=12=

11 4 21
                                    

***

Yongseung tuh sama sekali bukan termasuk tipe mahasiswa yang deadliner. Begini, anak ini, dari dulu punya prinsip harus 'ngerjain di hari dimana tugas itu diberikan'.

Ajaib kan? Deadliners pasti ternganga-nganga melihat ini, nomor 5 bikin salto!

Ya walaupun begitu, tetep aja Yongseung ujung-ujungnya keteteran. Masalahnya, perkuliahan baru aja berjalan tepat dua minggu, tapi para dosen kayak berlomba-lomba menghujani Yongseung dengan tugas-tugas yang beragam.

Di awal agak culture shock emang, tetapi tuntunan itu malah bisa membuat Yongseung mengimbanginya.

Tetapi...

Itu hanya berlaku untuk studinya, tidak dengan-

SREK!

Itu adalah baju terakhir yang bisa muat di hanger balkonnya.

Ugh! Ini nih, Yongseung belum bisa menyeimbangi waktu studi dan pribadinya. Setelah ini, Yongseung harus cepat menata ulang planningnya agar punya waktu untuk NYUCI BAJU!

Asli! Tugas menumpuk, cucian pun ikut menggunung! Memang sih ada solusi yang namanya laundry, tetapi Yongseung juga punya teknologi di asrama yang namanya mesin cuci.

Lebih baik mengeluarkan sedikit usaha, daripada membayar jasa. Ya, walaupun akhirnya dapet encoknya juga.

Menghemat uang untuk masa depan yang cerah. Cling cling ✨

Tapi bukan itu! Sekarang Yongseung malah dapat masalah baru. Jemuran nya ga muat buat bajunya yang seabrek itu.

Sebenarnya, kalo cuma baju milik Yongseung yang dijemur mah bakalan muat muat aja.

CUMAN! Ini si anak dakjal yang super gatau diri inisial YEONHO, ehhh.. Malah nebeng bajunya juga ke Yongseung.

Yang katanya awalnya mau bantu nih, eh sekarang ngilang sekarang. Kerja kelompok katanya. Toyor aja kepalanya tuh anak, Yongs! Sangat halal.

Eh, mana bisa kan ya? Kan udah terlanjur sayang....

Eh?

"Hmm..apa jemur di rooftop ya?" gumam Yongseung.

Sepertinya hanya itu pilihan terakhirnya. Daripada cuciannya dijemur besoknya, kan jadi bau apek. Haduh! Meskipun ya...Yongseung harus ngeluarin tenaga lebih lagi buat ngangkat keranjang cucian yang berat itu.

*
ting!

Saat pintu lift terbuka, pemandangan dari bubungan atap itu telah terlihat melalui pintu transparan.

Demi sempaknya Yeonho di keranjang ini!

Sumpah ya, ini keranjang bebannya seberat dosanya Yeonho. Bahkan, Yongseung aja ampe nyeret-nyeret bawa tuh keranjang. Kesian. Punya crush bukannya nyenengin malah nyusahin ya, Yongs?

Pintu rooftop terbuka, angin secara alami langsung menyapa wajah Yongseung yang berkeringat. Baru saja nih, tuh anak mau nyeret keranjangnya lagi...

Eh..

Yongseung malah jadi kagok karena matanya menangkap sesuatu. Itu, yang pastinya bukan hantu ataupun alien.

Aduh Yongseung, mana ada sih alien nangkring di bubungan atap? Ngapain? Mau selfie? Ya, kalaupun itu hantu, sapa aja tuh siapa tau bisa diajak pdkt. Ihiw ihiw.

Serius. Itu sebenarnya seseorang pemuda yang berdiri di pagar tembok dan memandang ke arah luar. Masalahnya, figur itu sangat familiar, Yongseung seperti pernah melihatnya entah dimana.

Tapi wajar aja sih, kan ini asrama kampus, seabrek mahasiswa ngumpul di sini. Ya pasti seenggaknya Yongseung pernah berpapasan, pikir anak itu.

SRETT..

Gitu bukan bunyi keranjang yang diseret? Seret terus Yongs, sereeet sampe ke tujuan alias tempat jemuran.

Tapi, tengah seret menyeret gitu tiba-tiba...

Astaga! Betapa kagetnya Yongseung melihat di depannya berdiri pemuda yang tadi-

Tidak! kali ini Yongseung udah bisa lihat dengan jelas. Itu jelas-jelas...

Bang Gyehyeon! Alias Jo Gyehyeon, iya! ketua BEM FTIP yang belum sempat ia mintai tanda tangannya.

Wajahnya Yongseung mengisyaratkan seribu tanya kepada seniornya yang tengah mengalungkan kamera analognya itu.

Yongseung lalu nyengir dengan terpaksa "Halo bang-"

Tanpa isyarat dan basa-basi, Gyehyeon langsung menghampiri keranjang Yongseung, menggenggam lubang pegangan yang satunya lagi. Anak itu cuma bisa menoleh bingung.

"diangkat lebih mudah..." sesaat suara tipis serak itu merambat di telinga.

Yongseung yang mengerti langsung tergagap mengambil lubang pegangan yang satu lagi. Dan terjadilah aksi angkat mengangkat keranjang berduaan.

𝘉𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳, 𝘬𝘪𝘩𝘺𝘰 𝘮𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘭𝘦𝘬 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘶𝘩𝘶𝘬 𝘶𝘩𝘶𝘬𝘬𝘬..

Terus, udah nyampe aja di tempat jemuran. Tuh kan Yongseung, emang paling ringan pekerjaan jika saling bahu-membahu. Tapi ya, agak tuh anak agak kikuk juga, pasalnya dia belum mengenal benar seniornya ini.

"M-makasih, bang" gumam Yongseung, kecil banget ini suaranya gatau bakal didengerin apa enggak.

"Yoi" jawab Gyehyeon santai, lalu pergi untuk melanjutkan aktivitas sebelumnya. Memotret, mungkin?

Udah aja, tempat itu dirundung keheningan lagi. Hanya ada suara krasrek krasek Yongseung menjemur baju dan lamat-lamat suara potret kamera.

SREK!

Akhirnya ya, selesai juga! Itu tuh baju terakhir banget yang dijemur. Tapi nih, ini kok Yongseung jadi kepikiran buku suci ya. Tinggal TTD Bang Gyehyeon aja tuh, apa minta sekarang aja ya?

Gak pake lama, Yongseung langsung bergegas mengambil buku suci itu di kamar asramanya. Beberapa saat, berlari lagi ke rooftop dengan tergesa-gesa.

BRAK!

Sunyi. Tak ada seorang pun di sana. Yongseung ternyata terlambat. Walaupun agak kecewa, tapi gapapa sih, toh masih ada waktu juga, pikir Yongseung.

Yongseung menghembuskan nafasnya, saat ia hendak berbalik netranya menangkap sesuatu di sisi samping hangernya. Anak itu langsung mendekat.

Itu...

Sebuah foto polaroid?

Yongseung langsung mengambilnya dari selipan besi

Di foto itu,

Adalah sosok dirinya yang tengah memilih minuman di drink machine.

Bahkan, anak itu tidak bisa mengingat kapan-

Tunggu, bukankah itu saat ospek hari pertama?

Yongseung menyerinyit, mencoba memutarkan pandangan di sekitarnya. Tak satupun yang ia temui.

Hanya benaknya, yang mulai timbul berbagai pertanyaan.

tbc


Kihyo

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝙵𝚛𝚒𝚎𝚗𝚍𝚜𝚑***𝚝!! °ʸᵉᵒⁿᵐʸᵒⁿᵍ°Where stories live. Discover now