Window [HyunChan] REQUESTED

Start from the beginning
                                        

Kini dia tidak berlari di Padang peternakan atau berlari untuk mendapatkam mendali, kali ini dia berlari untuk menyelamatkan dirinya sendiri, berlari dari rasa takut, berlari dari kenyataan yang dia sendiri tidak yakin bisa hadapi, berlari dari keluarga dan perjodohan paksa. Chan menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan pikiran-pikiran tersebut dari kepala dan mencoba untuk fokus pada luka yang dia kompres dengan kapas basah oleh alkohol.

Rasanya seperti kematian, demi tuhan sangat menyakitkan. Dia tidak bisa mengobatinya tanpa gemetar, sekuat mungkin menahan teriakan agar tidak menganggu tetangga sebelah tapi tindakan itu justru membuatnya sesak, dia berhenti karena merasa tidak akan kuat menahan rasa perih, memilih untuk kembali berpakaian dan berbaring saja, dia tidak ingin makan meskipun tubuhnya benar-benar lemas, dan suhu tubuhnya sedikit meningkat.

Pemuda itu memejamkan mata, menyamakan diri di matras sebelum suara pintu yang di buka disusul suara seseorang yang memanggil namanya dan beberapa keributan kecil lainnya. Chan ingin bangkit tapi luka-luka membuatnya tidak bisa bergerak, benar-benar keram dan astaga bagaimana jika pemuda itu menyadarinya "Hai, Hyunjin." Chan menyapa, berusaha sebiasa mungkin di hadapan orang yang awalnya tersenyum cerah namun seketika menjadi datar setelah melihatnya "Kali ini siapa?" Hyunjin bertanya, meletakan kantung plastik nya di sebelah Chan "Ayo katakan padaku! Kali ini siapa yang memukuli mu?!" Ada kemarahan dalam suaranya membuat Chan meringis "Bukan siapa-siap-"

"Aish!" Hyunjin memalingkan wajahnya kesal, mengusap wajah sendiri berusaha menenangkan diri dari rasa kesal lalu berjongkok dan mencengkram pundak Chan, terlalu kuat hingga Chan meringis kesakitan pada kontak itu tapi Hyunjin sama sekali tidak melepaskan pundaknya "H-hyunjin sakit-"

"Katakan padaku siapa yang berani menyentuh mu?! Huh! Chan cepat katakan akan ku beri dia pelajaran!" Yang lebih tua memegang kedua tangan di pundak, hampir terlihat akan menangis. Ini yang tidak dia suka dari Hyunjin, sifat terlalu posesif dan overprotektif nya meskipun Chan akui dalam waktu yang sama dia juga menyukai itu "Hyunjin, sayang-"

"Siapa dia? Apa dia orang selalu membuli mu di sekolah? Atau di tempat kerja? Aku sudah menghajar mereka semua! Bagaimana bisa mereka masih berani menganggumu?! Akan ku bunuh-"

"Hyunjin!" Chan meninggikan suaranya, tidak terlalu tinggi tapi cukup untuk membuat Hyunjin diam sebelum dia kembali pada nada lembut "Tenanglah.... sayang. Aku tidak apa-apa" Hyunjin menghela nafas, mengantikan cengkraman dengan dia yang berbaring telungkup pada paha Chan "Maafkan aku." Suaranya teredam paha dan selimut yang lebih tua "Aku tidak suka melihat mu terluka, itu membuatku sangat kesal." Chan tersenyum atas penjelasannya itu lalu menjulurkan tangan untuk mengusap lembut helaian pirang Hyunjin "Aku tau, terimakasih. Kamu telah membantuku begitu banyak dengan menyelamatkan ku dari Yeonjun, lalu Jungkook. Aku tidak ingin merepotkan mu dengan yang satu ini."

Hyunjin mengangkat wajahnya, cemberut lalu menekan wajahnya ke perut Chan "Aku tidak akan membiarkan nya begitu saja. Kamu hanya perlu katakan pada ku siapa dan semua akan selesai seperti tidak ada yang terjadi... "

Dia memang bisa melakukan itu.

Chan pernah melihat Hyunjin melakukan itu dan dia bersumpah tidak akan menganggap nya sepele lagi. Tapi melibatkan Hyunjin pada masalahnya membuat Chan merasa tidak enak, merasa benar-benar tidak berguna "Ini tidak akan lama... Hanya beberapa bulan lagi sebelum kelulusan."

"Jadi dia pembuli di sekolah mu? Biar ku tebak, Bambam? Benar?"

Hyunjin menyeringai melihat ekspresi terkejut Chan, menandakan jika tebakan benar "Ba-bagaimana ka-"

[18]Window|[Bottom Chan]Where stories live. Discover now