1: Prolog

94 13 2
                                        

"Sial, Kaigun!" Zoro berdecak sementara yang lainnya terkejut.

"KENAPA MEREKA ADA DISINI, PULANG SAN!"

Akemi berlari menuju Luffy dan lainnya. "Luffy, kita harus segera ke Sunny dan pergi dari sini."

Luffy bangkit sementara Kaigun sudah bersiap untuk menyerang.

"Aku masih bisa bertarung. Kalian kembalilah ke Sunny."

"TIDAK!" semua menolaknya, termasuk dengan Akemi. "Mana mungkin kau disini sendirian dan kami meninggalkanmu? Yang benar saja!"

"Luffy, kau harus istirahat." Chopper mulai berubah wujud menjadi rusa begitu Nami berbicara. Usopp mengangkat tubuh Luffy dan menaruhnya di punggung Chopper.

"Aku yang akan disini." Ujar Akemi. Semuanya menoleh terkejut. "Aku masih dalam keadaan prima karena hanya membantu di pertahanan, aku akan kembali dengan cepat."

Zoro dan yang lainnya ragu kemudian mengangguk. "Baiklah."

Luffy terkejut dan menggelengkan kepalanya. "Enggak! Kalau mau pergi ya semuanya pergi, kau tidak boleh disini. Ayo Akemi!" Perintahnya.

Akemi bergeming di tempat dan menggeleng. Tangannya merapal teknik yang dapat memindahkan semuanya dengan instan. "Teleport: Sunny."

Blast

Semua anggota kecuali dirinya sudah berada di deck kapal dengan hitungan detik.

"HENTIKAN MEREKA!"

"MEREKA INGIN MELARIKAN DIRI!"

Terdengar suara pasukan angkatan laut yang melihat Kelompok bajak laut topi jerami akan segera pergi dari tempatnya.

"AKU AKAN PERGI DULUAN! AKU AKAN MENGHABISI MEREKA SEMUA DI TANGANKU!"

"AKAINU-GENSUI"

"SHIMATTA! KITA HARUS PERGI, LUFFY-KUN!" seru Jinbei. Franky pergi ke bagian mesin kapal dan menaruh barel cola sebagai tenaga darurat.

"KALIAN PERGI DULU SAJA, AKU AKAN MENYUSUL!"

Akemi berseru dan berlari menuju Akainu yang akan menghajarnya dengan lava pembunuhnya.

"COUP DE BUST!" Sunny-go dengan kecepatan tinggi pergi melayang menjauhi kapal yang akan menjadi pertarungan kedua.

"AKAI KEKKAI!"

Akemi melindungi sisi tak terlindungi kapal dari serangan Akainu.

"WANITA SIALAN!"

Akainu berhenti menyerang dan melihatnya dengan kobaran lava mendidih di sekeliling tubuhnya menatap penuh kebencian.

Akainu mulai berjalan kearahnya dan dia pun menggeram marah. Akemi tersenyum miring melihatnya.

"Ha, sudah lama sekali kita tidak berhadapan. Admiral Akainu-- ah, Akainu-gensui."

"Grrr.."

Akainu berhenti tetapi matanya terus mengujar kebencian yang dalam.

"Kekuatanmu itu paling menyebalkan."

"Ku anggap itu adalah pujian."

"Jika aku tidak bisa membunuh darah iblis itu hari ini, maka aku akan membunuhmu terlebih dulu!"

Akainu dengan cepat melancarkan serangan magma "Daifunkan!" Meteor magma menghujani sekeliling Akemi menghancurkan pijakan tanah.

Dengan kecepatan, Akemi menghindar dari serangan tersebut.

"Ittoryu, Akai Nami!"

Gelombang merah tebasan angin menghancurkan serangan Akainu.

Akainu dan Akemi menyerang satu sama lainnya. Pertarungan dahsyat tak terelakkan di pulau tak bernama. Pasukan angkatan laut pun tidak bisa mendekat. Sekeliling dari pijakan tanah sudah hancur dan menjadi sungai magma.

For a While to be HeroWhere stories live. Discover now