"Gue nggak suka berbagi."

"Hah? Kak Juna ngomong apa sih, Alika tuh nggak paham."

"Nanti juga lo paham," ucap Arjuna dan kembali ke kursinya, setelah memastikan bahwa tawa Arika sudah reda.

Zila yang memang dari tadi mendengar obrolan kedua orang itu, tampak melototkan kedua matanya tidak percaya. "Baru kali ini gue liat Arjuna kalem dan sweet gitu sama cewek."

"Zila ngomong apa?"

"Jujur sejujurnya, lo ada hubungan apa sama Arjuna?!"

"Yuyul seyuyulnya, Alika nggak paham maksud Zila."

"Anjir, pada ngelawak lo berdua!" teriak Niko dengan tawa pecah tak tahan mendengar percakapan dua perempuan itu.

"Yuyur seyuyurnya nggak tuh," timpal Belvan mengikuti apa yang Arika katakan tadi.

"Berisik lo berdua. Uang kas lo belum lunas ya, besok terakhir!"

"Eh, kenapa tiba-tiba bahas uang kas sih, Zil."

"Alika ikut bayal juga nggak uang kasnya?" celetuk Arika.

"Lo mah ntar aja, baru masuk juga."

Belvan dan Niko yang mendengar itu, refleks menatap Zila penuh permusuhan. "Pilih kasih lo, Zil."

"Lo berdua aja yang ngaret bayarnya." Arjuna ikut menimpali, kembali membuat dua sahabatnya kesal.

Perdebatan mereka harus berakhir, karena bel masuk sudah berbunyi. Bertepatan dengan itu, seorang guru memasuki kelas. Kelas yang tadinya cukup berisik, seketika langsung sepi.

Arika sempat terkagum saat menatap guru di depan sana.

"Ibu gulunya cantik," gumamnya.

"Tapi galak," balas Zila seraya menyuruh Arika agar kembali diam.

Setelah memberi salam dan berdoa menurut kepercayaan masing-masing, guru yang diketahui bernama Bu Feby menyuruh Arika agar segera ke depan, memperkenalkan diri.

"Kamu anak baru 'kan?"

Arika mengangguk semangat, tak lupa dengan senyumnya yang tak pernah luntur walau sesaat.

"Saya Bu Feby, guru bahasa inggris. Sekarang silakan kamu perkenalkan diri kamu."

"Pakai bahasa Indonesia, Bu?"

Bu Feby mengangguk.

"Halo semua, pelkenalkan nama aku Alika Angelina. Alika suka walna kuning, buah pisang dan susu pisang. Ah, iya, Alika juga suka pecel ayam sama bubul ayam. Semoga kita semua bisa belteman baik ya!"

Zila sudah khawatir dengan perkenalan Arika barusan, tetapi tanggapan Bu Feby sungguh di luar dugaan. Ah, atau bahkan semua temannya berpikir sama dengan dirinya.

"Kalian ada pertanyaan buat Arika?" tanya Bu Feby lembut, tidak seperti biasanya.

Ragu-ragu salah satu siswa di sana mengangkat tangan. "Pindahan dari mana?"

"Silakan dijawab Arika."

Arika tersenyum paksa dengan kedua tangan yang saling bertautan. "Alika pindahan dali lumah."

"Hah?"

"Homeschooling Bu, masa gitu aja Ibu nggak tau sih," jelas Arika santai.

Tidak tahu saja bahwa semua yang ada di sana tengah menahan tawa mendengar jawaban polos dan terkesan berani Arika barusan.

"Okay, please sit back."

What should we do? Where stories live. Discover now