=3=

44 7 16
                                    

Flashback

***

Yeonho dan Yongseung.

Definisi dari dua orang yang SANGAT berbeda.

Lah, kalo dipikir kok bisa akhirnya menyatu?

Ehh ga bisa dibilang satu sih, karena mereka itu dua tapi saling menjaga.

Mau tau alasannya? Sumpah simple banget!

Sebuah kertas.

Pada semester baru kelas sepuluh mereka bertemu. Karena telat, jadi lah mereka jadi teman sebangku.

Ada apa dengan kertas? Ya, karena telat juga mereka ga kebagian kertas instruksi buat siswa baru. Jadilah mereka disuruh sharing.

Awkward banget! Mau ngomong belom kenalan. Terus, pas itu Yeonho ga sengaja ngejokes, ehh humornya masuk di Yongseung.

Mereka terus kenalan, dan mulai ngobrol hal yang ringan buat mencairkan suasana.

Terus setelah itu, Yeonho jadi sering banget ngajak Yongseung nongkrong ke luar. Jadi, yang awalnya Yongseung merasa dirinya introvert berkembang jadi ambivert.

Yeonho emang tipe yang mudah bergaul, dia tuh 'vitamin' di tongkrongan. Easy going ke siapa aja yang ketemu dia. Jiwanya selalu hyper, energinya memancarkan kecerian.

Sedangkan Yongseung, temperamennya lebih tenang. Kesehariannya monoton dengan ambisi yang membara. Ia hanya memiliki beberapa teman, itupun teman les atau teman olimpiade.

Semakin kesini, semakin Yongseung dapat menarik kesimpulan. Karakter mereka agak bertolak belakang. Yongseung selalu berorientasi pada pikirannya, sedangkan Yeonho selalu mengalir mengikuti alur hatinya.

Semakin berbeda, semakin saling mengisi.

Iya ga sih?

Tapi yang Yongseung masih tidak mengerti, Yeonho tak pernah bercerita tentang keluarganya saat itu.

Sebuah misteri, Yongseung seperti menebak teka-teki.

Hingga saat semester akhir kelas sepuluh, Yongseung menginap di rumah Yeonho.

Yongseung duduk perlahan di pinggiran kasur Yeonho, sedikit canggung. Pasalnya anak ini pertama kalinya menginap di rumah orang lain.

"weh! kenapa bengong? hahaha santai aja Yongs ah kayak ama siapa aja deh!"

Yongseung berdehem mengiyakan.

"...oh! jam 11 dong! gue harus mandi nih! " ujar Yongseung.

"haah! masih mau mandi lagi? dah malem loh ini"

Yeonho menoleh ke temannya itu dengan tanya.

"i-iyaa.. emang gitu aturannya"

Yeonho menghela nafas, lalu tersenyum.

"yaudah.. yaudah mandi gih! tuh kamar mandinya.."

*

Setelah mandi Yongseung merasa hidup kembali. Sambil mengusak rambut basahnya dengan handuk, ia duduk di sofa dekat kasur Yeonho.

Matanya menangkap sesuatu, tangannya terulur mengambil sebuah pigura dengan figur Yeonho di masa kecil. Yeonho kecil terlihat sangat atraktif sama dengan yang sekarang.

Entah dari kapan, sepasang tangan menggosok pelan kepalanya. Yeonho membantu mengeringkan rambut Yongseung. Anak itu terkesiap, Yeonho entah dari mana dan saat ini sudah berganti pakaian.

"oh!!"

"jangan gerak! rambutnya belom kering..."

"...kenapa ga pake hairdryer deh?"

"ga biasa aja..."

Yeonho mengangguk tanda mengerti.

"lo pake sampo apa dah? Perasaan beda wanginya sama punya gue yang di kamar mandi. Tapi ini wangi banget loh, gue suka"

"...."

Yongseung mendadak bingung untuk menjawab. Lalu, mata Yeonho menangkap pigura miliknya di tangan Yongseung.

"gue pas kecil imut kan ya?! hahaaaha"

Yongseung tersadar lalu meletakkan pigura itu kembali dengan kikuk.

"hahaha iya deh.. Tapi kenapa deh sekarang jadi amit-amit?"

"SIALAN LO!"

Yongseung tak bisa tak tertawa puas.

***

Malam melengang sunyi. Yeonho sudah tidur tetapi Yongseung belum.

Anak itu sedari tadi hanya grasak grusuk di atas kasur. Sekilas ia melirik Yeonho, temannya itu tidur sangat pulas.

Yongseung mencoba berbagai posisi tidur, tapi semuanya tidak manjur. Sepertinya ia tak terbiasa tidur selain di kamarnya.

Ia hampir menyerah, pasrah jika akhirnya ia terjaga sampai pagi. Hingga sampai ia miringkan tubuhnya menghadap Yeonho.

Namun..

Tanpa diduga, detik itu juga Yeonho berbalik ke hadapan Yongseung dengan leluasa.

Yongseung terkesiap.

Sebentar...

Kenapa ia jadi merasa aneh.

Ini tidak beres...

Yongseung bergeming, tersedak sesaat. Sambil mencoba tenang, ia menatap wajah tenang Yeonho.

Tapi, tanpa disangka jantung Yongseung berdetak tak beraturan. Ia merasa merinding saat desiran darahnya mengalir lebih cepat. Sejumlah kupu-kupu menerbangkan asanya di perut Yongseung. Menggelitik.

What the fuxxx?

Mendadak orientasi seksualnya terguncang. Seingatnya, baru tahun lalu ia bangga menjadi pemuda yang heteroseksual.

Yongseung mengerjapkan matanya. Otaknya kosong, perasaan ini menembus batasan pikirannya.

Ini tidak benar!

Tiba-tiba sebuah tangan terulur memeluk sisi badannya. Itu sudah pasti Yeonho. Sangat erat.

Tubuh Yeonho menggeliat, membuat sisi wajah Yeonho menempel dengan kepunyaan Yongseung.

Pelukan itu semakin erat, hingga Yongseung berusaha melepaskannya.

Tetapi...

Yongseung salah langkah.

Ia tidak sengaja memalingkan wajahnya.

Dan...

Sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya.

Ya.

Bibir Yeonho menempel di bibir Yongseung.

Mata Yongseung membola, ia reflek mendorong Yeonho hingga pelukan itu terlepas.

Yongseung yang heboh langsung berbalik di sisi lain.

Tangannya menyentuh belah bibirnya, mengusap pelan. Melongo.

First little kiss.

Setelah itu, ia semakin takut. Gejolak ini sulit ditolak.

Hingga datang tamu yang tak di undang mengetuk pintu hatinya.

Mungkinkah itu sebuah rasa cinta?


tbc










Kihyo

𝙵𝚛𝚒𝚎𝚗𝚍𝚜𝚑***𝚝!! °ʸᵉᵒⁿᵐʸᵒⁿᵍ°Onde histórias criam vida. Descubra agora