day 1 -Permulaan

92 11 4
                                    

Petang ini sang senja menghiasi langit yang perlahan memudar. Suara bising dari berbagai kendaraan cukup memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya. Tak terkecuali Hersa meski posisinya yang tengah berada di kamarnya.

"Gue gak mungkin pergi malem ini, Sa."

Maris, si pemuda yang masih asik berjalan ditengah padatnya kota Jakarta itu tengah melakukan panggilan telepon dengan Hersa. Tungkainya melangkah perlahan seraya menikmati udara sore hari yang terasa hangat di tubuhnya.

"Lo harus pergi, malem ini aja. Ini bukan cuma tentang lo, tapi tentang kita."

Suara berisik yang saling bersahutan di jalan raya benar benar menusuk ke dalam indra pendengaran Hersa disertai dengan helaan napas yang menyusul setelahnya.

Maris itu terlalu naif untuk menyadari bahwa definisi rumah baginya saat ini bukanlah tempat singgah yang aman, melainkan neraka yang penuh siksaan.

"Lo tau kan konsekuensinya?"

"Ya gue tau makannya gue maksa. Lo ga mungkin lolos gitu aja disana Ris."

"Tapi gue-"

Belum sempat Maris melanjutkan ucapannya, bunyi nyaring terdengar jelas hingga Hersa pun terkejut. Tak lama setelah itu, suara benturan keras ikut menyusul.

"RIS! MARIS LO GAPAPA??! ANJING RIS SUARA APAAN ITU??!!"

Meski dalam sambungan telepon, suara Hersa masih terdengar jelas oleh Maris padahal ia tidak sedang menggunakan earphone atau loudspeaker. Maris pun bangkit setelah sebelumnya ia terhempas beberapa meter dari tempatnya semula.

"Tabrakan. Bukan gue yang kena."

Tut.

Cast

Maris Danuarta

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Maris Danuarta

"Gue mau nyerah, tapi apa gunanya kalo Tuhan balikin gue lagi ke dunia ini?"

"Gue mau nyerah, tapi apa gunanya kalo Tuhan balikin gue lagi ke dunia ini?"

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Hersa Hardian

"Diam itu hak, tapi bukan berarti enggan bersuara apalagi membela."

Jenar Abimana

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Jenar Abimana

"Lo nyerah? Buat apa? Paling ntar juga idup lagi kayak hero mobile legend."

Jamie Bumantara

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Jamie Bumantara

"Diam bukan berarti bungkam. Lo bukan patung berjalan."

Reno Tamarin

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Reno Tamarin

"Mati itu kayak pabji, sekali ketembak ga idup lagi, bukan bangun tiap 20 detik."



 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

Rencananya cerita ini ga akan banyak chapter nya, tapi aku mau buat semua versi karakternya.
Baru rencana tapi heheheh ( ◜‿◝ )♡

Kalian juga pasti bosen narasi aku terlalu kaku, banyak pula [sigh]

Dah.

Catastrophe Onde as histórias ganham vida. Descobre agora