Perasaan yang Sama, Tapi

26 4 0
                                    

Kalo boleh jujur
Sebenarnya ini sulit
Tapi Aku bisa apa?

                               ****
Beberapa tahun kemudian

Hari dimana Aku memulai lembaran takdir baru, ya pindah ke pesantren, ini adalah hal yang tak pernah aku inginkan bahkan rencakan. Tapi inilah takdir, Aku jadi ingat perkataan Ustad Nas guru tafsirku beliau pernah berkata,
"Bahwa yang terjadi dihidup ini melainkan semuanya adalah yang terbaik menurut Allah"

Jarak dan waktu telah memisahkan kita. Apakah jarak dan waktu juga bersedia untuk mempertemukan kita lagi?  Entahlah

"Oh ya" gumamku
Aku mengambil kotak kecil yang diberikan Rita waktu itu

Mei perlahan membuka kotak tersebut, yang pertama di temukan adalah secarik surat diatas sebuah sajadah dan tasbih

Al-Abror Ponpes, 28 Jumadil Akhir

Semoga Allah memberkahi Umurmu Aamin
Semoga bermanfaat untuk menambah semangat ibadah, tapi yang diingat Allah ya jangan Akunya, hehehe
Aku tidak tahu,
Apakah perasaan ini terbalaskan olehmu atau tidak
Yang jelas perasaan ini tumbuh saat orientasi sekolah saat itu
Ingatkah dirimu?
Lucu sekali ketika harus menatap wajah seriusmu
Akhlakmu yang baik telah membuatku terpana
Inginku mengungkapkan waktu itu juga
Namun,
Aku tidak bisa!
Ada hati yang harus  Aku jaga
Kita perbaiki dulu diri ini
Aku percaya bahwa Takdir Tuhan itu yang terbaik
Semoga semesta mempertemukan kita kembali Khaira.....
~HH

"Gus Haidar?"gumamnya

Mei tidak bisa menahan rasa harunya, ternyata orang yang di dambakan selama ini juga memiliki rasa yang sama, bahkan mengetahui tanggal milad hijriahnya yang bahkan mungkin orang tuanya tidak ingat.
Begitu bahagia hatinya,namun kenapa seketika sakit,mengingat  cintanya tak bisa menyatu karena ada penghalang diantara keduanya tapi siapa?Arsya? Pikirnya,apa hati dia yang harus dijaga oleh sang dambaan hati. Tapi Maisya percaya bahwa suatu hari dia pasti menemukan cinta sejatinya.

"Mbak Mei" sapa Alfi membuyarkan lamunanku

"Eh ,ya"jawabku

"Ayo" ajaknya, astagfirullah bahkan Aku lupa untuk pergi ke dokter. Aku ngedrop beberapa hari lalu, mungkin masih kaget tubuh ini, penyesuain

"Iya-iya, kunci motornya?"

"Udah siap semua,Mbak Meinya aja yang dari tadi ngalamun"

"Hehe maaf "parauku

"Kita ke dokter Taufiq kan"

"Ya Mbak, yang deket juga kan"

"Ayo berangkat"ajakku

******
Klinik

"Fi, dokter Taufiqnya nggak praktek"

"Sok tahu ge"

"Loo, bener tuh ada tulisannya" tunjukku ke kertas yang menyatakan hal tersebut

"La terus pie Mbak?"

"Tanya Mbak Nanda aja deh," dia adalah asisten dokter Taufiq. Aku mengenalnya karena dia teman SMA Bang Fahri

MAYDIR Onde histórias criam vida. Descubra agora