Prolog

0 0 0
                                    

Aku menatap sebuah rumah yang letaknya tepat berada disamping rumah ku yang dulunya terlihat angker sekarang sudah berubah menjadi rumah yang layak untuk dihuni. Rumah itu sempat tidak berpenghuni selama kurang lebih 10 tahun.

Meski rumah itu dibangun menggunakan material dari kayu sampai saat ini rumah tersebut masih berdiri dengan kokoh. Hanya saja sekarang rumah itu mengalami sedikit perubahan karena penghuni baru itu telah merenovasi kembali agar menandakan rumah itu sudah  ada lagi penghuninya.

Senang rasanya akhirnya rumah itu kembali berpenghuni. Mengingat betapa luasnya rumah tersebut sangat disayangkan sekali jika rumah tersebut dibiarkan begitu saja. Terlebih rumah tersebut bergaya american house yang mana membuat ku ingin sekali memilikinya, hanya saja orang tua ku tidak mempunyai uang yang cukup banyak untuk bisa membeli rumah tersebut, karena jujur saja rumah itu dijual dengan harga yang bisa dibilang mahal.

Aku berdiri tepat di depan rumah itu, sudah hampir setengah jam disana. Berjarak kurang lebih 5 meter, aku menatap rumah itu sambil mengingat-ingat kembali masa-masa dimana aku dan dia menghabiskan waktu bersama dirumah itu. Banyak sekali peristiwa bersejarah dirumah itu, meski terkesan begitu berlebihan tapi memang itulah kenyataannya.

Tidak pernah bosan diriku meski hanya berdiri di depan rumah itu. Rasanya sudah menjadi rutinitas ku di sore hari, sampai-sampai tetangga pun heran pada ku. Entahlah, bagiku tidak ada salahnya hanya sekedar berdiri di depan rumah orang, toh yang punya rumah dulunya adalah teman ku meski saat ini rumah itu bukan dirinya lagi sebagai penghuni.

Banyak orang bingung dan bertanya-tanya kepadaku, mengapa aku melakukan itu. Jika boleh jujur aku pun tidak tahu, dan aku tidak bisa menjawabnya hingga saat ini.

Tahun demi tahun aku lewati tanpanya, sampai akhirnya aku mulai terbiasa. Dan kini, usiaku menginjak 20 tahun aku bertekad pada diriku sendiri untuk melupakan segalanya, terlebih segala hal yang berkaitan dengan dirinya.

Tetapi ada satu hal yang ingin aku sampaikan pada Tuhan yaitu, tolong pertemukan aku dengan dirinya walaupun hanya sebentar.

Sangat menyedihkan bukan saat ditinggalkan seseorang tanpa diberi satu kata pun. Dan sampai saat ini, hari ini, dan detik ini juga yang tersisa pada aku hanyalah kenangan bersamanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 09, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ClarityWhere stories live. Discover now