#4. Serba Salah

5.4K 514 29
                                    

"Bim, kamu salah paham.. Ini nggak seperti yang kamu pikirin!" tegas Nayla. Ia mulai mempertahankan argumentasinya. Bima masih berkacak pinggang dihadapan Nayla dengan netra yang menajam dan rahang kokoh yang kian mengeras, belum lagi deru nafas Bima yang nampak naik turun itu membuat Nayla paham betapa marahnya suaminya itu.

"Gimana aku nggak salah paham kalau lihat kamu mesra mesraan sama atasan kamu itu!"

"Aku nggak mesra mesraan, Bima!"

"Coba jelasin! Malam malam kamu pakai gaun malam seseksi itu dengan laki laki yang bukan suamimu! Dia bahkan menyentuh tubuh kamu, Nay! Dia meluk kamu!" Kesal Bima. Nayla menggeram kesal, ia kembali menatap Bima dengan sorot mata tajam. Ia tidak terima dengan tuduhan Bima yang tidak berdasar itu.

"Tuduhan kamu itu nggak beralasan, Bim!"

"Foto sudah mengungkapkan semuanya, Nay! Jelas jelas kamu ada main di belakang aku! Kalau memang kamu sama atasan kamu itu punya hubungan kenapa nggak kamu tolak aja lamaran aku! Kita nggak usah nikah! Pernikahan ini bukan hal main main, Nay! Aku tahu butuh waktu buat kamu untuk nerima aku, menerima kenyataan kalau aku ini suami kamu yang sah! Dari tatapan atasan kamu aja aku bisa langsung menangkap dengan jelas kalau dia ada perasaan lebih sama kamu!" kesal Bima. Nayla menatap Bima dengan sorot lebih tajam. Wanita itu menahan sejenak nafasnya sebelum akhirnya duduk di atas sofa dengan melipat kedua tangan di dadanya.

"Kamu nggak bisa jawab kan, Nay?"

"Aku mau jawab apa? Semua jawaban yang aku sampaikan semua salah dimata kamu!" gerutu Nayla. Bima membuang nafas kasar lalu kembali menatap Nayla sepintas sebelum akhirnya berlalu pergi. Nayla menggeram tertahan rasanya sudah hampir meledak saja kepalanya sekarang, ia lalu meraih beberapa foto yang teronggok di atas meja ruang tamu itu. Ia menatap kembali dengan seksama. Memang, ia tidak dapat menyalahkan Bima seratus persen karena murka hanya dengan menatap foto itu. Siapapun akan berpikiran hal yang sama hanya dengan menatap foto candid itu.

Nayla membuang nafas kasar lalu menyimpan foto tersebut didalam laci meja rias yang terletak di dalam kamarnya. Ia lalu menatap ponselnya, kali ini Nayla barusaja mendapatkan panggilan Grup dari ibu ibu PIA Ardya Gharini, grup khusus untuk ibu ibu yang berada di asrama tempat tinggal Bima. Nayla kemudian beranjak dari tempat duduknya dan bersiap untuk ikut serta dalam korve bersama ibu ibu asrama untuk mempersiapkan acara esok pagi.

Nayla berjalan keluar, ia telah mengenakan pakaian sopan dengan celana panjang dan kaos berkrag, Nayla mengunci pintunya dan meletakkan kunci di atas gawangan pintu. Ia berjalan keluar dari halaman kecil rumah dinas Bima, namun Nayla sejenak mengernyitkan dahinya saat melihat Bima datang dengan mengendarai motor maticnya.

"Ayo naik, " ucap Bima datar. Tanpa pikir panjang, Nayla segera naik membonceng Bima. Pria itu melaju dengan kecepatan sedang menuju ruang pertemuan yang akan digunakan untuk acara pembinaan dan gathering keluarga besok pagi.

"Ijin, Mbak Dharma.. " Ucap Nayla menyapa Rena yang merupakan istri dari Mayor Dharma Baratama, Komandan Detasemen Pertahanan Udara 474 Wing 3 Korps Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) Yogyakarta saat Nayla sampai di ruang pertemuan itu. Menurut Nayla, Rena merupakan orang yang sangat ramah, tidak sombong meskipun ia istri dari komandan detasemen. Rena juga menyambut hangat kedatangan Nayla dengan senyum dan pelukan.

"Dik Bima apa kabar? Kapan datangnya dari Semarang, Dik? " Tanya Rena ramah.

"Siap, Ijin, jam 3 tadi, Mbak, di jemput sama Bim.. Ehem.. Mas Bima, " jawab Nayla.

"Wah kamu pasti sibuk sekali ya, terimakasih Dek Bima bisa hadir untuk acara besok, " ucap Rena.

"Siap, Ijin, sama sama, Mbak.. Saya terimakasih juga karena sudah di undang ke dalam Grup Whatsapps, " ucap Nayla. Rena menganggukkan kepalanya sebelum menyambut sapaan dari istri anggota lainnya.

TRAPPED IN MARRIAGE √ TAMAT [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang