#12 - 𝘋𝘳𝘦𝘢𝘮𝘪𝘯𝘨 𝘰𝘧 𝘚𝘦𝘳𝘦𝘯𝘪𝘵𝘺

1.1K 242 10
                                    

'✦ᤳᤳᤳ𖧧 '

art by : akmr_knst_ on twt

幸せな読書 ~

"Aether!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aether!"

Dari kejauhan, sang terkasih memanggil namanya. Bibir pink nya mengulas senyum manis bagaikan teh yang diberi gula. Aether yang mendengar itu langsung menghampiri si gadis.

Aether menjawab, "ada apa (name)?"

"Windwheel Aster ini untukmu!"

"O-Oh, terima kasih banyak. Aku menyukainya"

Aether menerima bunga pemberian si gadis dengan senang hati. Senyumnya membuat (name) terpaku beberapa saat. Kemudian dia membalasnya dengan senyuman kembali.

"Ngomong - ngomong Aether, Rasanya sudah lama sekali sejak kita pertama kali bertemu" ucap (name) mengingatkan Aether seekor Seelie Emas yang gemetaran

"Kamu benar." balasnya

(name) menyandarkan dirinya pada bahu Aether. Mereka saling menyandarkan diri di bawah pohon besar Windrise. Suasana ini, membuat keduanya larut dalam keheningan.

"(name), aku ingin menanyakan hal ini dari awal."

Suara Aether yang menandakan serius itu membuat (name) langsung terbangun dan menatapnya

"Tanyakan saja"

Aether berpikir sejenak, "Kalau suatu hari nanti diantara kita bertemu saudariku, apa yang akan kamu lakukan?"

(name) tidak langsung menjawab, Dia kebingungan saat ini. Disatu sisi dia sudah berjanji akan terus mengikuti Aether kemanapun dia pergi. Di sisi lain, dalam hatinya dia bertanya - tanya.

Akankah saudarinya, mau menerima makhluk asing seperti dirinya? (name) tidak pernah tahu hal itu.

"Aku... aku tidak tahu. Aku ini mahkluk asing yang diasingkan. Memangnya saudarimu tidak akan curiga...?"

Aether mengerutkan dahinya, "Apa maksudmu?"

"Maksudku, kalau saudarimu mengira aku ini orang yang tidak baik, bagaimana kalau dia membunuhku?"

"Lalu... dari awal aku bertemu denganmu Aether, aku tidak tahu apa tujuanku untuk hidup. Jadi aku membuat janji untuk selalu melindungimu." Lanjut (name) dengan tatapan sendunya.

Aether selalu merasa tidak berguna jika gadis itu terus mengatakan 'akan melindunginya'. Disaat itu dia kehabisan kata - kata.

Kecanggungan yang disadari (name) ini langsung berubah ketika (name) mengajaknya jalan - jalan disekitar.

"Tolong! Tolong!!"

Suara jerit meminta bantuan dari semak belukar jauh sana membuat kedua pasangan itu langsung berniat memeriksanya. Alangkah terkejutnya Aether dan (name) melihat sebuah Ruin Guard yang hampir menginjak seorang anak kecil

Dengan cepat, (name) melompat dan menendang Ruin Guard itu hingga terduduk. (name) membawa anak kecil yang menangis itu menjauh

"Sisanya serahkan padaku"

Aether mengeluarkan pedangnya dan menginfusnya dengan Anemo. Menusuk titik buta Ruin tersebut.

"Tadi itu hampir saja, kamu baik - baik saja?"

"Um! Terima kasih kakak sudah menyelamatkanku, kakak baik"

Aether dan (name) senang mendengarnya, anak kecil itu pamit dan pulang. (name) termenung dan menengadah ke atas. Langit biru cerah dengan awan yang menghiasi, hal itu memanjakan mata sang gadis.

Aether melangkahkan tungkainya, berdiri disamping (name). Tatapannya lurus menghadap depan, penuh dengan tanda tanya.

"(name), apa alasanmu melindungiku?"

"Kamu masih bertanya? Tentu saja. Karena kamu adalah penyelamatku. Seorang penyelamat itu harus dilindungi juga bukan?"

"Lagipula, suatu hari nanti, aku pasti pergi. Ketika kamu sudah menemukan rumah... dan tinggal bahagia bersama saudarimu"

"Kalau begitu, kamu juga penyelamat hidupku!"

(name) terkejut mendengar Aether yang berteriak. Teriakannya bukan teriakan biasa, seolah - olah dia tak ingin sang kasih menanggung beban sendirian.

(name) berbalik badan. Ia menatap Aether. Tatapan yang penuh arti.

"Kamu juga... kamu penyelamat bagiku. Kamu selalu menghiburku ketika aku sedih, kamu selalu ada disisiku setiap saat aku membutuhkanmu!"

"Kamu juga selalu menenangkanku ketika aku khawatir karena Lumine! Karena itu, kita harus tetap bersama! Aku yakin Lumine tak akan keberatan dengan keberadaanmu..."

Aether hampir menangis. Tidak. Dia benar - benar menangis. (name) langsung memeluknya dan mengelus surai kepang satunya.

"Kamu jadi menangis... ini pasti salahku ya. Maafkan aku ya. Aku hanya mengatakan apa yang aku pikirkan..."

"Apa yang kamu lakukan (name)!? Sudah tahu Aether mempunyai rasa simpati yang tinggi. Hatinya terlalu lembut untuk disentuh. Kamu masih saja membuatnya menangis, dasar." batin (name) kesal pada dirinya.

Setelah Aether bisa tenang dan mengatur nafasnya, dia baru bisa menjawab "Itu bukan salahmu."

"Kita bisa melindungi satu sama lain. Mulai sekarang, kamu tidak boleh terlalu lama bersedih. Nanti saudarimu akan ikut sedih juga, benar?" Ucap (name)

"Baiklah... Aku mengerti"

Sejak hari itu, Aether sudah jarang bersedih. Dia selalu bersemangat menghadapi petualangannya. Kesehariannya bersama (name) dan Paimon sangatlah menyenangkan. Termasuk dimana hari kamu menyatakan cintamu padanya.

Kenangan tinggallah kenangan.

Kamu mengira ini mimpi? Sadar. Bangunlah. Ini adalah kenyataan. Ini adalah ingatanmu bersamanya. Kenanganmu yang membuatmu menyayanginya melebihi siapapun.

Bangunlah dari tidur panjangmu. Sudah cukup dengan penderitaan dan masa lalu pahit yang ia tanggung. Sekarang kamu harus bergerak menghadapi kenyataan.

Takdir telah bergerak. Akankah seorang dirimu bisa melawan takdir? Takdir tidak dapat dirubah, tetapi kita bisa mencegah takdir.

Hingga saat ini, hari yang dia takutkan terjadi. Kamu terbangun dengan mengayunkan pedangmu. Sesuatu keluar dari perutmu. Kamu bisa tahu kalau ini adalah Energi Abyssal. Samar - samar pandanganmu mengarah kebawah.

Tumpah darah mengalir melalui benda yang menusuk perutmu. Kamu terlambat menghindarinya, hingga benda itu terlepas dari tubuhmu. Kamu pada akhirnya kehilangan keseimbangan. Sesosok laki - laki berusaha menggapaimu,

Mengejarmu,

menangkapmu,

dan mendekapmu.

Dialah tuanmu, Aether.





































".... TIDAAAAAAK!!!"

".... A- Ae... ther..."

'✦ᤳᤳᤳ𖧧 '

To be continued.

✦「 𝗕𝗲𝗮𝘂𝘁𝗶𝗳𝘂𝗹 𝗦𝗲𝗲𝗹𝗶𝗲 」⊹ 𝐀𝐞𝐭𝐡𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang