Chapter 87

2.1K 118 11
                                    

Terlalu kasar bagi seorang ksatria untuk mengatakan itu pada Duke.

Tapi Duke mengangguk dan tersenyum.

"Oke, jika Yang Mulia ingin melihat cucuku, aku akan secara pribadi membawa anak itu ke Istana Kekaisaran. Bisakah saya melakukan itu?"

"Itu tidak mungkin. Saya harus membawa Tuan Muda sekarang. "

Lyndon mengira Duke akan menolaknya, tapi secara mengejutkan Duke langsung setuju dengannya.

"Kalau begitu kita bisa pergi bersama."

Duke memanggil kepala pelayan dan memesan sesuatu.

Kepala pelayan buru-buru menuju ke suatu tempat.

"Tunggu sebentar."

Setelah beberapa saat, seorang pria masuk ke ruang tamu dan mendekati Duke.

Duke memerintahkannya, "Bawa anak itu ke sini."

Pria itu melirik Lyndon sekali sebelum meninggalkan ruang tamu.

Duke memandang Lyndon yang berdiri seperti patung dan menahan tawanya seolah situasinya lucu.

"Aku minta maaf membuatmu menunggu."

Lyndon merasa Duke mengolok-oloknya dengan tidak membawa Theor sekaligus dan malah terus-menerus memanggil orang-orangnya.

Meski begitu, dia dengan sabar terus menunggu.

Duke telah mengakui bahwa Theor ada di mansion.

Jika dia melakukan sesuatu yang berbahaya, Lyndon bisa membalikkan tempat ini untuk menemukan Theor dan membawanya pergi.

"Duke, Tuan Muda ada di sini."

Setelah beberapa saat, pintu dibuka.

Pria yang pergi setelah menerima perintah Duke datang bersama Theor.

"Oh, cucuku ada di sini."

Duke bangkit dari tempat duduknya.

Dia menatap Lyndon sejenak.

"Tuan Lindon. Bukankah kamu seharusnya menyapa? "

Pada awalnya, Lyndon tidak mengerti apa yang Duke bicarakan.

"Tn. Lyndon!"

Theor melihatnya dan segera berlari ke arahnya.

"Tuan muda......"

Dia menatapnya dan mencoba bertanya apakah dia baik-baik saja.

Tetapi saat dia bertemu mata Theor, Lyndon tidak bisa melanjutkan kata-katanya dan membuka mulutnya lebar-lebar.

Mata Theor, yang jelas-jelas biru, telah berubah menjadi merah.

***

Matahari terbenam mewarnai pemandangan ibu kota dengan warna merah.

Astelle sedang duduk di dekat jendela di ruang kerja, memandangi taman.

Tidak ada yang bisa dilakukan karena dia tidak bisa keluar dari sini.

Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu dengan sabar kabar Theor di dalam mansion.

Hana mengetuk pintu.

"Nyonya Astel."

"Hana? Apa yang sedang terjadi?"

Astelle mendekatinya, bertanya-tanya apakah ada berita tentang Theor.

Wajah Hana menjadi gelap.

Astelle secara intuitif menyadari bahwa apa yang dia bawa bukanlah kabar baik.

How to Hide the Emperor's ChildWhere stories live. Discover now