S I X T E E N

Mulai dari awal
                                    

"Eh, 'kok, dingin?"

"Lo pesen es kopi, bego."

"Oh, iya. Lupa." Elvara mengeluarkan sebuah novel dan menyerahkannya pada Adara, "tuh, novel lo. Udah selesai gue baca."

"Gimana? Seru, 'kan? Udah pasti, sih!"

"Nggak, masa ceweknya mati kepentok dinding? Gak lucu, padahal OP."

"Ini, 'kan, genre romantis, bego. Kalo lo mau cari genre action, gak bakal ketemu kayak begini."

"Lo kebanyakan romantisan, tapi sendirinya gak mau."

"Udah, sih, sama husbu gue."

"Gak nyata, cuy."

"Bicit kii, bibi."

"Tes, satu dua. Ekhem, pengumuman! Untuk yang bernama Solar dan Adara, tolong ke ruang Lab. Sekali lagi, untuk Solar dan Adara, tolong datang ke ruangan Lab. Terima kasih."

Elvara bertepuk tangan setelah mendengar pengumuman yang diucapkan oleh.. tidak tahu oleh siapa.

"Selamat, semoga lebih buruk, ya."

Adara terkekeh kecil seraya menatap kesal pada teman di hadapannya itu, "Semoga lo kesandung depan crush lo, ya."

===

Vara anjing, ini anak beneran, deh, kalo ngomong, besok-besok harus gue jait mulutnya.

Adara mengumpati Elvara habis-habisan dalam hatinya.

Benar, apa yang diharapkan Elvara benar-benar terkabul. Hal lebih buruk mendatangi dirinya.

Flashback

Adara memasuki ruang Laboratorium dengan malas. Saat pintu terbuka, semua tatap mata langsung tertuju padanya. Ia mencoba untuk acuh dan duduk di tempat yang tersedia.

"Baik, karena kalian sudah di sini. Bapak akan memberitahu sesuatu, dan bapak harap, kalian dapat mengikuti ini dengan senang hati." ucap salah satu dari tiga guru yang ada di depannya, dia adalah Pak Nut, guru yang sangaaaaaat "ramah".

Pak Nut menoleh pada satu-satunya guru perempuan di ruangan ini, "Bu Ispi, silahkan jika ada yang ingin Ibu sampaikan terlebih dahulu."

Bu Ispi namanya, dia adalah guru IPS yang terkenal dengan sifat menyebalkannya yang keseringan ngasih tugas gak ngotak.

"Terima kasih, Pak Nut. Saya harap pada kalian berdua untuk tidak bertengkar dan protes dengan keputusan kami, saya harap juga, kalian bisa bekerja sama nanti, ya."

"Kerjasama? Ngapain, Bu?" tanya Solar yang mewakili isi pikiran Adara.

"Makanya, dengerin apa guru ngomong!"

"Belum dikasih tau, lho, Bu."

"Oh, ya? Yaudah, bukan salah saya berarti."

Sialan.

"Ekhem, anak-anak, Ibu-ibu, tolong jangan bertengkar. Pening pala saya nanti ini." lerai seorang guru dengan badan besar yang memakai seragam yang.. cukup unik (aneh).

EnchantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang