Bab 3

13 2 0
                                    

Rima menutup pintu dan merapatkannya dengan pelan, lalu Ia menarik napas dalam-dalam.

Ia lega Profesor Sébastien masih bersedia menerimanya di kelasnya, sehingga terhindar dari kemarahan orangtuanya dan masih bisa tinggal di Paris selama 3 bulan.

Seekor kupu-kupu berwarna biru muda terlihat melintas di Lorong, suara burung entah dari mana terdengar berkicau. Rima tersenyum dalam hati, apakah dunia ikut senang melihat keberhasilanku menghadapi Professor sebastien?

Secepatnya ia  langsung membaca sekilas pertanyaan-pertanyaan yang diterima dari Professor. Pertanyaan pertama berkaitan dengan interaksi antara system hukum dan tradisi hukum. Pertanyaan kedua mengenai perbandingan common law and civil law. Pertanyaan ketiga mengenai system hukum yang diterapkan di Uni Eropa. 

Rima berpikir sesaat, It's so basic, general and boring questions, but require a long explanation,

Seketika ia teringat ucapan professor tadi, You have one hour!  

Rima segera lari terbirit-birit mencari perpustakaan hukum.

Berhasil menemukan perpustakaan, gadis itu langsung melapor pada seorang wanita yang sedang bertugas di  perpustakaan. Secepatnya  matanya menyapu ruangan perpustakaan yang luas untuk mencari tempat duduk.

Setelah menempati kursi kosong yang terdekat, Rima berusaha menenangkan napasnya yang masih terengah-engah sehabis berlarian .

Gadis itu lantas membaca kembali dengan hati-hati setiap pertanyaan yang dilayangkan oleh professor sambil membuka tas kecil peralatan menulisnya.

Ayo fokus! Seru Rima pada diri sendiri yang sudah memegang bullpen ditangannya, sambil menganalisa pertanyaan pertama.

Setengah jam berlalu, Rima berjuang memberikan jawaban yang benar dan lengkap. Ia ingin membuktikan kepada professor bahwa ia bukan mindless tourist yang dituduhkan.

Untuk menulis jawaban dengan jelas dan sistematis dibutuhkan strategi supaya tidak selalu mengoreksi tulisan dengan tip-ex; Apalagi ia harus menjaga agar tulisan tangannya tetap konsisten terbaca dengan jelas. 

Sekonyong-konyong terdengar suara  di dekatnya.

"Hi, you are the expelled girl of professor Sebastien?"

Rima menoleh, seorang mahasiswi berwajah asia menyapanya.  Ini orang beraninya menyebutku "the expelled girl"? protestnya dalam hati.
"Not yet" jawab Rima singkat. Ia tak ingin buat keributan di perpustakaan dan kembali focus dengan menjawab soal-soal dihadapannya.

"Oh it must be the professor's quiz,"

AIka menarik napas dan menatapnya tajam, sekilas tercium bau aroma  bubblegum dari gadis itu.

"Yes it is." Tanggap Rima berusaha sabar.  "Now, could you please leave me alone."

"The test is not a final test, so don't worry if you cannot answer them correctly," tanggap gadis itu cuek, tidak perduli dengan tatapan jutek Rima.

Rima melirik jam tangannya, 5 menit lagi, waktu satu jam akan berlalu. Wanita petugas perpustakaan sudah berjalan hendak menghampirinya.

Rima buru-buru membaca kembali jawabannya dan matanya membesar saat menyadari ada kesalahan yang dibuat pada soal ketiga. Shit!... shit...., ia menulis "Eropean Community" yang seharusnya tertulis "European Union."   

Petugas perpustakaan mendehem, menandakan kehadirannya sambal melirik jam tangan dan langsung meminta Rima menyerahkan quiznya.

"5 more minutes?" mohon Rima meminta perpanjangan waktu

My Days in ParisWhere stories live. Discover now