Part 1

42 6 3
                                    


Adrian's POV

Hai! Namaku Adrian, Adrian Firmansyah. Aku Duduk di bangku SMP kelas 11, Eh Tunggu! Apa Barusan Aku Bilang SMP? Haha! Maafkan Aku. Aku Tidak Sengaja mengucapkan Kalimat itu. Maksudku Aku Kelas 11 SMA. Kenapa Tadi Aku salah menyebutkan bahwa Aku ini masih SMP? Itu karena... Teman-teman Sekelasku. Mereka selalu menganggap kalau Aku ini masih SMP. Karena Aku adalah yang ter-PENDEK diantara Teman-teman Lelakiku. Karena itulah setiap kali Mereka bertemu denganku maka, "HAI ADEK SMP!" Sungguh nama ejekan yang NORAK sekali. Itulah yang Mereka katakan setiap kali bertemu denganku. Tapi bagiku itu tidak masalah lagi. Aku sudah terbiasa dipanggil seperti itu. Sudah 2 setengah Semester ini Aku dipanggil begitu.

Dan ya, Seperti yang Kubilang tadi, Aku Anak SMA OK? Bukan SMP. Hanya Manusia biasa yang normal, Kurasa... Huh? ... YAP! benar sekali! Aku tidak yakin kalau Aku ini benar-benar Manusia. Mengapa? Apa Kalian berpikir kalau Aku ini Makhluk Astral, Iblis, Malaikat, Makhluk Mistik, Ataupun semacamnya semenjak Aku lahir? Jika Kalian berpikir seperti itu maka Kalian Keliru. Ini Dunia Manusia. Tidak da Makhluk Mistik, Astral, Maupun semacamnya di Lingkungan sekitarku. Orang-orang terdekatku tentunya juga Manusia. Lalu kenapa Aku bisa tidak yakin kalau Aku ini adalah Manusia? Semuanya bermula pada saat itu...


---THE PAST---


"Adrian!!... Adrian! Ya Tuhan, Kemana Anak itu pergi?" Seorang Wanita berusia 34 tahun terlihat cemas mencari Anaknya. Tepat sekali! Anak itu adalah Aku. Dan tentunya, Wanita itu adalah Ibuku. "Ini sudah mulai Gelap. Kemana Dia pergi?" Gumam Ibuku cemas. Karena Aku belum juga kembali sejak Siang tadi. Oh sial- Kalian pasti berpikir kalau Aku ini Anak Nakal, Membuat Orang Tuaku Khawatir. Ya... Memang bisa dibilang seperti itu. mengingat Aku sering membuat Masalah sewaktu Aku Kecil. Tapi kemana Aku pergi? Aku pergi cukup Jauh. Sekitar... um... 2 km dari Rumahku. Di sebuah Hutan, Atau lebih tepatnya Kebun yang besar. Kukatakan Hutan karena Pohon-pohon disana sangat Besar dan juga Lebat. Aku sedang mencari Kumbang Badak untuk Tugas Sekolahku besok. Sebenarnya pasti akan jauh lebih mudah jika Aku mencari Belalang saja seperti yang lain. Tapi tidak, Aku ingin mencari Serangga yang menurutku paling Keren diantara yang lain.

Aku sudah masuk Jauh sekali ke dalam Hutan. Namun Aku tidak menyadarinya karena Aku terlalu sibuk mencari Serangga yang Aku inginkan. Entah sejauh mana Aku masuk Ke dalam Hutan Sekarang ini. "Ayolah Kumbang...Keluarlah~...Aku ingin menangkapmu." Gumamku saat Tanganku sibuk menyibak Semak. Dan kemudian, Aku sungguh tidak menyadarinya. "AAHH!!' Aku terperosok berguling-guling jatuh ke Jurang. Meluncur begitu cepat ke Bawah. Seluruh Badanku terasa sakit. Pakaianku pun sedikit robek di sana-sini. Kepalaku juga terasa Pusing karena sempat terbentur bebatuan beberapa kali saat Aku Berguling ke Bawah. Kepalaku sangat Sakit sehingga rasanya Aku hampir tidak sadarkan diri. Sebelum Aku memejamkan Mataku dan Pingsan, Terlihat Bayangan Hitam di Balik Pohon. Memandangiku beberapa saat dan kemudian mendekatiku sebelum akhirnya, Aku pun Pingsan.

Gelap. Itulah yang tampak di Alam bawah sadar ku. "H-Haloo...? Apa ada Orang...?" Tidak ada yang menjawabku. Karena memang tidak ada Siapa pun disitu. "Halo...? Seseorang...? Aku mohon, Aku ingin Keluar dari sini. Aku ingin Pulang..." Aku terduduk dan Menangis. Aku Takut. Aku ingin Pulang. Hanya itulah yang ada di pikiranku saat ini. "Hai Teman~..." Suara Bisikan tiba-tiba melewati Telingaku. Aku terkejut dan menghentikan tangisku. Siapa itu? Aku masih belum melihat Siapa pun disana selain Aku. Aku Berdiri dan segera melihat sekeliling. Untuk memastikan Apa benar ada Orang lain disana yang baru saja berbisik padaku. Nihil. Aku masih belum bisa melihat Siapa pun di sana.

Akhirnya Sosok itu muncul. Seorang Anak Kecil sebaya denganku. Anehnya Dia tampak Rapi. Mengenakan setelan Jas Hitam untuk Anak-anak. Namun dengan Celana Pendek berwarna Hitam. Ada Sapu tangan kecil di Saku depannya, Namun Sapu tangan itu terdapat bercak Merah padanya. Begitu juga di Dahinya, Mengalir darah segar sedikit demi sedikit mengucur ke bawah. Kuperhatikan Lagi, Ternyata Mata Kiri Anak Laki-laki itu Terluka. Bola Matanya nampak seperti hendak keluar dari kelopak Matanya. Meskipun atas keadaannya yang cukup Mengenaskan, Dia nampak tersenyum padaku. Seolah Dia tidak merasakan Sakit sedikitpun. Tapi, Apa maunya? Kenapa Ia mendatangiku? Siapa Dia dan Bagaimana Dia bisa masuk ke pikiranku?

Si kecil berekor sembilanTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon