbag ga sih ke Ricko? Gue inget banget soalnya baru kali itu Ricko main gila-gilaan dan lo tahu apa alesan dia bisa semangat?". Kalimat Haru memancing atensi teman-temannya, mereka menunggu kalimat apa yang akan Haru ucap selanjutnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 24, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kak Ricko | ChaeMuraWhere stories live. Discover now