Mereka tertawa ringan melihat tingkah Vivi lalu tersenyum kecil, senyum akan kekhawatiran yang dalam.

~~~

"Ck! Siapa sih yang nelfon" Kesal Chika disela-sela makan nya

"Loh Ci Shani? Ngapain nelfon?" Heran Chika

"Halo ci"

"Chik, bisa anterin barang cici di tas ransel dikamar ga?"

"Tas? Tumben deh kelupaan" Heran Chika lalu menuju kamar Shani

Mata Chika melirik kearah siaran TV yang masih menampilkan konser teman-temannya di bali itu.

"Emang ga bisa Pak Wawan aja yang nganter?"

"Ga bisa, kamu sendiri aja"

"Emang Cici dimana sekarang?"

"Bali"

"Oh Bal- HAH?! BALI?!"

"Aduh jangan teriak-teriak dong sakit telinga Cici"

"Eh iya maaf ci kok bisa di Bali?"

"Nonton adik Kak Beby konser"

"Hah adik kak Beby?"

"Iya Vivi kamu lupa? Kenapa deh? Ngeblank gitu"

"Ah iya gapapa kok ci, jadi aku anter naik apa?"

"Ya naik pesawat Yessica Tamara! Kok kamu ngeblank gini sih?"

"Eh iya maksudnya tiketnya gimana ci?"

"Haduh aku ga tau kamu lagi kenapa ya Chik tapi masa iya kamu ga inget kalo punya pesawat jet pribadi?"

"Eh iya ci , aku minep?"

"Iya kamu minep siap-siap buruan ya Cici tunggu"

"Haduh gue kenapa sih kok jadi gini" Gumam Chika

Shani mematikan telfonnya dan menatap wajah orang samping nya dengan serius.

"Lo tau kan apa yang adik lo perbuat ke Vivi?" Tanya gadis berwajah dingin dengan tatapan lurus kedepan

Shani terdiam mendengar suara dingin itu.

"Gue tau adik gue salah tapi cara dia memutuskan hubungan dengan Vivi itu sangat amat menjijikan"

Tubuh Shani terdiam, mulutnya bungkam bingung ingin berbicara apa.

"Lo liat wajahnya yang penuh plester itu Shan"

Shani menoleh dan menatap lekat wajah Vivi yang banyak sekali lebam.

"Adik gue berusaha nyelametin adik lo dari cowo brengsek yang hampir ngelecehin adik lo, dan lo tau balasannya? Ya adik lo permaluin Vivi dengan kejam bahkan menyebutnya tak layak hidup"

Shani terkejut dan menoleh kearah Beby, tatapan Beby memerah dan melayang tajam lurus kedepan, menekan emosi yang kuat.

"Segitu sayangnya dia sama adik lo Shan, dia rela di caci maki dan di sebut hina dengan kejam" Ucap Beby dengan suara yang lebih lembut

"Gue ga marah, gue cuma mau menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada lo, mungkin Chika belum mau berterus terang sama lo jadi gue yang akan buka mulut"

Shani terdiam otak nya berfikir keras, salah satu nama terlintas dalam otaknya.

"Siapa dia? Laki-laki yang hampir ngelecehin Chika" Tanya Shani dengan tatapan serius

"Flo" Ucap Beby lalu menoleh dan menyeringai dengan seram

Tebakan Shani benar, ia tersenyum kecut tangannya terkepal erat.

PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang