¿

2.1K 221 63
                                    

Jawa Tengah | 3 April 2022
By : GwenXylona


Sebelumnya ...

Kalian mesti kenal dengan Natta dulu, nggak cuma dia, ada tiga tuyul lainnya yang cakep cakep minim utek, you know utek? Otak, hehe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalian mesti kenal dengan Natta dulu, nggak cuma dia, ada tiga tuyul lainnya yang cakep cakep minim utek, you know utek? Otak, hehe.

Mirip-mirip lah sama penyamunnya Oppung Lee, cuma mereka di kosan, bukan dipungut sama aki aki nggak tau diri😭

Klik here Arum_27

-¿-

Satu kata, pasrah. Semua tercekat begitu seorang dokter dan beberapa perawat memasuki ruangan VIP ini, entah apa penyebabnya, Jaehyun merasa jika waktu berputar sangat cepat. Semuanya terasa begitu cepat, sekelibat masih merasakan semuanya, canda, tawa, bahkan sentuhannya terasa sangat nyata. Tidak main-main, ia sering bermimpi, mimpi indah yang berakhir membentuk senyum bahagia.

Sederhana, jika selama ini ia selalu memberi sugesti pada dirinya sendiri jika perlahan semuanya akan baik-baik saja, menahan amarah yang senantiasa ada saat tiga pemuda datang padanya. Maka detik ini tidak, apapun yang mereka lakukan, bahkan nyawa sekalipun, tidak akan mengubah satu detik pun waktu yang telah dirinya lewatkan.

Sejak dua hari Jaehyun selalu datang dengan satu harapan yang sama, puncaknya hari ini. Dua hari yang dokter beri rasanya sia-sia, tidak ada yang Jaehyun lakukan selama dua hari itu. Ia hanya berangan-angan.

"Jae, ikhlas?"

Jaehyun menoleh, ayahnya itu tersenyum padanya, tangannya menepuk bahu kanannya yang terasa begitu berat. Tapi Jaehyun tahu, senyum dan kekuatan yang ayahnya beri, itu semua berselimut kebohongan.

Dengan terpatah, Jaehyun mengangguk, penuh keraguan, mati-matian bertahan agar tetap berdiri tegap. "Ikhlas." lirihnya, satu-dua air mata mulai turun, padahal sudah ia tahan sejak lama.

***

Yang Jaemin tahu, ia kehilangan kesadaran saat di IGD tepat setelah mencium kening mama dan bertanya tentang kakaknya yang masih belum pulang. Lantas mengapa detik ini semuanya terasa berbeda? Ayahnya ada di sampingnya, pun dengan Jaehyun yang sejak tadi tak berhenti menciumi punggung tangannya.

Jaemin ingin berteriak, namun ada sesuatu di mulutnya yang menahan semuanya. Ia tidak bisa berbicara, jangankan berbicara, seluruh tubuhnya terasa begitu kaku. Beberapa saat yang lalu seorang dokter memeriksa keadaannya seolah ia adalah pasien sekarat yang sejak lama tinggal. Di pikirannya hanya satu, di mana mama?

Selebihnya tidak ada, hanya mama yang Jaemin ingat.

"Biarkan adeknya istirahat dulu, Mas. Kita harus bersih-bersih dulu." Suho tiba-tiba berceletuk, membuat Jaehyun yang sejak tadi hanya memandangi wajah Jaemin itu menoleh.

Linier [Babu Lee]Where stories live. Discover now