Chapter 1

14.3K 392 1
                                    

Hari ini adalah hari ketiga prilly menjalani syuting sinetron barunya bersama sederet bintang-bintang ternama seperti Ricky Harun, Jessica mila, Kevin julio dan beberapa artis lainnya. Adegan demi adegan ia perankan dengan baik dan total. Kualitas akting yang mempuni membuatnya selalu menuai decak kagum dari  crew dan para pemain lainnya.

Disela-sela waktu break syuting, prilly membiasakan diri untuk lebih banyak ngobrol dengan para pemain lainnya. Selain ingin menjalin kedekatan yang lebih baik, prilly juga ingin meminta masukan-masukan untuk meningkatkan kualitas aktingnya. Sambil bersenandung ria dengan headset yang menempel dikedua telinganya, prilly berlari kecil memasuki ruangan yang tersedia untuk tempat peristirahatannya bersama para pemain lain.

"Hay semua,,"

Sapa prilly dengan senyum cerianya. Terlihat semua pemain tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Namun menyadari akan kehadiran prilly di ruangan itu, semuanya memalingkan pandangan ke arah prilly hanya untuk sekedar membalas sapaan hangat seorang Prilly Latuconsina yang terkenal dengan kebawelannya di lokasi syuting itu.

"Hay prill,,"

Prilly tersenyum sumringah, meskipun ia tak mendengar karena headsat yang masih anteng ditelinganya. Namun prilly sudah hafal betul dengan sapaan balik teman-temannya itu. Namun, tiba-tiba mata prilly tertuju kepada sosok asing di ruangan tersebut. Seorang pemuda yang tengah berjalan kearahnya. Pemuda itu menatap tajam kearah prilly. Begitu juga prilly yang membalas memelototinya tanpa merasa takut sedikit pun. Tanpa berkata apa-apa pemuda tampan tersebut melewati prilly yang terpaku ditempatnya berdiri. Tak ada sapaan yang terlontar dari bibir mereka masing-masing. Jangankan kata 'hay' senyuman pun tak terlihat dalam pertemuan kedua insan muda ini.

"iishh sok oke banget sih tu cowok!" Batin prilly kesal sambil melepaskan hadseatnya dengan kasar.

"Prilly take."

Terdengar suara seseorang dari luar memanggil nama prilly untuk melakukan take. Dengan wajah yang masih terlihat masam, prilly menuruni anak tangga menuju taman. Dimana sesuai sekenario ia akan bertemu dengan orang yang akan menjadi pasangannya dalam sinetron tersebut.

"Yang jadi pasangan aku siapa sih om?" Tanya prilly kepada sang sutradara yang juga menemaninya menuju set taman.

"ada deh. tadi om udah sempet ketemu sama dia. Ganteng, cocok deh sama kamu."

"Masa si om? mirip Justin bieber gak om? hahaha."

"Mirip Zayn Malik prill. Hahaha"
Prilly nampak antusias untuk bertemu dengan lawan main barunya itu. Dari jarak yang sudah lumayan dekat, prilly sudah bisa melihat seorang pemuda tengah duduk dibangku taman membelakangi dirinya. Pemuda itu sama sekali tak menoleh meski mendengar tawa renyah dan celotehan seseorang yang berada dibelakangnya.

"Ali. Ini prilly yang akan menjadi lawan main kamu."

Pemuda tersebut menoleh.

"Hah...!!"

Prilly menutup mulutnya. Bak melihat setan disiang bolong, prilly benar-benar terkejut. Begitu pun dengan ali, Aliando Syarief pemuda yang memiliki tampang manis dan rupawan itu tak kalah terkejutnya dengan prilly.

"Hei. kenapa kalian? Prilly? Ali?"

Sang sutradara terkejut melihat perubahan di wajah keduanya. Prilly terlihat pucat. Bayangan sikap ali saat bertemu dengannya di basecamp beberapa waktu lalu terlintas begitu aja. Namun berbeda dengan prilly, ali berusaha untuk menguasai rasa terkejutnya dengan membentuk senyum simpul dibibirnya.

"Oke oke. Om harap kalian bisa menjadi patner yang baik ya. Om tinggal dulu"

Ali dan prilly saling menatap satu sama lain kemudian memalingkan pandangan dengan membaca naskah yang sudah berada di tangan mereka masing-masing. Tak lama keduanya melakoni adegan demi adegan dengan baik. Walaupun masih terlihat sedikit canggung. Namun bisa dibilang keduanya merupakan pribadi yang sangat profesional dalam pekerjaan yang mereka jalani.

Seusai take, keduanya kembali saling memandang. Tak bisa dipungkiri, ada rasa kagum dibalik rasa kesal mereka. Diluar dugaan ali, prilly ternyata mampu menjadi patner kerja yang menyenangkan. Begitupun sebaliknya. Tidak ada kesulitan sedikitpun yang mereka dapatkan saat beradu akting. Apalagi keduanya mampu menangkap sinyal-sinyal yang diberikan satu sama lain dengan cepat dan tepat.

"Akting loe keren juga"

Prilly melirik tajam kearah ali. Ia tak menyangka lawan mainnya itu akan memuji dirinya. Namun bukan prilly jika ia bisa luluh begitu saja hanya dengan satu pujian. Baginya, ali tetap cowok yang sangat menyebalkan dan sombong.

"Thanks"

Balas prilly singkat kemudian beranjak dari duduknya dan melangkah meninggalkan ali menuju mobil. Ali hanya terkekeh melihat sikap ketus lawan mainnya itu. Ada penilaian sendiri yang ali simpulkan dari sikap gadis imut berpipi chubby itu.

---

Dipasangkan sebagai dua sejoli yang dituntut untuk tampil mesra layaknya pasangan kekasih di layar kaca. Membuat ali dan prilly mau tak mau harus selalu berdampingan disetiap kesempatan. Siang ini keduanya masih satu scene.

"Nih minum. Gak usah sok nolak, gue tau loe haus."

Ali membukakan sebotol minuman mineral untuk prilly. Ia tahu prilly sangat kehausan karena baru saja melakukan adegan-adegan yang lumayan menguras energi. Lalu ia duduk dihadapan prilly hingga keduanya dapat bertatapan dengan leluasa. Ali menatap wajah prilly yang terlihat lelah tanpa canggung. Prilly yang menyadari hal tersebut langsung melengos untuk menghindari tatapan ali.

"Gue kagum sama akting loe yang total prill" Ucap ali tanpa memalingkan pandangannya.

Sepasang mata indah prilly mengerjap sejenak. Terlihat senyum tipis di bibir mungilnya. Ia tak mengira akan kembali mendapat pujian dari seseorang yang dianggapnya menyebalkan itu. Selintas ada rasa senang, namun dengan cepat ia menegur dirinya sendiri untuk tidak mudah berbesar hati. Bisa saja dibalik pujian itu ada modus yang terselumbung.

"Kenapa? loe kaget sama pujian gue?"

Ali bisa menangkap perubahan raut wajah prilly. Hal itu memancing keinginan ali untuk menjahili gadis manis dihadapannya itu. Sambil menahan tawa ali mendekatkan wajahnya dengan prilly hingga hampir tak ada jarak diantara keduanya.

Waw... kira-kira ali mau ngapain prilly ya??
Cari jawabannya di chapter 2 ya... :)

Tuhan Jaga PrillykuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang