Caramel - 1

158K 7.9K 151
                                    

“Jadi fog itu sama aja maksudnya f(g(x)) nanti lo tinggal ganti x dari f(x) ke faktor g(x) yang udah di ketahuin.” aku menjelaskan panjang lebar.

Kulihat Azrafa Arzier—laki-laki yang harus ku bimbing dalam hal belajar terkantuk-kantuk di sampingku.

“Lo dengerin gue ga sih?” kataku mulai kesal.

Rafa—panggilannya mengerjap-ngerjapkan matanya dan menoleh tidak minat padaku.

“Gue minta soal.” katanya tiba-tiba, membuatku sedikit terkejut.

“Jelasin dulu ke gue barusan yang gue jelasin.”

“Kasih gue soal apa susahnya sih?” Rafa melipat kedua tangannya dan mulai tertidur lagi. “Bangunin gue kalo lo udah selesai bikin soal.” tambahnya.

Aku hanya mendengus kesal mendengarnya. Suatu kesialan memang di tugasi oleh kepala sekolah sebagai mentor orang yang bisa di bilang siswa paling bodoh di dalam kelasnya. Azrafa Arzier—playboy kelas kakap yang kerjaannya hanya cabut-cabutan dan bermain dengan wanita.

Dia tampan, kaya, berkuasa, dan tentunya penuh pesona. Cih! Itu bukan kataku—kata teman-temanku—oh tidak itu kata wanita seluruh penghuni sekolah SMA Nusa Bangsa. Jika bukan karena paksaan Pak Darmawan aku tidak akan mau mengajarinya. Tidak sudi.

“Woy udah selesai nih.”

Dia tidak bergeming sama sekali.

“LO MAU BELAJAR APA TIDUR SIH.” aku berteriak di depan wajahnya membuat Rafa terbelalak dan refleks membuka matanya.

“Bisa ga sih gausah teriak-teriak?” Rafa mengatur posisi duduknya tegak kembali. “Mana soalnya?” pintanya.

Dengan kasar aku memberikan kertas hvs berisikan soal-soal tentang komposisi dua fungsi kepadanya. Rafa megerutkan keningnya sebentar saat melihat soal yang ku beri. Yah, tidak heran jika ia tidak bisa mengerjakannya. Mendengarkanku saja ia tidak.

Tapi—apa itu yang kulihat? Ia mengerjakan soal yang ku beri dengan lancar selancar jalan tol. Sialan! Bagaimana bisa? gumamku. Oh tidak tidak—masih ada jawabannya, belum tentu jawabannya benar. Iya kan?

Rafa memberikan soal itu kepadaku kembali setelah ia selesai. “Soal kaya ginian lo kasih ke gue.” kemudian ia berdiri dan berjalan keluar.

Buru-buru aku mengecek jawabannya.

Dan—

Sialan!

Benar semua.

Bagaimana bisa?

Dia kan tadi hanya tidur-tidur jelek tanpa mendengarkanku.

Caramel [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang