Langit yang cerah tapi Kelabu untukKu

1 0 0
                                    


Sebentar lagi lulus kuliah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebentar lagi lulus kuliah ... 

Teman-teman yang lain sibuk khawatir bagaimana cara mereka mempeoleh uang..

aku sendiri tidak mengkhawatirkan itu karena sudah dari awal aku bekerja sebagai seorang tutor alias guru les. 

Sejujurnya dari kecil aku benci belajar tapi karena si mama selalu mendorongku untuk belajar, aku jadi tidak punya pilihan. Walau begitu aku ingin menjadi tutor yang menyenangkan bagi murid-muridku. Sampai aku kuliah aku sangat jarang menemukan guru yang menyenangkan dan sukses membantu muridnya menjadi berkualitas dalam dunia pendidikan. membimbing murid yang pintar tentu menyenangkan karena tidak membutuhkan usaha yang keras, tapi membimbing anak yang biasa saja atau cenderung sulit menangkap pelajaran ini akan menjadi sangat sulit, aku sadar sepenuhnya ini adalah peran penting tutor. murid biasa saja atau bahkan cenderung sulit menangkap pelajaran tapi bisa jadi juara kelas atau suka dengan belajar itu adalah keberhasilan seorang tutor. Walau dibayar dengan 100.000 ribu rupiah untuk 2 jam pertemuan. Tapi aku sudah bersyukur,bersyukur karena masih dipercaya tempat mengajarku untuk mengajar, bersyukur masih mendapat uang setiap bulannya tanpa uang itu berasal dari keributan orang atau pertentangan, melainkan berasal dari senangnya para orang tua melihat anak-anaknya menjadi pintar dari hari kehari. 

disisi lain... aku benci ke kampus.. 

Karena disana aku akan bertemu banyak orang, aku tidak nyaman berada ditengah-tengah banyak orang. Aku takut terhadap mereka. Setiap kali ada mereka aku merasa ingin kabur, aku takut menjadi bahan pembicaraan atau kritikan mereka. takut terhadap pandangan mata mereka yang melihatku seperti mahluk aneh.

Aku sudah sangat hafal dengan kondisi seperti itu. Saking seringnya aku bisa menyadarinya tanpa perlu aku bertanya pada mereka. seakan aku sudah terlatih sejak aku usia 4 tahun hingga  aku berumur 18 tahun. Sejak lulus SMA aku bertekad agar aku tidak menghadapi bullyan itu atau bahkan cercaan itu. sejajuh ini sudah berhasil walau aku tetap menjadi bahan pembicaraan di belakang. 

aku tidak menyalahkan mereka membicarakan keanehan ku, dari awal akulah yang salah, aku tak bisa keluar dari bayang-bayang pembullyan yang akhirnya membuat aku sangat berhati-hati pada mereka. Jadi wajar saja mereka begitu. aku berusaha keras menyembunyikan ketakutanku berhadapan dengan orang baru, berusaha menjadi orang seasyik mungkin yang sebenarnya saat itu aku ingin melarikan diri dari mereka. 

aku benci diriku sendiri tapi bayang-bayang dijahui teman seangkatan, selama bertahun-tahun bukan hal yang mudah untuk aku lupakan. aku sudah berusaha datang ke psikolog namu itu buth proses yang sangat lama. 

aku berusaha berkali-kali, menjadi sebaik mungkin, namun saat aku mulai membuka diriku, mereka kemudian menghilang dan menjauh.  aku sendiri muak dengan diriku, aku tidak tahu bagaimana harus bergaul dengan mereka.  aku berusaha baik dan membantu namun berakhir menjadi tong sampah mereka, datang setiap dipanggil atau setiap ada masalahjaid tempat curhat, kemudian dilupakan setiap kali mereka bahagia atau mereka baik-baik saja, tak pernah bertanya kabarku seperti apa atau setidaknya menolong saat aku meminta bantuan...

kadang aku berfikir apakah memang ini cara bergaul? 

apakah aku yang terlalu sensian jadi merasa dianggap seperti? 

sejujurnya aku benci diperlakukan seperti itu. menurutku pertemanan adalah ada saat susah dan senang, saling membantu saling peduli, setidaknya itu yang aku pelajari dari buku yang aku baca, drama dan film yang aku tonton. 

kenapa hidup ini begitu sulit?


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 09, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Catatan Harianku : Ji Hyeon Day'sWhere stories live. Discover now