lima

224 28 1
                                    

Keramaian mall membuat Iaros menghela napas, satu kali, dua kali, tiga kali, ahh berkali kali samapi sampai Phell kesal mendengar helaan napas itu.

"Lo kenapa sih ros? Aneh banget dah dari tadi hela napas mulu," komentar Phell dengan wajah jengkel.

"Mau mau gua lah, emak gua lo?!" Sebal Iaros menatap wajah Phell yang makin kesal.

"Asal lo tahu ya deck, gua ke mall gegara pengen cari ketenangan! Kalo rame begini terus berisik yaa gimana mau tenang!"

*Bugh

"Ancrit banget loe?! Ngapain timpuk pala gua?? Mau gelut Phell?!?!" Teriak Iaros tak terima kepala nya di pukul oleh Phell, sedang pelaku malah mengupil santai seakan akan bukan sesuatu yang serius.

"Gini ros, ada istilah ketenangan di mall yang banyak jiwa berkeliaran kesana kemari sambil memasang ekspresi beraneka ragam? Err mungkin sebagian? TAPI LO KALO MAU TENANG YA GAUSAH IKUT! NGAPAIN IKUT? DAN MAKANAN LO HABISIN ANCRIT ITU UDAH GUA TRAKTIR!"

Ungkap Phell tidak santai membuat Iaros hanya memasang wajah datar muak.

"Oke gua balik!" Balas Iaros langsung pergi dari restoran yang Phell pesan.

"JANGAN BALEK LO! AWAS BALEK GUA TENDANG PALA KAO!" Teriak Phell, kesal sudah dengan kelakuan sohib nya yang sedang badmood itu.

***

Kakinya terus membawa nya melangkah disepanjang perjalanan, namun tak lekas keluar.

Yah Iaros belum meninggalkan mall sama sekali, mungkin setidaknya lihat lihat saja akan membawa ketenangan dihatinya.

Tapi oh tapi sesuatu yang amat sangat langka sedang dilihat oleh mata kepalanya sendiri.

"MEDEA LAGI BELANJA WEH!" Heboh Iaros dengan senyuman lebar.

"(Hm? Kek ada yang manggil dah...)" Batin Medea, namun masih melanjutkan kegiatan melihat lihat buku tulis.

"(Perasaan gue aja kali.. ahaha gak mungkin lah dia)" Batin Medea sekali lagi masih fokus memilih buku tulis.

Selang beberapa menit tak kunjung Iaros mendatangi Medea, kata doi mah enakan liat dari jauh sih. Namun kebahagiaan kecil itu langsung sirna ketika Hilo- Helio datang dengan senyuman cerah ke arah Medea nya.

"Anjrit! Ada hilo nyasar!" Mood Iaros langsung hilang namun tetap memperhatikan interaksi dua orang itu.

"Ajg," umpat Iaros saat melihat tangan Medea terulur ke atas dan mengelus lembut surai perak Helio.

Doi mah cemburuan angkut, "anjrit anjrit anjrit, eh astaghfirullah astaghfirullah, DAHLAH!" Bahkan Iaros sekarang tak memperhatikan bahasanya, tertutup kecemburuan.

"Saya lama ya?" Kata Helio dengan raut khawatir, khawatir Medea kenapa napa saat ia pergi membeli peralatan lain.

"Enggak kok, lo gak lama lumayan gue bisa liat liat buku tulis disini, beli aja sebagian nanti bayar, kita cari makan dulu." Ucap Medea halus dengan senyuman manis.

"Oke sekarang gua mau tenggelemin hilo hilo apalah itu." Ungkap Iaros dengan ekspresi hampa, sudah di ujung kecemburuan.

***

"(Udah fix ini ada yang lagi merhatiin gue!)" Batin Medea was was memerhatikan sekeliling.

"Kamu gapapa?" Tanya Helio yang tengah menyantap makanannya.

"Gak, gak apa apa cuman kayak ada yang merhatiin gue gasih hel?" Terus terang Medea dengan wajah super tidak tenang.

Tatapan mata Helio yang lembut langsung berubah menjadi tajam, dengan teliti dilihatnya sekeliling tak luput satupun orang orang yang di anggap nya mencurigakan dari mata.

Namun yah namanya juga Iaros, si doi langsung tahu kalo Helio udah curiga, makanya sekarang lagi nyamar jadi tukang eskrim sambil ngeladenin para pembeli.

Ya demi gak tertangkap basah lagi ngeliatin Medea sama Helio, Iaros sampe rela rela ngomong ke manager buat kerja jadi tukang eskrim sehari doang di mall.

Awalnya gak di izinin, tapi Iaros mukanya ganteng dan karena dari tadi diliatin ciwi ciwi akhirnya si manager nerima lah, lumayan Iaros gak minta bayaran.

Iyalah, kan udah kaya, ngapain lagi minta diupah?

***

"Halo nona manis, mau pesan rasa vanilla? Hoo baiklah!"

Baiklah entah kenapa sekarang Iaros mendalami perannya sebagai tukang eskrim, dan menyajikan eskrim vanilla nya kepada pelanggan perempuan di hadapannya.

"Keren banget lo, sekarang udah mandiri jadi tukang eskrim!" Ucap Medea lantang membuat jantung Iaros hampir berhenti berdetak.

"Anjrit- kok- kok lo disini?!" Kaget Iaros tak tertahan yang membuat Medea tertawa lepas karena ekspresi bodoh di wajah sang pujaan hati.

"Yagimana ya, kan gue awalnya mau beli eskrim karena pengen aja, eh makin gue zoom ternyata bener itu lo, makin yakin gegara suara lo hahahaha." Jelas Medea yang langsung membuat eskpresi Iaros seakan baru kembali dari ambang kematian.

"Eskrim nya satu ya, kak." Pesan Medea yang membuat telinga Iaros memerah.

"Mhm,"

***

Pagi menjelang siang, siang menjelang sore. Dan kini disinilah mereka berempat.

"Plot twist banget kalian disini, kocak gua kira Iaros pulang ternyata masih disini." Kagum Phell pada Iaros yang telah berganti pakaian.

"Jadi tukan eskrim lagi pfft."

"Bacod lo cabe merah,"

"Udah udah jangan kelahi nanti saya tabok," potong Helio yang daritadi memilih diam, merenung dalam hati mengapa mereka berempat dipertemukan, dan terlebih dengan Iaros.

"Inilah akibat gaada kerjaan, kalo kita kejaan nya berfaedah." Sambut Medea dengan cengiran.

"Caelah beli buku sama peralatan sekolah SD buat apasih?" Komentar Iaros yang melihat barang bawaan Medea dan Helio.

"Buat dikasih ke panti asuhan lah," jawab Medea santai.

"Oh, nice ingfo." Balas Iaros dengan tangan yang membentuk jempol.

"Udah sore, pulang yuk! Kebetulan gua bawa mobil sama Iaros, nanti Mede sama Iaros Helio sama gua!" Kata Phell yang langsung mendapat tatapan tidak setuju dari Helio.

Namun nasi sudah menjadi bubur, Medea sudah di bawa lari oleh Iaros.

"Setan emang." Bisik Iaros prustasi yang hanya mendapat kata 'semangat' dari Phell.













Typo? Abaikan.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : May 15, 2022 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Punya Gw! [MedeaxIaros] AuOù les histoires vivent. Découvrez maintenant