[18]Window|[Bottom Chan]

Window [HyunChan] REQUESTED

"Aku Hwang Hyunjin sayang." Chan memutar mata dengan penuh cinta menarik Hyunjin kembali untuk berbaring di pangkuan nya "Aku tidak ingin ada keributan Hyunjin, lupakan saja."

Hyunjin mendengus, Chan memang selalu cinta damai dan itu sedikit menjengkelkan untuknya meskipun fakta bahwa itu juga yang membuat dia mencintai Chan "Luka-luka ini... " Dia menelusup kan tangannya ke dalam pakaian Chan, menekan perut nya dengan jari telunjuknya. Hyunjin melihat Chan meringis kesakitan padahal dia hanya menekankan begitu pelan, bukankah itu berarti lukanya sangat menyakitkan "Mereka akan merasakan nya lebih parah."

Itu janji, Chan tau Hyunjin tidak akan melanggar kata-kata itu. Itu seperti tekadnya "Aku mencintai mu Hyung." Chan mengangguk "Aku mencintai mu juga Hyunjin." Hyunjin menegangkan tubuhnya, mencuri satu kecupan di bibir Chan lalu menempelkan dahi mereka "Aku berjanji, setelah kita lulus... Aku akan mencari perkejaan lalu melamar mu. Kamu akan menerima ku kan?" Chan tidak bisa menahan senyum nya "Tentu, tentu saja. Tapi mungkin aku akan mendapat pekerjaan dan melamar mu lebih dulu karena aku lulus duluan." Keduanya tersenyum lebar lalu tertawa.

Hyunjin mendekat wajahnya tanpa ragu untuk mencium bibir Chan dengan lembut, dia tidak keberatan tentang gagasan siapa yang terlebih dulu melamar, selama pada akhirnya dia bersama dengan Chan itu tidak akan menjadi masalah besar, dia memiringkan kepalanya untuk memperdalam ciuman dan Chan melenguh ketika ciuman Hyunjin mulai menjadi agak kasar dan membuai. Tubuh Hyunjin menekan tubuh Chan untuk berbaring, mengungkungnya dibawah tanpa melepaskan ciuman tapi masih memastikan dia tidak terlalu menindih Chan "Kalau begitu, kurasa kita harus bertemu orang tua mu. Benar kan?" Pertanyaan itu Hyunjin utarakan setelah ciuman terputus, benang saliva tercipta diantara bibir keduanya lalu terputus.

Dan Chan terdiam.

Hyunjin menghela nafas "Kamu tidak bisa terus lari dari mereka, Hyung. Cepat atau lambat, kita harus meminta restu mereka, Tidak ada jalan untuk lari dari itu."

Itu benar.

Sangat benar. Tapi dia takut, Chan sangat mengenal ayahnya, dia tegas dan keras kepala, harus mendapatkan apa yang di inginkan dan Chan selalu harus memenuhi tuntutan nya. Dia bahkan tidak di beri pilihan saat ayahnya mengatakan dia akan menikah dengan Brian, sahabatnya sendiri yang sudah dia anggap sebagai kakak, Chan tidak bisa membayangkan betapa canggungnya mereka jika menikah. Jadi, dia memutuskan untuk pergi, kabur dari rumah dengan uang tabungannya.

Beruntung saat itu, meski usianya masih terbilang muda dia sudah memiliki penghasilan sendiri dari uang sebagai artis atau dari lomba. Terbang ke Korea karena hanya bahasa negara itulah yang dia pelajari dan sedikit kuasai. Tidak mudah, terutama tanpa orang tua, dia hampir tidak bisa melanjutkan sekolahnya atau mendapat tempat tinggal di minggu pertama di sini, mendapat bullian disana-sini, beruntung dia melewatinya sekarang dengan bantuan Hyunjin, pahlawan yang menyelamatkan dari pembulian dan terus menyelematkan nya dari hal apapun yang berbahaya.

Sudah 2 tahun berlalu sejak hari itu, dia hampir lulus sekarang, hanya tinggal mencari dana untuk kuliah.

"Aku hanya tidak yakin... "

Chan menyelipkan tangannya ke bawah tangan Hyunjin, memeluk punggung dan bahunya "Bukan pada mu, tapi pada ayah ku." Hyunjin mengangguk, mengecup pipinya lalu turun ke leher "Karena aku sekarang yatim piatu?" Chan menggeleng, bersumpah dalam hati bahwa itu tidak akan pernah menjadi masalah bagian nya, Hyunjin telah melewati masa-masa sulit seminggu yang lalu karena kecelakaan yang membuat kedua orang tuanya meninggal dunia "Tidak, bodoh. Sumpah demi apapun itu tidak akan menjadi masalah untuk kita!"