"tapi hoon, kau seharusnya diam saja. Jika kau pikir semua yang sunoo katakan tentangmu itu tidak benar, kau harusnya diam saja. Cobalah untuk mengerti"
"aku tidak ingin mengerti apapun tentangnya. Aku bukan pengganti jake, aku tidak ingin menjadi penggantinya. Aku adalah aku!" jake diam tak menjawab
"apa kamu masih punya sedikit saja rasa suka padaku? Jawab.. Apa kamu punya?" sunghoon mendekat kearah jake, meraih tangan pria yang sangat dirindukannya itu, tapi jake segera menepisnya
"hoon, sunoo adalah sahabatku sejak kecil. Aku hampir gila saat dia meninggalkanku tanpa kabar. Tapi saat ini dia sudah kembali, aku harus menjaganya, aku tidak bisa membiarkannya pergi lagi"
"jake..."
"Dia punya penyakit bipolar, dia sangat menderita. Kedua orang tuanya sudah meninggal, dia hanya punya aku dihidupnya"
"lalu aku? Aku juga tidak mempunyai orang tua, aku hanya punya kamu dihidupku,tapi kamu seperti ini sekarang,aku harus bagaimana jake?"
"tapi kamu beda dengannya"
"beda bagaimana jake? Aku dan sunoo sama-sama membutuhkanmu" sunghoon terduduk, sesungguhnya ia sudah tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Dia sangat lemas, tapi berusaha terlihat biasa saja di hadapan jake.
"jelas berbeda, kamu kuat, kamu mandiri, kamu bisa mengurus dirimu sendiri, sedangkan sunoo, dia begitu lemah, dia menderita, dia tidak bisa hidup sendiri, dia membutuhkan aku sunghoon. Harusnya kau mengerti"
"dan satu lagi, kau tidak bisa merasakan bagaimana rasa sakitnya saat penyakitnya kambuh, kamu harus bersyukur kamu sehat, sedangkan dia punya penyakit" lanjut jake. Sunghoon terdiam, ia tidak bisa lagi memikirkan apapun, dia lelah, ia ingin istrahat
"kalau dia begitu menderita, kenapa tidak mati saja sekalian" ucap sunghoon dingin, jake kaget mendengarnya
"apa katamu? Ulangi" jake berjalan mendekat ke arah sunghoon
"Harusnya dia mati saja, apa perlu aku membunuhnya?" jake menampar sunghoon, lagi tamparan itu di lakukan berulang-ulang kali.
Kali ini sunghoon tak lagi meringis kesakitan, ia hanya tersenyum miring ke arah jake dan itu membuat jake semakin marah.
"kenapa kau sangat marah? Setelah dia mati kau bisa hidup bahagia bersamaku seperti sebelumnya. Jika dia mati kau tidak akan merasa bertanggung jawab untuk hidupnya yang menyedihkan itu. Bagaimana menurutmu? Bukankah itu terdengar menyenangkan?" sunghoon tak henti-hentinya memprovokasi jake.
"Kau..." geram jake
Jake membuka laci meja yang ada disampingnya, mengambil tali yang cukup panjang. memaksa sunghoon untuk berdiri. Jake membuka paksa hoodie yang dipakai sunghoon, menyatukan kedua tangannya, lalu mengikatnya, sunghoon pasrah dan tidak ingin memberontak lagi.
Jake membawa sunghoon menuju sebuah tiang yang ada dikamar mereka. Mengikat tangannya keatas menempelkannya ketiang. Ia menghadapakan sunghoon ke arah tiang sehingga hanya tubuh bagian belakangnya saja yang terlihat oleh jake.
Ia membuka dasi dan sabuk celana yang dipakainya. Menutup mata sunghoon dengan dasi itu, lalu menutup mulut sunghoon dengan gagball agar tidak bisa membuka suara.
Lama sunghoon berdiri dalam keadaan itu, ia merasakan hawa dingin, ia tak bisa melihat apapun.
CTARRRTT
Suara sabuk celana yang bersentuhan dengan kulit punggungnya terdengar menggema di dalam ruangan ini
CTARRRR
"agghh" ringisan sunghoon teredam karena gagball yang terpasang dimulutnya
CTARRR
lagi dan lagi, berulang-ulang kali.
Sunghoon merasakan ada cairan yang keluar dari punggungnya, dan sesuai dengan yang ada dalam pikirannya itu adalah darah.
CTARRRR
Sunghoon meremas tali yang mengikat tangannya, melampiaskan rasa sakitnya pada benda itu. Ia juga menggigit gagball yang ada dimulutnya agar tidak meringis lagi.
Dasi yang menutup mata indahnya itu sudah basah dengan air mata.
Kapan ini akah berakhir, aku hanya ingin mati saja sekarang. Ibu ayah kenapa saat itu kalian tidak membawaku pergi bersama?
Aku sendirian disini, aku kesakitan.
Aku ingin mengeluh tapi tidak tau harus mengeluh pada siapa.
Ibu ayah, aku rindu.
Sunghoon merasakan kakinya lemas, ia ingin istrahat, ini begitu sakit, sangat sakit. Sunghoon pun tak sadarkan diri.
Pagi harinya sunghoon terbangung dengan posisi tidur tengkurap.
Ia masih merasakan sakit pada punggungnya. Mengingat kejadian semalam, sunghoon kembali menangis. Ia bingung, apa yang harus dia lakukan setelah ini.
Semalam setelah sunghoon pingsan, jake langsung membuka ikatan ditangannya dan membaringkannya di tempat tidur. Jake membersihkan dan mengobati luka-luka sunghoon yang disebabkan olehnya.
"sunghoon, maafkan aku. Aku memang tidak pantas untuk orang yang terlalu baik sepertimu, maafkan aku hoon. Saat kau sadar nanti, aku harap kau sudah membenciku" sebelum pergi jake mengecup bibir pink sunghoon cukup lama
Tbc
Vote coment jangan lupa yah gyss😁
ESTÁS LEYENDO
I'M REAL
De TodoSejak awal aku tau aku hanya seorang pengganti. aku tau dia masih merindukan kekasihnya yang pergi entah kemana. Tapi aku tidak bisa melepasnya, aku ingin dia tetap menjadi milikku. tidak bisakah aku menjadi satu-satunya dalam hidupnya?
16 "I'M NOT REPLACEMENT"
Comenzar desde el principio
