• halaman kelima.

124 21 1
                                    

“Chaer ....”

Bisikan yang menyapa lembut menyentuh indra pendengarannya.

Namun, sosok itu tidak akan mengalah untuk membangunkan sosok yang sulit dibangun.

Dengan menggoyang lembut lengannya, membangunkan sosok itu dari mimpi.

“Yuna—”

Luar biasanya, sosok itu langsung bangun dari mimpi dan matanya menggulir menyapu setiap kelilingnya.

Dan barulah sadar, cara itu pasti berhasil membangunkannya dengan sekaligus melukai batin seseorang.

“Jin-ah,” Chaeryeong merasa bersalah, melukai perasaan Ryujin yang mencintainya dengan tulus.

Apalagi baru beberapa detik menjalin hubungan tanpa perasaan cinta dalam dirinya dan lagi-lagi dia melukainya.

Ryujin hanya tersungging senyum kecut, apalagi dia bisa berharap agar gadis itu melupakan cinta pertamanya.

Ryujin akui, itu sulit baginya.

“Tidak mengapa, aku mengerti.” Ryujin mengacak rambutnya lembut, menatapnya teduh, “kita mulai perlahan.”

Memangnya dia pernah memaksanya melakukan hal yang sukar untuknya.

Gelagat yang gelisah sadari tidak hentinya mengusik ketenangan Ryujin, akhirnya tertoleh dengan raut kebingungan.

Begitupun sebaliknya dengan mengedipkan matanya berkali-kali sebelum nama mereka disebut oleh guru yang sempat mengajar di depan mereka.

Keduanya meminta maaf, lalu kembali fokus tidak dengan Chaeryeong.

Gadis itu asyik rasa gelisah sadari tadi sambil menghentakkan kakinya berkali-kali.

Ketukan kakinya benar menarik perhatian Ryujin yang amat sensitif terhadap perkara begitu.

Entah dari mana keberaniannya untuk menahan paha Chaeryeong yang tersentak.

“Jangan begitu, aku tidak suka,” bisik Ryujin pelan dan kembali fokus.

Tidak dengan tangannya, jari-jarinya mulai mengelus pahanya.

Gadis itu tersipu malu, merasa darahnya mengalir ke pipinya.

Cara itu membuatnya terasa nyaman dan memberi ketenangan untuknya.

Chaeryeong terdiam sesaat, apakah cara ini bisa melupakan seseorang gadis yang telah memiliki kekasihnya.

Apalagi itu cinta pertamanya.

Apakah Ryujin bisa mengubah perasaannya?

Apakah dia berhasil meraih hatinya?

Apakah dia bisa merampas haknya?

Apakah dia bisa membuatnya terpaling padanya?

Chaeryeong menggerakkan tangannya, meraih tangan Ryujin dan genggamnya.

Ryujin menolehkan kepalanya, melihat gadis itu tertunduk sambil mengelus punggung tangannya lalu tersenyum lebar.

Tindakannya tadi itu berhasil?

— s e n y u m a n m u —

“Bagaimana kita berkencan tiga?” Yeji berujar tanpa mengalihkan pandangannya pada kaca televisi yang memaparkan sebuah permainan yang sering ia main.

Adegan saling menembak, dan bunuh itu seringkali mereka tidak henti-hentinya bermain di apartemen milik Yuna.

“Ha, memangnya siapa yang ketiga itu? Padahal cuma kita berdua memiliki kekasih?” Yuna berujar tidak percaya.

senyuman mu • ryuryeong [✔️]Where stories live. Discover now