IV. Pertemuan dan Pendekatan

49 15 0
                                    

Beruntung betul nasib Yunho karena harus terlibat dengan ibu dan rencana perjodohan bodohnya lagi. Kali ini, ibu punya rencana makan malam bersama keluarga calonnya di rumah. Uhh ... persis seperti yang Yunho bayangkan. Kini hidupnya lebih mirip sinetron dari pada kehidupan masuk akal yang seharusnya dia jalani.

Sepulang dari rutinitas nongkrong sore sambil minum kopi di kedai milik Choi San, tiba-tiba saja dia disambut sang ibu dengan senyum sumringah. Mengabarkan jika orang-orang itu akan berkunjung jam tujuh nanti. Tak lupa meminta Jung Yunho untuk pergi menyiapkan dirinya. Berdandan kalau ibunya bilang. Entahlah, Yunho tidak bisa menolak itu di depan wajah ibunya, tidak untuk membuat wanita itu menatapnya kecewa. Dia tidak bisa. Meskipun batinnya terus menerus meminta diri untuk selalu menyuarakan ketidaksetujuannya.

Waktu ini, Yunho masih terduduk di tepi ranjang. Kedua siku bertumpu pada lutut dengan tangan yang sibuk mengacak-acak rambut tertekan. Bisakah Yunho izin menghilang untuk barang satu menit saja? Dia ingin melarikan diri dan meneriaki dunia karena membuatnya harus terlibat dengan masalah seperti ini.

Yunho tidak tahu apa yang harus dia lakukan ketika orang-orang itu datang. Walau sesungguhnya mereka sudah sering kali bersua dan Yunho sepatutnya telah terbiasa dan tahu harus melakukan apa, namun kenyataannya dia masih kesulitan beradaptasi. Terlebih dengan anak perempuan mereka. Gadis yang begitu ibu elu-elukan di hadapan Yunho setiap kali mereka hanya berdua. Entahlah, apa bagusnya gadis itu? Tidak pernah sama sekali masuk dalam kriteria pasangan yang diidamkan Jung Yunho. Dari awal bertemu sampai detik ini, tidak setitik pun Yunho bisa menaruh perasaan pada gadis tersebut. Bahkan ketika menatap matanya, Yunho merasa mustahil bisa menemukan hal yang spesial di sana.

Pukul enam lewat. Jung Yunho akhirnya memilih untuk menuruti perkataan ibunya. Bersiap-siap untuk menghadapi kenyataan. Berharap saja jika ada suatu keajaiban terjadi. Siapa tahu, tiba-tiba pihak seberang membatalkannya. Atau ibunya berubah pikiran. Bisa juga perempuan yang dijodohkan dengannya menyuarakan ketidaksetujuannya setelah sekian kali mereka bertemu dalam rangka acara sejenis. Membosankan dan menyebalkan. Semua itu terdengar mustahil. Nyaris tidak ada celah untuk melepaskan diri. Mungkinkah sebaiknya Yunho menyerah saja dengan keadaan? Membiarkan ibunya untuk kembali secara leluasa menyiapkan masa depannya lagi. Seperti yang sudah-sudah.

Di tengah kegiatannya menata rambut, ketukan lembut dari pintu mengalihkan fokusnya. Segera dia beranjak mendekati pintu dan menyingkapnya. Sesuai perkiraan, ibunya berdiri di sana.

"Sudah selesai? Keluarga Han sudah sampai," katanya dengan lembut. Tampak sekali senyum ceria menghiasi wajah cantiknya.

Tegakah Yunho merusak pemandangan yang begitu dikasihinya ini? Untuk sekarang, sepertinya dia tidak bisa sampai hati merusak suasana hati ibu. Maka dengan begitu, Yunho menurut dan berujar, "Enam menit lagi. Aku pastikan akan segera turun, Bu."

Ibunya cukup pengertian sebenarnya. Seperti saat ini, beliau beranggut saja dan berlalu kemudian meninggalkan putranya untuk turun ke bawah. Yunho sendiri mulai berpikir, mungkinkah selama ini dia keterlaluan? Yunho sangat menyayangi ibunya, namun untuk masalah percintaan, anak laki-laki ini tidak terlalu senang dicampuri dan ibunya sendiri tidak pernah mau menyadari.

Semakin kemari pula, semakin ibunya enggan mengerti jika Yunho ingin mendapatkan pasangannya secara mandiri, bukan lewat jalur undangan yang ibu buka ke anak-anak para rekan baiknya. Jika dipilih dua opsi antara kembali ikut ujian tes masuk perguruan tinggi atau mengikuti perjodohan, Yunho akan tegas memilih mengikuti ujian Suneung lagi dari pada menguji hidup dengan orang yang tidak dia kenal. Biar saja menderita dalam beberapa jam, dari pada menyesal seumur hidup.

Akan tetapi kembali lagi pada kenyataan. Sekejam-kejamnya waktu menyiksa, realita sejenis ini jauh lebih mematikan bagi orang idealis sepertinya. Tidak ada jalan keluar, tidak ada celah untuk melarikan diri, tidak ada ruang bebas untuk bernapas. Dia masih terikat di tempat yang sama, masih belum bisa menemukan cara untuk melepaskan diri dari perjodohan yang memuakkan ini.

Ameliorate Bond [YunGi]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant