Silent Voice || Pembalasan

863 141 23
                                    

"Hei bisu! Bagaimana kabarmu? Masih menyusahkan orang juga ya?" suara seseorang membuat Jisoo tersadar dari lamunannya.

Jam pelajaran telah usai, namun karena kondisi tubuhnya yang tiba-tiba saja menurun membuat Jisoo memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya barang sekejap saja.

Brak..

Namun sepertinya ia tidak diizinkan untuk itu.

Gebrakan yang begitu kuat membuat Jisoo semakin takut apalagi ketika menyadari bahwa hanya tinggal dirinya dan sang pelaku sajalah yang masih berada di dalam kelas.

"Kau tuli juga ya?!" sarkas Naeun sebagai pelaku penggebrakan. "JAWAB SIALAN!" tangan gadis itu mulai menarik rambut Jisoo kebelakang yang membuat bungsu Kim merintih kesakitan.

Jisoo mencegah pergerakan Naeun yang semakin kuat mencengkram rambutnya dengan cara menahan lengan gadis Lee.

"Ternyata kau sudah berani ya." senyuman penuh misteri ditunjukkan oleh Naeun yang membuat Jisoo semakin gemetar dalam ketakutannya.

Brak..

Kepala Jisoo diantukkan secara kasar, yang membuat pandangannya seketika berkunang-kunang.

"Hei!" teriakan dari seseorang membuat Naeun seketika menghentikan aksi penindasannya tersebut.

Dari arah pintu masuk kelas mereka berada terdapat dua orang yang sedang berdiri tegap disana.

Perlahan namun pasti, kedua wanita tersebut melangkahkan kakinya menuju ke arah dimana ia dan Jisoo.

"Apa yang kau lakukan Lee Naeun?!" tanya Seohyun tegas. Ia merupakan salah seorang dari kedua wanita tersebut dimana ia juga menjabat sebagai guru seni sekaligus wali kelas III-2.

"Mengapa kau menindasnya?" tanyanya lagi. Tangannya menelusuri setiap tubuh Jisoo guna mengecek luka apa saja yang diberikan oleh Naeun.

"Dia itu cacat seonseangnim, dia tidak pantas berada disini. Sekolah ini hanya menerima orang yang sempurna, bukan bisu seperti dirinya." ucapnya sarkas dengan memandang tajam Jisoo.

Ck...

Decakan kecil itu mengalihkan perhatian Naeun dari Jisoo. Ia merasa terhina ketika seseorang melakukannya ketika ia sedang berbicara.

"Kenapa?! Kau tidak suka dengan apa yang kau katakan." kesalnya kepada seorang wanita disebelah Seohyun.

"Lee Naeun dimana sopan santunmu!" marah Seohyun ketika merasa Naeun sudah diluar batas.

"Kau tahu," ujar wanita disebelah Seohyun "Sepertinya kedua orangtuamu telah salah mendidik dirimu ya!"

"Siapa kau dengan seenaknya menghina orangtuaku? Ini tidak ada hubungannya dengan mereka. Kau tidak mempunyai hak untuk mengatakan itu sialan!" dapat terlihat dari wajahnya yang sangat memerah bahwa Naeun sudah hampir berada diambang batas kesabarannya.

"Aku? Kau ingin tau siapa diriku? Benarkah itu?" tanya wanita itu dengan menyibakkan rambutnya ke belakang.

Selagi wanita tersebut menghadapi Naeun. Seohyun dengan sabar menuntun Jisoo untuk keluar dari ruang kelas tersebut dan membawanya ke ruang kesehatan sekolah.

"Tunggu sebentar ya! Seonseangnim akan mencari obat untuk lukamu dahulu." ujarnya memberi perintah kepada Jisoo.

Dengan perlahan, Jisoo membaringkan kepalanya ke atas bantal yang tersedia. Ia memandang langit-langit dengan tatapan kosong.

"Jisoo-ya." panggil Seohyun membuat Jisoo tersadar dari lamunannya.

"Jangan pernah merasa rendah diri dengan keadaanmu. Semua orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tentu saja kau merasa sakit hati dan sedih saat seseorang menghinamu seperti tadi, tapi kau harus selalu ingat jangan terlalu terpuruk dalam keadaanmu, kau harus bangkit dan buktikan kepada mereka bahwa kau bisa melebihi dari apa yang mereka capai. Jadikan hinaan tersebut menjadi pemacu untukmu agar dapat maju. Mengerti?" Jisoo hanya dapat mengangguk guna menanggapi perkataan wali kelasnya tersebut. Tapi di dalam benaknya ia berpikir apa yang dikatakan oleh Seohyun tersebut benar adanya.

Ia harus dapat membuktikan kepada semua orang yang menghinanya bahwa ia tidak seperti yang mereka katakan.

Ia juga harus membuat keluarga Lee merasa bangga dan bersyukur karena telah mengadopsi walaupun tidak ada tuntutan dari mereka untuk melakukan hal itu, karena ia tahu keluarga Lee menyanyangi dirinya tulus apa adanya.

"Dan kau harus juga banyak tersenyum. Beritahu kepada semua orang kau memiliki senyum terindah yang tidak miliki oleh orang lain." Seohyun menuntun mulut Jisoo membentuk lekukan kecil menampilkan sebuah senyum yang sangat indah.

"Begitu lebih baik."

"Himnae!"

~S.I.L.E.N.T.V.O.I.C.E~

Kembali ke tempat dimana Naeun dan wanita tadi berada.

"Aku? Kau ingin tau siapa diriku? Benarkah itu?" tanya wanita itu dengan melipat tangannya di bawah dada.

"Aku Kim Yoona, putri sulung dari Kim Hyunbin dan Kim Yejin. Apakah kau mengenal mereka? Ah, sepertinya itu tidak mungkin melihat dari sikapmu ini kau sepertinya terlalu kampungan untuk mengetahui hal tersebut." yang benar saja, tidak mungkin dirinya tidak mengetahui siapa itu Kim Hyunbin.

Dia merupakan seorang pengusaha terkenal, yang juga memiliki istri yang sangat cantik jelita dan awet muda walaupun sudah menginjak kepala lima.

"Tetap saja, siapapun itu bahkan jika kau anak Kim Hyunbin sekalipun aku akan memberikanmu hukuman karena telah mengganggu kegiatanku."

"Mengganggu kau bilang?! Hei sadarlah bocah! Kau lah yang mengusik ketenangan orang lain, kau yang mengganggu gadis lugu itu bahkan dia tidak bisa berbuat apa-apa terhadap dirimu. Jadi, karena aku orang yang baik aku akan membantu dirinya memberikan balasan kepadamu." ujarnya mendekat kepada Naeun.

Tangan Yoona kini terulur menyentuh waja Naeun. Perlahan ia mencengkram dagu gadis antogonis tersebut membuat Naeun meringis kesakitan.

"Lepaskan sialan!" sentak Naeun tak terima.

"Ck, bahkan aku belum memulainya loh."

Dengan gerakan cepat Yoona menarik rambut Naeun ke belakang membuat gadis Son mendongak dengan mata yang memerah.

Ia melemparkan kepala gadis itu ke lantai sehingga bunyi benturan keras terdengar begitu nyaring di dalam ruang kelas yang sepi ini.

Brak!

Suara pintu yang di dobrak keras itu mengalihkan perhatian Yoona dari Naeun.

Di ambang pintu tersebut, ia melihat dua orang gadis yang memandangnya nyalang.

"Yak!! APA YANG KAU LAKUKAN KEPADA NAEUN HAH??!!" kedua gadis tersebut segera menghampiri Naeun yang terbaring di lantai.

"Baru begitu saja. Dasar lemah!" ejek Yoona yang diiringi oleh kekehan dari mulutnya.





















#HiEveryone

Akhirnya, bisa update juga.
Makasih loh yang udah nungguin cerita ini, bahkan ada yang relain paketnya untuk dm-in aku biar nih cerita lanjut. Gak papa, gak ngeganggu kok malahan aku senang banget karena tau ada orang yang suka sama ceritaku.

Love you guys!!

Silent Voice | JisooWhere stories live. Discover now