Zhan menatap Wangji. "Benarkah itu?" tanya Zhan.

"Tidak." jawab Wangji.

"Kau dengar sendiri bukan?" balas Zhan.

"Apa kau pikir dia akan bicara jujur saat kau sudah mengatakan kalau kau lebih menyukai melon dibanding pisang?"

"Cih, lagi pula dia mentraktir ku karena kita sudah berteman tidak lebih! Sekali lagi kau bicara akan ku sobek mulut mu itu bajingan menjijikkan!"

Brakkkkk!

Feiyu mendobrak meja dengan kasar. "Hey kau tidak mengaca, kau duluan lah yang cari masalah!"

Zhan tidak menanggapi nya, ia menaikan kedua bahunya acuh sambil menatap bibi kantin yang sudah membawakan pesanan nya.

"Yunxi kita pergi saja dari sini, ayo!" Feiyu menarik tangan Yunxi.

"Seharusnya dari tadi, kenapa baru sekarang mau pergi?" ucap Zhan menatap menoleh ke arah Feiyu.

"Shit! Ayo Yunxi!" emosi Feiyu.

Setelah kepergian mereka Zhan hanya tersenyum puas. "Akhirnya pergi juga mereka!"

"Cepat makan." Wangji pun ikut pergi juga dari sana.

"Huh?" Zhan tidak terlalu peduli dengan kepergian Wangji yang penting tagihan makanannya dia yang bayar. 

Sementara Yibo memilih kebelakang sekolah untuk menenangkan pikiran. Ia masih tidak percaya Yunxi berselingkuh dibelakang nya.

Trengggggggg!

Bel masuk berbunyi, Yibo bergegas kembali masuk kedalam kelas disana ternyata Zhan belum kembali mungkin dia masih menikmati makanannya.

"Wangji duduk di tempat mu." ucap guru yang baru saja datang juga.

Yibo duduk di kursinya dengan santai.

"Kemana lagi anak nakal itu? Apa dia belum datang?" tanya sang guru.

"Sudah datang pak, tapi saya lihat sepertinya dia sedang makan dikantin." jawab Kris.

Cklekkkkkk.......

Pintu kelas terbuka. "Ada apa lagi?"

"Kemana saja kau?"

"Sarapan di kantin." jawab Zhan santai.

"Ini sudah waktunya masuk kelas bukan makan." sarkas nya.

"Aku belum makan sama sekali, memangnya bapak mau melihat anak murid bapak yang pingsan di kelas karena kelaparan." jawab Zhan dengan lancar. "Lagi pula pelajaran belum dimulai kan?"

"Cepat duduk, berdebat dengan mu tidak akan ada ujung nya."

"Tentu."

Selama jam pelajaran mulai Zhan terus menatap keluar jendela kini sedang mendung. Zhan sangat takut hujan turun karena ia mengkhawatirkan ibunya dirumah seorang diri.

"Xiao Zhan! Apa kau mendengarkan aku?!"

"Ya." jawab Zhan tanpa menoleh ke sang guru.

"Guru mu didepan bukan di jendela cepat lihat kemari." jengkel guru itu pada Zhan.

"Aku hanya perlu mendengar bukan menatap mu, pak." acuh Zhan.

Tidak lama hujan turun membuat Zhan tambah panik. Ia segara bangkit dan merapihkan buku-bukunya.

"Mau kemana kau?!"

"Pulang." jawab Zhan dengan terburu-buru. "Kali ini aku sungguh minta maaf, aku harus pulang dulu!"

Kau Takdirku! [Yizhan] Where stories live. Discover now