III. Kenangan dan Cinta Masa Muda

64 17 0
                                    

"Ini pesananmu. Cukup kesal harus mengantre makanan yang biasa kau makan. Ditambah mobilku sempat macet saat berangkat ke tempat Choi San." Yeosang datang dengan keluhannya. Namun, sesuai dengan apa yang Yunho inginkan, orang ini berhasil membawa semuanya dengan selamat meski pun harus menunggu sedikit lebih lama.

"Mungkin kau harus membeli mobil baru? Jika aku jadi ibumu, mungkin aku akan khawatir tentang mobil tua itu dan melarangmu membawanya." Yunho mengalihkan perhatian dari makanan di depannya untuk memandang ke arah Yeosang yang sedang duduk di seberang meja.

"Ibuku memang selalu khawatir, namun tak pernah melarangku menggunakannya." Yeosang tentu mendengkus setelah kalimatnya. Tanpa minat berarti, dia bertumpu dagu. Pandangannya melayang ke langit-langit, seolah merenung. "Aku juga tidak bisa menggantikan mobil itu begitu saja."

"Kenapa? Masalah biaya?"

Yeosang berdecak keras. "Bukan, bodoh. Bukan masalah uang. Tetapi kenangannya. Mobil itu milik ayahku. Satu-satunya benda yang bisa dia wariskan padaku," ucapnya diiringi dengusan.

"Oh. Begitu, ya?" Yunho beranggut seolah paham maksud Yeosang menceritakan hal ini padanya. Sambil mendengarkan Yeosang, dia tetap berkerja sesekali makan juga. "Jadi, mau kau apakan mobil itu selanjutnya?" tanya Yunho tanpa peduli lagi dengan wajah Yeosang yang sedikit menyendu.

"Entahlah. Mungkin akan kumasukkan bengkel lagi." Mengangkat bahu acuh tak acuh. Yeosang mengubah posisi duduknya kembali tegak lalu bersandar santai di kursinya. "Aku harus mencari bengkel yang bagus. Kau ada saran?"

Dengan kerutan di alis, Yunho mencoba mengingat-ingat apakah dia punya bengkel langganan yang patut direkomendasikan kepada Yeosang. Hingga dia menyerah dan akhirnya menyerahkan satu tempat yang mungkin akan dihindari rekannya itu. Namun, tidak ada salahnya merekomendasi tempat itu, 'kan?

"Morgan S'oul Gracias. Kau tahu bengkel itu, 'kan?" usul pria Jung tak terkejut dengan respons berupa delikan dari lawan bicaranya.

Yeosang merengut dari kursinya. "Tidak ada tempat lain?"

"Tidak ada. Tempat itu yang paling terbaik di daerah sini. Lagi pula, apa sih yang kau takutkan?" Kali ini, Yunho mengernyit penasaran. Dia belum tahu secara jelas masalah apa yang terjadi di antara keluarga Yeosang dengan pemilik Bengkel MSG.

Tidak langsung menjawab, Yeosang perlu memandang serius Yunho. Hingga akhirnya Yeosang pun memutuskan untuk menjawab, "Ibuku dikeluarkan dari keluarga kalian karena pemilik sialan bengkel itu."

Oh ... Yunho mungkin tertarik dengan ini. Siapa sangka kalau cerita seperti ini memang ada dan terjadi di dalam keluarganya. Bukannya Yunho belum pernah mendengar kisah ibunya Yeosang, hanya saja mendengarkan langsung dari salah satu korbannya cukup menjadi bukti autentik bagi Yunho agar bisa percaya bahwa hal itu pernah benar terjadi. Yeosang memang bagian dari keluarga mereka (kata ibu), namun Yunho tidak akan pernah tahu fakta itu jika saja ibunya tidak merekrut Yeosang untuk menempati posisi sekretarisnya dua tahun yang lalu.

"Lalu, bagaimana pemilik bengkel itu melakukannya pada ibumu?"

Yeosang menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak tahu pasti, tetapi ibuku pernah bilang kalau dirinya diusir karena saudaranya memprovokasi ayah mereka sampai murka. Akar masalahnya adalah karena ibuku jatuh cinta ... yah, pada ayahku. Cinta masa muda yang sangat ditentang. Anggota keluarga membencinya dan ibuku melampaui kata mencintainya"

Yunho mulai menangkap ini. Hubungan yang tidak direstui? Tema yang cukup lumrah dalam drama aliran romansa. "Jadi, kau menduga bahwa pemilik bengkel tersebut yang memprovokasi, benar?"

"Aku juga menuduh ayahmu. Yah, maaf jika itu menyinggung."

"Tidak masalah. Aku akui, ayahku memang menyebalkan dan egois. Untungnya pria tua itu menjauh dari ibuku." Yunho terkekeh. Dia tidak peduli dengan ayahnya.

Ameliorate Bond [YunGi]Where stories live. Discover now