08. PERMINTAAN MASHIHO

900 114 17
                                    

~Happy reading~

•••••

Tertidur setelah melakukan perhelatan panas di malam yang panjang adalah sebuah pilihan yang tepat untuk mengembalikan energi yang sudah habis terpakai pada saat perhelatan panas di atas ranjang.

Seperti dua sejoli ini, mereka sama-sama tertidur dalam keadaan lelah setelah melakukan perhelatan tersebut. Beruntung, mereka sempat mandi besar sebelum akhirnya tertidur pulas di atas ranjang.

Bukan mengadakan syukuran atau party ala-ala atas terbelinya hunian baru untuk ditinggali, Mashiho dan Rena lebih memilih untuk menjadi unit apartemen baru ini sebagai tempat perhelatan malam pertama untuk keduanya. Memang mereka sudah pernah 'melakukannya', tapi pada saat itu mereka sama-sama tidak sadar dan hanya mengikuti nafsu belaka saja. Berbeda dengan sekarang, mereka 'melakukannya' dalam keadaan sadar, sama-sama mau, dan sama-sama menyalurkan rasa dalam benak satu sama lain.

Rena, wanita cantik itu mulai membuka matanya saat otaknya mulai merespons adanya sentuhan yang menganggu tidur cantiknya. "Bangun.... Badan lo berat banget." Ucapnya dengan suara parau.

Mashiho menggeleng kecil sembari terus mengeratkan pelukannya kepada Rena. "Minggir, gue mau ke kamar mandi." Tukas Rena membuat pemuda Takata itu akhirnya mau melepaskan pelukannya.

Rena segera beranjak dari atas ranjang, mengikat rambutnya dan pergi berlalu kedalam kamar mandi.

Mashiho, pemuda tampan yang memiliki wajah imut itu langsung duduk di tepi ranjang dengan kondisi mata yang masih terpejam. Ia menguap sembari mengusap kasar wajah tampannya itu.

Klek

Tak berselang lama setelah itu, Rena keluar dari dalam kamar mandi. Ia berkacak pinggang, melihat tingkah suaminya itu. "Cuci muka, gosok gigi." Titahnya membuat Mashiho mengangguk nurut.

Pemuda berkebangsaan Jepang itu lantas berdiri, kemudian berjalan gontai menuju kamar mandi. Rena menggeleng kecil melihat suaminya itu. Entah dorongan dari mana, wanita cantik itu tiba-tiba merangkul sosok suaminya itu, ia merangkul sembari menggerakkan tubuh Mashiho sampai di depan pintu kamar mandi.

"Masuk, sana! Buka matanya." Tukasnya berhasil membuat pemuda berkebangsaan Jepang itu membuka matanya sempurna.

"Masih pagi, Ren. Jangan marah-marah." Ucap Mashiho dengan suara parau.

"Iya sayang, ga marah-marah kok. Cuma kesel aja liat suamiku ini lelet bangettt." Balas Rena, gemas sekaligus kesal.

"Ren, l-lo ngakuin gue sebagai suami lo?" Balas Mashiho, speechless.

"Penting banget emang? Lagian dapet pengakuan yang sah dari agama dan negara itu lebih baik kalo menurut gue." Jelas wanita cantik itu sembari mendorong pelan bahu Mashiho untuk masuk ke dalam kamar mandi.

"Tapi itu semua gak ada artinya kalo lo sendiri gak mau ngakuin pernikahan ini." Balasnya berhasil membuat Rena diam.

"M-maksud lo?"

"Gue mau mandi, lo tunggu di pantry. Jangan masak, pesen makanan aja di hp gue."

Ditatap layar handphone itu dengan perasaan ragu. Sudah lima menit Rena diam di pantry dengan memegang handphone milik Mashiho yang belum sempat ia buka sama sekali. Wanita cantik itu terlalu takut dan segan untuk membuka benda privacy itu. Selama berpacaran dengan Haruto pun, Rena tidak pernah sama sekali mengecek ataupun sekedar membuka lockscreen di handphone milik kekasihnya itu.

STRANGER SOULMATE - MASHIHOWhere stories live. Discover now