kepada si dia yang membaca puisi aku dari dulu hingga kini

26 2 0
                                    




aku tahu kau sedang membaca ini sekarang.

benci? sedih? rindu? atau kau mungkin tak membaca lagi.

kalau maaf aku masih dipandang,
ingin aku hamparkan diatas lembaran padang.

kadang sikap ku tiada cerminan tulisan ku,
soalnya,aku sering lupa pada mereka di belakangku.

bukan angkuh,cuma bila jalan mula sukar,
aku lebih selesa menempuhnya sehelai sepinggang.

terima kasih sekali lagi ,

kepada si dia yang membaca puisi aku dari dulu hingga kini,
jika tajamnya ayat pernah menikam raksa,
lembutnya kata pernah menyembuh luka,
manisnya bahasa melukis sinis di muka,
pahitnya tulisan merobek jiwa.

maafkan aku yang membabi buta meludah perasaan,
terima kasih tak terkira kerna masih membaca puisi aku dari dulu hingga
selamanya.

Mentari dan PurnamaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt