LOST| 25 Akhir dari perjalanan

Depuis le début
                                    

"Argh" Rizky berteriak kencang menyalurkan tenaga nya, berharap pohon ini bisa menyingkir dari tubuh teman-temannya. Air matanya mengalir dengan sangat deras, menyatu dengan air hujan yang turut membasahi wajah nya yang memerah, tangan nya tidak berhenti berusaha untuk mengangkat batang pohon dengan ukuran yang sangat besar itu.

Aiden merasa sakit dua kali lipat di hatinya, ketika mendengar teriakan Rizky yang berusaha menolong mereka. Mulut nya ingin berkata, namun suara tak lagi bisa di keluarkan, tubuhnya ingin bergerak, namun tenaga tak lagi di miliki. Begitu juga raganya, Aiden ingin bertahan, namun umur tak dapat menunggu.

Maka di sisa umurnya, Aiden berusaha sekuat mungkin menggapai tangan Rizky "ky... Udah. Gue dan yang lain udah bebas, kami udah berhasil pulang."

"Salah! Kalian pulang ke tempat yang salah!" Bantah Rizky dengan Isak tangis yang semakin menjadi-jadi

Merasa kepalanya pening bukan main, Aiden menutup matanya dengan nafas yang tersendat "gue... Pamit...nyusul.. mereka" dengan begitu saja, tangis Rizky semakin pecah, tangan Aiden yang semula menggenggam nya perlahan mengendur dan jatuh dengan bebas ke tanah.

"Bangsat! Lo kejam! Lo kejam!" Rizky memukuli tanah yang saat ini ia pijaki, air matanya meluruh dengan sangat deras "Lo bikin kita tersesat! Lo bikin temen-temen gue sakit! Lo bikin temen gue mati satu persatu! Dan sekarang lo ambil mereka yang tersisa, tanpa ada satupun yang bisa merangkul gue lagi disini!"

"Bangun kalian!" Rizky berteriak, tubuhnya kembali jatuh ke tanah, Rizky menangis histeris sambil memukuli batang pohon itu "pergi dari badan temen-temen gue!"

Tidak ingin menyerah, Rizky kembali bangkit dengan sisa tenaga yang ia punya. Tangannya kembali meraih bagian bawah batang pohon itu, memaksa untuk menyingkir dari tubuh teman-temannya.

Tidak ada perubahan, hal itu membuat Rizky bersimpuh di tanah, dengan cepat ia merangkak, meraih sebuah tangan yang sudah membiru di sana, itu tangan Devano.

"Devano! Lo pasti bisa bertahan!" Rizky dengan gemetar mengelus tangan dingin Devano "kalian gak boleh ninggalin gue di sini, gak boleh!" Rizky kembali bangkit dengan tubuh yang gemetar "gue bakal singkirin pohon sialan ini dari badan kalian!"

Namun sedetik kemudian, tubuh itu kembali meluruh ke tanah dengan tangisan hebat.

"Arghhhh!!" Rizky menyalurkan rasa sakit nya dengan berteriak sambil memukuli dada nya dengan sangat kencang.

"Ini yang kalian maksud pulang?! Pulang tanpa bawa gue?" Manik sembab Rizky beralih pada wajah teman-teman nya yang masih dapat terlihat di bawah batang besar itu, mereka sudah terpejam di bawah batang pohon itu, wajah mereka terlihat tenang dengan darah yang mengalir dari Kepala mereka.

Rizky kembali merangkak, untuk berdiri sangat sulit bagi nya sekarang, tubuhnya di tunduk kan untuk melihat lebih jelas lagi bagaimana kondisi teman-temannya.
Tangisan nya semakin menjadi-jadi, melihat dengan jelas bagaimana mereka di bawah sana tidak bernafas sama sekali, tubuh ringkih mereka di timpa oleh pohon yang ukurannya lima kali lipat lebih besar dari tubuh mereka.

Tangan Rizky terulur untuk mengusap wajah pucat milik Dava, pemuda yang sebelumnya terkena serangan panik itu kini terlihat lebih tenang dalam tidurnya "tadi nafas lo gak beraturan, tapi kenapa sekarang malah gak ada sama sekali?!"

Rizky kembali mengamati teman-temannya, tubuh mereka benar-benar tertimpa batang besar ini, dapat Rizky lihat ada darah yang mengalir keluar. Itu berasal dari tubuh Yuda, Devano, Wisnu dan Aiden, yang tertusuk ranting tajam yang ada di sekitar batang pohon itu.

"Haha si apatis pulang beneran" tawa sumbang Rizky di Sertai tangisan nya.
"Devano.." Rizky merasa akan pingsan sekarang, kepala nya pening bukan main, namun ia tidak akan membiarkan dirinya hilang kesadaran di saat seperti ini.

LOST  In The Mountain  Où les histoires vivent. Découvrez maintenant