second shoot.

9.8K 526 7
                                    

Rika mengedarkan pandangan di ruang bernuansa biru dan menghembuskan nafasnya lelah. Ia akan kehilangan rambutnya, lagi. Ia pikir ia akan segera sembuh setelah seluruh percobaan yang dilakukan dokter. Tapi nyatanya ia salah besar, penyakitnya terus bertambah ganas seiring waktu.

Ia kembali menghembuskan nafasnya dan bersiap untuk kehancuran tubuhnya untuk kesekian kalinya.

.

.

.

Raka kembali menahan emosi saat melihat Rika sedang tiduran di ranjangnya saat ia kembali dari kantin di lantai bawah rumah sakit ini.

Rika yang menggunakan seragam rumah sakit yang ukurannya terlihat sangat besar di badannya yang kecil, dengan topi rajut untuk menyamarkan kepalanya yang sudah tidak berambut. Dihiasi dengan kantung mata yang besar di kedua matanya tidak menyurutkan niatnya untuk memonopoli kamar Raka. Sahabat barunya.

"Eh, Raka, sini deh. Kamu tau nggak sih, masak Taylor Swift jadian sama Calvin Harris. Emm, belum pasti juga sih. Tapi liat deh ini, bajunya Taylor sama Calvin couple-an terus. Huft, bikin envy deh kalo gitu. Coba aja Rika punya pacar pasti bajunya couple-an tiap hari. Eh, tapi kalo couple-an tiap hari kaya anak kembar dong ya. Ish, tapi nggak apa lah, yang penting couple-an. Eh, Rika kan nggak punya pacar," gadis itu bercerita dengan sangat semangat sambil menunjuk suatu majalah dengan gambar Taylor Swift dan Calvin Harris yang sedang bergandengan tangan.

"Emang ada yang mau jadi pacar lo?" sahut Raka dengan nada sinis dan memicingkan matanya pada Rika yang masih santai tiduran di tempat tidurnya.

"Adalah, gini-gini sebelum masuk rumah sakit, si Matthew udah nembak aku tauu. Tapi aku tolak, masalahnya Keina suka sama dia. Kan aku nggak enak sama sahabat aku sendiri dong ya, apalagi aku nggak ada rencana hubungan serius sama Matthew. Jadi aku tolak deh, terus katanya dia langsung jadian sama Keina. Ih, bikin envy lagi. Tapi aku juga seneng deh kalo Keina seneng," Raka hanya tersenyum kecil melihat gadis itu bercerita sambil mengeluarkan ekspresinya yang lucu, kadang mencebik kesal, kadang cemberut dan kadang seolah bahagia hanya dengan membayangkan temannya.

Tanpa ia sadari bahwa ia sudah jatuh untuk gadis itu.

in the end {completed}Where stories live. Discover now