delapan

1.9K 189 0
                                    

"Lu gamau bareng gua aja pulangnya lin? Ujan loh" Tanya gisel. Mereka berada di halte bus, dan bus yang mau ditumpangi gisel sudah sampai.

  "Ka farian katanya mau jemput gua sel, lu diluan aja gua gapapa kok"

   "Okeii kalau gitu, hati hati ya lin. Kalau ada apa apa telfon gua" gisel pun naik keatas bus, meninggalkan caitlyn. tentu saja gisel tidak tega membiarkan sahabatnya sendirian di halte bus dengan keadaan hujan lebat seperti ini, tapi mau gimana lagi, ia tidak ingin berdebat dengan caitlyn.

  Jam sudah menunjukan pukul 9 malam, hujan tak kunjung reda. Sudah 1 jam lamanya caitlyn menunggu farian namun tak datang juga. Caitlyn sudah menelfon cowo itu 10 kali, tapi tak dijawab sama sekali.

   Caitlyn merasa sangat takut, badannya juga kedinginan. Pencahayaan di halte ini juga sedikit redup.

  Sialnya betrai ponselnya habis, ia tidak bisa menelfon siapa siapa. Bus juga tak ada yang datang lagi. Mau tidak mau ia harus menerobos hujan. Akhirnya caitlyn pun nekat menerobos hujan.

  Pasti farian memiliki alasan tidak menjemputnya kan?. Bisa saja mobilnya sedang mogok, atau ia sedang sibuk. Iya kan?

   Caitlyn berusaha sekuat tenaga untuk tetap berfikiran positif. Tapi kenapa hatinya sakit sekali? Tidak papa kan nangis sebentar saja? Lagian hujan ini akan menyamarkan air mata caitlyn. Caitlyn menangis sesegukan, ia tidak tau harus marah ke siapa. Matanya buram entah tertutup air mata atau air hujan. Kepalanya menunduk kebawah, rasanya kakinya semakin lemas.

  Sepasang Sepatu coklat tiba2 berhenti di depan caitlyn. Badannya merasa tidak ada lagi air hujan yang menghujaninya. Kepalanya mendongkak ke atas. Matanya melihat akela memayunginya menggunakan payung berwarna hitam.

  "Yok kita pulang" ucap akela.

   Untung saja Apartemen akela tidak jauh dari halte itu. Jadi akela bisa cepat cepat menjemput caitlyn. Awalnya ia ingin menggunakan mobilnya, tapi putra baru saja meminjam mobilnya. Dan motornya sedang di bengkel. Jadi terpaksa akela berjalan kaki menjemput caitlyn. Akela juga kesini mendadak, karena gisel tiba tiba mengirimkan nya pesan, memberitahu bahwa caitlyn sedang menunggu sendirian di halte. Akela panik dan langsung meluncur ke halte, siapa juga yang tidak panik mengetahui orang yang disayangnya sedang sendirian malam malam terjebak hujan.

  Sesampainya di apartemen akela, akela langsung bergegas memberikan caitlyn baju ganti beserta handuk dan pengering rambut. Caitlyn pun mengganti bajunya, sambil menunggu caitlyn, akela membuatkan gadis itu teh hangat.

Tak lama kemudian caitlyn keluar dari kamar, baju akela yang dipakai caitlyn sedikit membuat badan caitlyn tenggelam. Hal itu membuat akela semakin gemas.

   "Sini aku keringin rambutnya" akela duduk dibelakang caitlyn, kemudian mulai mengeringkan rambut gadis itu. Rambut caitlyn sangat halus dan juga harum. Akela sangat menikmati momen ini.

  "Akela, aku boleh nginap disini?"
  
  "Bo-boleh"

  "Aku mau pelukan kayak kemarin lagi" akela tidak percaya caitlyn mengucapkan hal itu. Suara isakan caitlyn terdengar lagi, sepertinya gadis itu menangis lagi.

   Entah apa yang merasuki akela, akela memajukan badannya dan memeluk caitlyn dari belakang, dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher caitlyn.

  Akela ingin menyampaikan rasa cintanya ini, entah bagaimana caranya. Semakin hari rasa cintanya semakin besar, ia tak mampu menggambarkannya lagi bagaimana. Ia berharap dengan pelukan ini, caitlyn bisa merasakan cintanya. Debaran jantung yang berdetak untuk caitlyn.

  "Caitlyn..aku ada disini, jangan sedih ya. Aku bakal jagain kamu, aku bakal selalu ada buat kamu" akela mengelus pelan perut caitlyn.

   "Minum dulu tehnya, nanti dingin" caitlyn mengangguk, kemudian meminum teh buatan akela.

   Setelah itu mereka pun tidur, diatas ranjang yang sama. Dengan posisi yang sama seperti malam sebelumnya. Caitlyn menenggelamkan wajahnya di ceruk leher akela. Sedangkan akela melingkarkan tangannya di pinggang caitlyn.

   Akela tidak peduli kalau yang ada dihati caitlyn adalah farian. Akela hanya ingin caitlyn berada di pelukannya. Tidak apa kan?.

________________

Akela terkejut melihat coklat yang ada di dalam tasnya.

   "HAHAHAH SIAPA YANG NGASIH LU COKLAT?" Putra langsung merebut coklat itu dan membaca surat yang tertempel di coklatnya. Jonathan yang kepo ikutan melihat surat itu.

  Putra membaca suratmya keras keras, akela juga tidak masalah dengan hal itu.

   "Dear akela
Akhir akhir ini aku sering mikirin kamu, kamu bener bener buat aku terpanah. Kamu satu satunya perempuan yang bikin aku kayak gini.

I love you
-farian"

  Awal awalnya putra bersemangat membaca suratnya, tapi setelah mengetahui siapa yang memberikan coklat itu, ekspresi putra dan jonathan langsung berubah drastis.

  "ANAK NGENT*T, JIJIK BANGET GUA" putra meremas remas surat itu kemudian melemparnya secara kasar ke tong sampah disamping pintu kelas. Bertepatan saat dosen membuka pintu kelas. Putra pun diusir dari kelas, dan tidak boleh mengikuti kelas hari ini. Hal itu membuat putra semakin emosi, entah apa yang ia perbuat diluar sana akela juga tidak tau.

  Setelah kelas selesai putra langsung menghampiri akela dan jonathan ditangannya ada sekantung pilox berwarna putih.

  "Gua ga sudi hari ini sial gara gara farian, gua mau balas dendam" ucap putra dengan wajah merah menahan emosi.

   Mereka bertiga pun pergi ke parkiran. Putra langsung mencoret mobil hitam mahal farian. Jonathan dan akela tak ingin ketinggalan, mereka juga ikut mencoret coret mobil farian.

   Melihat keadaan parkiran sudah mulai ramai, mereka bertiga langsung kabur Dan bersembunyi, mereka ingin melihat ekspresi farian.

  Dan tak lama kemudian farian datang, dan mengamuk seperti anak anak. Cowo itu sampai teriak teriak kayak orang gila. Hadeh apasih yang diliat caitlyn di cowo ini.

______________

Tbc....

Betting Her (GxG)Where stories live. Discover now