24. Tonight, You're Mine

233 79 263
                                    

Mafu melemparkan tikus got ke mulut terbuka lebar sosok menyeramkan yang tiba-tiba mengagetkan ia dan Soraru.

"Ayo larrrri, paman!"

Soraru mengikuti instruksi bocah bersurai salju itu dan berlari dengan terseok-seok sambil mendekap sebuah tengkorak.

"Lepaskan itu, paman! Mau kau buat jadi jimat?!" Mafu menendang tengkorak yang sedaritadi dibawa Soraru dan tengkorak itu menggelinding tepat ke kebun orang dan membuat pemilik kebun mendadak sawan.

Mafu dan Soraru berlari sejauh mungkin dari sosok aneh, gondrong dan menyeramkan di gubuk tua tadi.

"Tunggu. Aku lelah," keluh Soraru.

Mafu menghentikan langkahnya, membantu om-om bersurai raven itu bersandar pada pohon berduri di belakangnya.

Gelapnya malam membuat mereka tidak mengetahui kalau mereka berada di perkebunan kaktus.

"Sebentar, aku coba cari bantuan." Mafu hendak melangkah kakinya, meninggalkan Soraru, tetapi lengannya tertahan.

"Aromamu... manis...."

Pandangan Soraru berkabut, ia menarik Mafu perlahan semakin mendekat ke arahnya.

Malam itu, Mafu melihat manik blue saphire yang teduh milik Soraru berubah merah menyala dan sorotan cahaya bulan berpantulan dengan gigi taring Soraru.

Mafu membuka matanya lebar, ia bersiap berteriak. Tetapi pria itu membekap mulutnya. Tak lama kemudian ia merasakan sesuatu yang tajam menusuk bahunya.

Mafu tak bisa bergerak dan berteriak. Matanya sudah basah. Ia takut, ternyata Soraru adalah vampir.

Beberapa saat kemudian, keduanya kehilangan kesadaran.

Saat terbangun, Soraru menyesali perbuatannya pada bocah itu. Luka gigitan yang dibuatnya sangat dalam. Ia semakin khawatir saat melihat Mafu terbaring dengan wajah sangat pucat, nadinya lemah dan suhu tubuhnya dingin.

"Jangan mati! Woe!"

Untungnya, pagi itu ada penduduk yang berada tak jauh dari mereka. Soraru pun segera meminta mereka menolong Mafu.

Cerita panjang Soraru adalah pengiring perjalanannya bersama Lon dalam pencarian Mafu.

"Setelah itu, aku janji sama Mafu nggak akan menghisap darah lagi. Sebenarnya aku sendiri bingung, darimana wujud vampirku ini. Padahal dulunya aku manusia," papar Soraru, menjelaskan detail kejadian masa lalunya pada Lon.

"Oh ya?" cicit Lon sambil menyipitkan matanya.

Soraru berdecak lalu menjetikkan jarinya ke dahi Lon. "Beneran. Aku ni dulunya raja."

"Raja? Berarti kamu punya selir banyak dong? Dih pakboi."

"Nikah aja belom. Padahal waktu itu, dua minggu lagi hari pernikahanku. Tapi vampir itu menghancurkan semuanya."

Di tengah perjalanan mendaki bukit teletubies, tak jauh dari tempat berdiri, Soraru mencium bau yang sangat familiar baginya.

Aroma Mafu.

Bukan, tapi darahnya.

"Kenapa... darah Mafu berceceran begini?" Soraru menempelkan telunjuknya pada bercak darah di tanah.

Lon memicingkan mata dan melangkahkan kakinya perlahan. "Soraru, kayaknya... bercak darah ini mengarah ke suatu tempat."

◆◇◆◇◆◇◆◇

➌ 『𝕿𝖍𝖊 𝕮𝖍𝖔𝖎𝖈𝖊』 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang