[ Fantasy --- ABOverse ]
>>>> Jaemin tak menduga bila omega yang selama ini dibully-nya adalah sang belahan jiwa yang dinanti.
Karya ke01✓
Start : 01-06-2022
End : 25-08-2022
JaemJen!!
Jaemin Dom!
Jeno Sub!
bxb
maturecontent!
mohon jangan salah lapa...
"Heh, bangsat!" umpat Jaemin begitu bola yang hampir dimasukkan kedalam ring diambil alih oleh Mark yang berada di samping kanan karena Renjun yang di samping kiri ingin merebut dan Jaemin menghindar ke arah sebaliknya.
Ini curang, ia di kepung kiri kanan oleh dua sohibnya. Renjun maupun Mark tertawa puas ketika mereka menang dari Jaemin yang sombong.
"Katanya jago, ternyata payah, huh." Renjun merangkul bahu Mark disampingnya. "Mending kita ganti baju duluan," ajak Renjun.
Mark mengiyakan dan keduanya meninggalkan Jaemin sendiri di lapangan. "Baru juga main sekali, woy!" ucap Jaemin dengan nada tinggi namun kedua temannya tak menghiraukan.
Mereka berjalan keluar dari lapangan, Jaemin yang kesal mengikuti dari belakang, masih dengan membawa bola basket.
"Mark! Renjun!" panggil Jaemin yang tak di hiraukan, dua temannya masih asik berbincang sambil berangkulan. Ia tertinggal dibelakang dan semakin jauh.
Karena kesal, bola basket di tangannya ia lempar mengarah pada dua temannya. Namun secara mendadak ada guru pengawas yang berada di depan kedua temannya-memang kebetulan ada persimpangan disitu, dan sialnya lagi kedua temannya membungkuk hormat.
"Mampus," lirih Jaemin begitu bola lemparannya tepat mengenai wajah dari guru pengawas. Ia menatap takut-takut lalu kabur ketika suara keras dari guru pengawas memanggil namanya lantang.
"NA JAEMIN!!"
...
Jaemin berlari kecil sambil melihat keadaan belakang sebab guru pengawas mengejarnya. Jika sampai tertangkap pasti akan dihukum dan diceramahi, jadi lebih baik melarikan diri dulu, ya walaupun pada akhirnya pasti akan tertangkap, tapi setidaknya ia sudah siap mental.
Ada persimpangan di depan, ketika Jaemin ingin lurus matanya menangkap kehadiran Haechan yang berjalan ke arahnya sambil bersenandung riang, untung saja omega itu tidak melihatnya jadi Jaemin memutuskan belok kearah yang lain.
Jalan yang ia pilih merupakan koridor tempat loker siswa berjejer rapi di kiri kanan jalan, pada jam istirahat begini koridor loker selalu sepi karena diujung jalan ada ruang kepala sekolah jadi siswa kesini jika ada keperluan saja.
Karena Jaemin tidak fokus dengan langkah kakinya-sambil memantau keadaan belakang-ia tak sadar ada orang di depannya yang berjalan berlawan arah sambil membaca.
Bruk!
Buku yang dibaca orang itu jatuh, dan orangnya pun akan jatuh ke belakang jika saja Jaemin tidak refleks memegang kerah baju dan menarik mendekat.
"Lo lagi?!"
Jaemin tak habis pikir, dari sekian banyak murid di sekolah ini kenapa harus Jeno yang selalu bertabrakan dengannya!
"Ingin dipukul ya?!"lirih Jaemin menahan geram semakin menarik kerah baju Jeno mendekat, ia merasa dejavu saat melihat wajah manis Jeno dari jarak dekat.
Suara samar dari Haechan yang menyapa guru terdengar, di rasa keadaan tak aman Jaemin mendorong Jeno ke celah kecil antara lemari loker. Keduanya saling berdesakan.
Jeno tentu saja panik, apalagi posisinya yang terhimpit di segala sisi. Ia sampai menahan nafas tak ingin mencium feromon Jaemin, karena jarak yang dekat. Tidak, ini bukan dekat lagi namanya tapi intim, tubuh depan Jaemin bahkan menempel padanya tanpa celah.
Jeno tak pernah membayangkan berada di posisi seperti ini, dadanya berdebar kencang. Takut jika tiba-tiba efek obat yang ia konsumsi tidak manjur dan membuat feromonnya tercium.
Jaemin yang tadinya melihat kebelakang dengan was-was kini beralih pada Jeno di hadapannya. Ia semakin maju mendesak Jeno yang kini semakin menegang di tempat.
"J-jaem-"
"Diam atau gue cekik." Bisik Jaemin penuh ancaman di depan wajah Jeno, membuat hembusan nafas menerpa wajahnya.
Jeno berharap bisa segera terlepas, ia yakin wajahnya memerah menahan nafas atau-malu dan gugup? Matanya memejam erat mencoba meneguk ludah kasar.
Kening Jaemin mengerut lagi-lagi tak mencium aroma apapun dari Jeno, ia mendekatkan wajah hingga hidung keduanya bersentuh. Dalam otaknya tak ada pikiran apapun kecuali untuk memastikan karena rasa penasaran.
Jeno tak nyaman, tangan yang berada di sisi tubuh kini bergerak mendorong perut pemuda Na menjauh perlahan namun tangan Jaemin sebelah kanan malah menjambak rambutnya.
Jeno semakin kalut di tempat, kedua tangannya meremat seragam Jaemin di bagian perut dengan kuat. Nafasnya memburu mencium feromon Pinus milik Jaemin yang memenuhi organ pernapasan sampai membuatnya pening.
Tubuhnya tersentak ketika merasakan benda basah dan lunak menjilat lehernya, tepat dimana kelenjar feromonnya berada.
"Nghh..."
Jeno menggigit bibir bawah menahan suaranya yang ingin keluar, karena perbuatan Jaemin.
Pria Na menghirup dalam dan menjilat leher Jeno beberapa kali, ketika ia mulai menghisap dan menggigit, Jeno tersentak dan mendorongnya kuat sampai-sampai Jaemin yang lagi terlarut dengan kegiatannya terjungkal dan tertidur di lantai.
"Anjing," Desisnya merasakan bagian punggung yang sakit terbentur lantai. Matanya melihat sekeliling yang untungnya sepi, lalu menoleh kearah dimana Jeno berlari terbirit-birit.
Jaemin merebahkan badannya sepenuhnya dengan rileks dan santai di lantai, ia menjilat bibir bawah dan menggigitnya sambil membayangkan kejadian barusan. "Bukan hanya rupanya yang manis, rasanya pun sama manis."
[]
Jum'at, 03-06-2022
Salam dari Samoyed_J
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.