CHAPTER 14

934 115 30
                                    

Yibo terdiam dalam keterkejutan yang nyata sambil merengkuh tubuh Xiao Zhan yang kini tak sadarkan diri. Tangan Yibo menekan luka yang terus mengeluarkan darah dari perut Xiao Zhan.

Melihat hal itu, Sean memberikan perintah pada orang-orang Hangeng yang terluka dan masih ingin melakukan penyerangan untuk mundur. Dia mencoba berbicara pada Yibo tapi seolah Yibo tuli akan apa pun yang ada di sekitarnya.

"Jun ki, bawalah Yibo keluar dari sini secepatnya. Jika Hangeng menemukannya masih hidup, kau tahu bukan bahwa aku yang mungkin akan berhadapan langsung dengan Yibo," pinta Sean pada Jun Ki.

"Sean, apa kau baik-baik saja?" tanya Jun Ki khawatir.

"Tentu saja. Jangan khawatir. Hangeng tidak akan membunuhku untuk kedua kalinya."

"Sean ...." Jun Ki tak banyak bertanya lagi. Sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan. Hanya saja, mengetahui Sean hidup dengan baik itu sudah lebih dari cukup. Sejak dulu, Jun Ki menaruh hati pada Sean karena mengetahui bahwa  Sean telah memilih Yibo, Jun Ki mundur perlahan. Bahkan dia tidak pernah mengatakan rasa sukanya terhadap Sean.

"Pergilah," ucap Sean yang langsung memalingkan wajah  merasakan kekecewaan yang begitu nyata tepat di hadapannya.

"Ayo bawa Tuan muda ke mobil segera!" perintah pengawal Jerry yang langsung bergegas turun setelah atas perintah Sean, semua orang yang terluka dan hendak menyerang mereka mundur dan pergi dari sana dengan cepat.

Yibo yang tersadar setelah ditepuk oleh Jun Ki segera mengangkat Xiao Zhan mengikuti pengawal itu yang menunjukkan arah.

Mereka berhasil keluar dari gedung itu lewat jalur belakang karena di jalur depan, sudah pasti orang-orang Hangeng, para tamu undangan, media massa  dan para karyawan akan berlarian dan tersebar mencari perlindungan sendiri sebelum polisi datang.

Jerry menyipitkan mata lalu membuka pintu mobil ketika melihat Yibo datang dengan membawa Xiao Zhan dalam gendongannya.

"Apa yang terjadi?" tanya Jerry kaget melihat kondisi sang putra yang tak sadarkan diri dan tangan Yibo yang berlumuran darah.

"Tuan muda telah ditusuk. Dia harus dibawa segera ke rumah sakit. Banyak darah yang tadi sudah keluar," lapor pengawal Jerry sambil membungkuk hormat.

"Masukkan Xiao Zhan dengan hati-hati." Jerry meminta Yibo untuk masuk ke dalam mobil mewah yang memiliki ruang yang cukup lebar dan panjang itu.

Yibo segera memasuki mobil dan menaruh Xiao Zhan di atas kursi panjang yang lebih mirip sofa itu. Tangan Yibo menekan pada area luka tusuk di mana dari sela-sela jari Yibo yang telah berwarna merah itu telah merembes cairan merah yang begitu kental.

Jerry yang melihat pemandangan yang menakutkan itu segera meraih pergelangan tangan sang putra, wajah Jerry berubah pucat ketika hampir tak merasakan denyut nadi Xiao Zhan.

"Carilah rumah sakit terdekat dan cepat lajukan mobilnya!" perintah Jerry pada supirnya.

Sedangkan Victoria dan Jun Ki yang duduk di depan hanya terdiam dan hanyut pada pemikiran mereka masing-masing di mana Victoria merasa melihat Jerry dengan versi yang berbeda. Terlihat sifat orang tua yang terlihat sangat bertanggung jawab. Berbeda dengan keseharian yang ia temui. Terkadang Victoria ingin bertanya pada dirinya sendiri apa yang ia tidak miliki dan dimiliki Bing Bing? Apa yang kurang darinya hingga Jerry bisa berpaling darinya?

Sedangkan Jun Ki masih terdiam dengan bayangan wajah Sean yang terlihat begitu terluka. Ingin sekali Jun Ki menampar sahabatnya agar tersadar bahwa kekasihnya juga menderita. Tapi rasanya ia terlalu ikut campur dalam hubungan mereka jika ia melakukannya. Terlebih saat ini mungkin hal yang wajar Yibo tak mendengar siapa pun sebab Xiao Zhan terluka karena berusaha melindunginya. Sama seperti apa yang Sean lakukan untuknya.

The Heart You HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang