06. Gara-gara Demo

89 16 2
                                    

Rindu memasukkan kunci rumah ke dalam tasnya.

"Kamu serius mau ke sana?"
Rindu menghela nafas. Gavin terus mempertanyakan pertanyaan yang sama setelah tahu istrinya ditugaskan untuk meliput Demo. Dia takut terjadi apa-apa dengan Rindu. Bagaimana jika berakhir ricuh? Gavin sangat khawatir.

"Udah ah, nanya itu terus" Rindu berjalan ke arah MoRi.

MoRi adalah nama motor pemberian Gavin. Di awal pernikahan mereka, Gavin memberikan motor pada Rindu untuk dipakai bekerja, oleh Rindu motor Bit merah itu dinamai MoRi yang berarti Motor Rindu.

Sebenarnya mertua Rindu ingin memberikan mobil kepada menantunya sebagai hadia pernikahan, tapi Rindu menolak karena Gavin sudah membeli mobil sendiri untuk mereka berdua.

“..." Gavin mengekori istrinya
.
"Aku ke sana nggak sendiri loh mas, dan nggak ikut demo juga"

"Tapi kan.."

"Coba lihat! Udah jam 8. Ayok ah berangkat" kata Rindu menunjukan jam coklat yang melingkari pergelangan tangan kirinya.

"Mau lihat dulu yang lama untuk stok di kantor" Gavin mengapit wajah Rindu untuk dia tatap.

Rindu mencebik, tapi juga memeluk punggung Gavin "Jangan yang lama juga. Kita bener-bener bakalan telat kalau nggak berangkat sekarang"

"Hati-hati ya, kabari mas kalau sudah sampai di lokasi. Jangan ngebut di jalan" kata Gavin melepaskan Rindu dengan tidak rela. Dia masih tidak rela istrinya pergi meliput berita Demo.

"Iya. Emangnya aku pembalap apa? Ngebut-ngebutan di jalan" kata Rindu terkekeh.

"Aku berangkat ya, mas juga hati-hati di jalan"

Brumm

Gavin masih menatap kepergian Rindu hingga Rindu berbelok di tikungan.

"Siapa sih yang suruh-suruh Rindu meliput berita demo?!" Kesal Gavin masuk ke dalam mobil sambil misuh-misuh.

****
Saat jam istirahat mkan siang, Gavin uring-uringan di dalam ruangannya. Dia tidak ke kantin untuk makan siang, karena rindu sudah menyiapkannya bekal makan siang dan Gavin sudah mengosongkan kotak bekalnya dari 10 menit yang lalu.

Setelah menerima pesan dari istrinya pada pukul 10, Gavin tidak menerima kabar apa-apa lagi. Dia ingin menghubungi duluan, tapi dia takut menganggu pekerjaan istrinya. Yang bisa dia lakukan sekarang adalah menunggu Rindu mengiriminya pesan atau menelponnya.

Tok tok tok

"Masuk"

Linda memberitahu Gavin jika pak Zafran memintanya untuk ke ruang kerja beliau. Gavin mengiyakan.
Laki-laki dengan baju batik itu membereskan kotak bekal makan siang dan menaruhnya di atas meja. Gavin akan mencuci Tupperware sebelum menyimpannya ke dalam tas, dia kapok diomeli Rindu karena tas Gavin jadi bau makanan sisa yang menempel di tupperware yg belum dicuci.

"Jangan hilang! Rindu bisa marah besar" kata Gavin menunjuk Tupperwarenya sebelum meninggalkan ruangan. Seolah benda itu bisa berjalan pergi sendiri dari ruangannya.

Dia pernah menghilangkan Tupperware sebanyak 5 kali dan tiba-tiba lupa ingatan dimana terakhir kali dia menaruh benda itu. Pernah suatu hari saat Gavin kehilangan Tupperwarenya, dia membeli yang baru yang sama persis seperti yang hilang. Tapi Rindu langsung tahu gara-gara stiker harga yang masih menempel pada benda itu.
Yang lebih membuat Gavin tercengang adalah komentar Rindu saat perempuan itu mengomelinya.

"Mas beli dimana? Mahal. Kemaren aku beli lebih murah dari ini tau?!"
Dan Tupperware mahal itu adalah Tupperware yang dia bawa hari ini. Rindu tidak akan menyiapkannya bekal makan siang lagi jika benda itu hilang.

Harta Tahta Kesayangan SuamiKde žijí příběhy. Začni objevovat