"Gud morning Nata," Terdengar suara dengan nada semangat dari arah belakang Nata.
"Eh Dir? Ini serius lo Dira? tumbenan pagi-pagi dah dateng, biasanya sampe matahari mau tenggelem juga belom muncul," jawab Nata sambil berjalan menulusuri koridor sekolah menuju kelas.
"Heh! Gue ga separah itu ya, enak aja," ucap Dira membela diri, pagi ini dirinya memang datang lebih pagi karena ada hal yang ingin dibicarakan oleh Nata dan satu temannya lagi.
"Assalamualaikum ukhti-ukhti, selamat pagi," sapa Kitara Yasmin, satu teman dekat yang dibicarakan tadi, satu-satunya siswi yang waras diantara mereka bertiga.
"Waalaikumsalam, nahhh sip dah lengkap, ayo cepetan, gue mau bahas sesuatu," ajak Dira sambil menarik kedua lengan kawannya itu. Sesampainya dikelas, Dira melirik kanan kiri ketika serasa aman dia segera duduk dan memulai pembicaraannya yang sepertinya sudah bisa ditebak oleh kedua temannya ini.
"Ape, lo mau bahas tingkat kebucinan lo yang makin gak jelas itu?" sarkas Nata ketika Dira sudah mulai membuka mulut.
"Hey-hey anda Natania Ranum, gak usah gitu, kita gak beda jauh, bahkan mungkin tingkat kebucinan gue masih mending daripada lo," jawabnya, sedangkan Nata hanya memutar bola mata.
"Agha. Gue bingung mau bener-bener suka, atau move on aja. 7 tahun menyukainya sudah cukup," ucap Dira dengan nada seolah-olah sebuah drama.
"Gini deh, lo mau move on atau mau tenggelem se- tenggelemnya?" tanya Kitara.
"Gak tau, gue masih ditahap tenggelem tapi kepala gue udah di permukaan," jawab Dira,
"Saran gue nih Dir, mending sekalian tenggelem, kalo perasaan lo dibales tu rasanya, beuh bahagia," ucap Nata memberi saran.
"Iya ya, tapi gue bingung Agha tu-," ucapan Dira terpotong ketika tangan Nata membekap mulutnya.
"Woii, stop stop, sshhhhh. Agha dateng," ujar Nata dengan tangan yang masih membekap mulut Dira.
"Oiya, ya udah lanjut nanti," ucap Dira yang sekarang matanya sudah mengarah pada Agha yang sedang mengeluarkan buku-buku pelajaran. Nata dan Kitara hanya saling melempar pandangan.
"Eh Dir, tumben dateng pagi," ucap Agha ketika sadar Dira sudah duduk di mejanya pagi ini, kebetulan meja mereka bersampingan dengan meja Agha.
"Ah oh, itu Gha, eh iya udah Gha," ucapnya gagap, ditambah Agha mengulas senyum mendengar jawaban Dira yang gagap, jantung Dira kali ini tidak selamat.
"Gue yakin lo salting sampe mampus kali ini," ucap Nata berbisik.
"Bener, kali ini gue setuju sama lo Nat. Ya Allah untung gak pingsan ditempat," jawabnya dengan nada lemah, lesu, loyo mungkin efek mleyot disapa mas crush di pagi hari.
Ting tong ting tong....
"Selamat hari Senin semua, selamat kembali bersekolah, semoga liburannya kemarin menyenangkan. Selamat datang juga untuk siswa siswi kelas 10 di SMA Mandala. Info untuk kelas 10 hari ini kalian masih melaksanakan MPLS ya. Semangat semua, silahkan berdoa masing-masing," begitulah isi pengumuman pagi ini. Masing-masing kelas membuka kelas dengan berdoa.
"Selamat pagi semua," sapa Kak Tora ketua OSIS SMA Mandala.
"Pagi kak"
"Oke sekarang seperti info tadi pagi kalian akan melakuakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS. Untuk kelas 10 B ini akan dipandu oleh Kak Dean, Kak Yuan dan Kak Ghani ya. Semangat semua," ujar ketos tampan itu.
"Halo, aku Dean Dirgantara panggil aja Dean, ini ada Yuan dan Ghani," ucapnya singkat ditambah wajah dingin yang menurut Nata sangat menyebalkan.
"Eh Dir, Kit, liat tuh Kak Dean, muka jutek, gak ada ramah-ramahnya jadi OSIS. Nyebelin banget si. Keknya cewe-cewe disini gak ada yang naksir sama ni kakak kelas," bisik Nata pada kedua teman sejenisnya itu.
"Ah elah Nat, ntar ujung-ujung nya lo naksir awas aje," jawab Dira.
"Iye, pokonya kalo akhirannya lo naksir, wajib traktir," todong Kitara dan diangguki DIra.
"Gue cuman berpendapat, udah di tagih traktiran, gila lo pada," jawab Nata kesal. Kemudian mereka akhirnya mengikuti ketiga kakak OSIS itu mengelilingi sekolah. Berawalan dari perpustakaan, kelas 10-12, kamar mandi setiap lantai, ruangan lab, lapangan, ruang musik dan sebagainya.
"Nah kita kan udah keliling sekolah semoga gak ada yang nyasar ya," Kikikan Kak Yuan membuat seluruh murid 10 B ikut tertawa. Setelah selesai mengelilingi sekolah, sekarang mereka diarahkan ke lapangan, entah untuk apa.
"Oke sekarang semua berbaris rapih, kami akan melatih kekuatan fisik kalian," ucap Kak Dean lantang.
"Gila, random banget sih, tiba-tiba latihan fisik siang bolong gini," bisik Nata pada Dira yang kebetulan barisannya berdekatan.
"Iya woi gila ni kakak kelas," bisiknya juga. Tidak mungkin kalau teriak- teriak kan? Bisa habis dihukum mereka.
"Sekarang push up 10 kali," perintah Kak Dean. Namun semua murid kelas 10 B belum juga memulai push up, secara matahari sedang terik-teriknya, membuat lantai lapangan itu panas.
"Kalian denger ga?!, cepetan!" bentak Kak Dean.
"Panas Kak lantai lapangannya," teriak Nata berani.
"Siapa itu yang ngebantah?" tanyanya dengan mata melirik tajam seluruh murid 10 B.
"Saya kak, Nata," jawab Nata. Teman-teman sekelasnya mungkin heran, karena ia tidak merasa takut sama sekali dengan kakak Osis di depan.
"Nata, gak usah ngelawan. Kamu mau push up lebih dari 10?" kini Dean mengancam Nata dengan menambah jumlah push up. Sedangkan Nata hanya menggelengkan kepala, ia kalah kali ini. Setelahnya semua murid 10 B memulai push up sambil menahan panas.
"Kalo bukan Osis udah gue baku hantam kali ya," Nata berbicara sok berani pada Dira ditengah-tengah push up.
"Berisik banget sih lo Nat, udah kerjain aja nape," Jawab Dira yang mulai kesal dengan eluhan Nata. Sedangkan Nata hanya mendengus kesal. Setelah kegiatan yang membakar kulit dan lemak itu, mereka berganti baju dan bubar ke kantin tentunya, rasanya kerongkongan dan perut sudah meronta-ronta.
"Waaww es teh, batagor. Sempurna," ucap Kitara sambil menyuap makanannya. Tak lama kemudian Dean dan gengnya duduk di sebelah kursi Nata and the geng.
"Tuh Nat, ada Kak Dean," ucap teman Nata yang naksir Agha ini sambil melirik kearah meja di sebelah kanan mereka.
"Lalu hubungannya dengan saya apa ya buk?" jawab Nata sambil sedikit menoleh kearah meja Dean, lalu kembali makan.
"Gausah jutek-jutek, ntar falling in lop baru mampus," sahut gadis berhijab dengan nama Kitara itu.
"Nyamber aje lo" jawab Nata kesal.
YOU ARE READING
NATADEAN: A MISUNDERSTANDING BETWEEN US
RandomKisah yang bermula ketika MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Seorang siswi baru yang sangat membenci kakak OSIS yang menjadi panitia MPLS kala itu. Kakak kelas jutek, dingin namun tampan. Namun, seiring waktu, keduanya saling menaruh hat...
Prolog
Start from the beginning
