jamkos sampai bodoh

54 8 1
                                    

Di kelas IIS 2 terlihat siswa-siswi nya sedang santai, hari ini adalah hari jumat dimana guru yang mengajar tidak masuk, mungkin guru nya sedang memiliki kesibukan lain sehingga berhalangan masuk.

Ada yang sedih karena tidak belajar, ada juga yang sangat gembira, tetapi sebagian besar murid pasti suka yang namanya jamkos.

Di kelas ini banyak berupa macam kelakuan, ada yang menyanyi gak jelas, ada yang bergosip sampai mulutnya berbusa, ada pula yang baring di lantai tanpa alas.

Di belakang sana terdapat aini, kainung, wafiq, rehana, cica, dan lisa, mereka berbaring sambil bercerita random.

"We rata-rata orang india mancung hidungnya, kenapa ple nenek nya tapasya malebba' hidungnya." tiba-tiba wafiq bertanya yang tidak berfaedah, hanya menambahi beban pikiran saja.

Mereka semua berpikir, mengapa ya kira-kira.

Tiba-tiba dari samping yuni menjawab dengan suara lembut nya.

"Anu ampai tua mi jadi begitu." jawab nya dengan santai.

Dari tadi yuni memang hanya duduk di kursi nya mendengarkan pembicaraan mereka yang tidak bermutu.

Dengan teliti wafiq memikirkan jawaban dari yuni.

"Hah, jadi semakin tua orang semakin malebba' hidungnya." ucap wafiq dengan otak ngeblank nya.

Di belakang sana semua orang tertawa mendengar kata wafiq. memang wafiq ini suka sekali mengoreksi kata-kata orang, jadi berhati-hatilah berkata-kata terhadap wafiq.

Mereka masih tertawa sehingga susah untuk berbicara.

"Sedding yuni kalo engka na pau, dega je cocok." bisik cica agar tidak terdengar oleh yuni.

Mereka mengalihkan topik ke pemain sepak bola.

Memang di belakang sana pembicaraannya sangat random, dari nenek nya tapasya memiliki hidung malebba' sampai ke pemain sepak bola.

"Rata-rata orang di papua to kalau ada lomba sepak bola, itu penonton sama pemain nabalik pasti celana dalam nya." ucap wafiq lagi memenuhi pikiran.

Aini terdiam mendengarkan wafiq bercerita, ia mengira bahwa celana dalam yang di balik maksud nya yang lebar itu di depan dan yang sempit di belakang.

"Aganna natutup ero, pelli-pelli ori'na?" tanya nya dengan muka polos yang tidak mengerti apa-apa.

Semua orang tertawa ngakak brutal mendengar ucapan aini yang tidak mengerti.

"Pekko je' maksud mu iko, maksud na wafiq ero jahitanna mu balik, tennia to si ero malebba' mondri yolo." masih di iringi ketawa kainung menjelaskan maksud dari wafiq.

Aini hanya ber oh ria saja, beberapa detik kemudian dia paham maksudnya, dan ketawa sembari memukul kaki kainung.

Capek dengan kelakuan mereka yang tidak jelas.

Beralih lagi ke kumpulan cowo-cowo yang memiliki rupawan di bawah rata-rata.

Para cowo-cowo juga tidak kalah kurang waras nya, terdapat di sana arjuna, indra, rendi, dan dinding. Sebenarnya nama asli dinding itu adriansyah tetapi entah kenapa berubah jadi dinding, mungkin ia suka dinding.

Arjuna memperhatikan sekitar nya dan mulai bergosip ria, ya arjuna ini king of the gosip, semakin mereka mendekat ke arjuna semakin jadi gosip nya.

"We itai je ero makkunraie mondri desseng aga mna na bicara na micawa ladde." ucap arjuna memperhatikan kainung dkk di belakang.

"Desseng, engka sedding nangnge na'pau tentang selara laleng." jawab dinding yang baring di paha arjuna.

Aduh jadi curiga jangan-jangan mereka homologen.

Arjuna bertanya ke indra, entah apa yang ia tanyakan sehingga indra hanya saja mengiyakan dengan ekspresi kaku nya.

Indra ini memang jarang terlihat berbicara, mungkin ia spesies limbad.

Pernah indra di tanya oleh guru mengapa tugas nya belum selesai, dan ia dengan santai nya menjawab makuttuka bu.

Pliss itu jawaban macam apa, sangat tidak patut di contoh.

Karena kepanasan di dalam kelas, kainung dkk turun ke bawah untuk mencari angin sepoi-sepoi, mereka duduk di depan kelas XI mia 1, mereka melanjutkan pembicaraannya yang tidak bermutu, tiba-tiba kallis datang mengejek para ciwi-ciwi yang sedang bersarang di depan XI mia 1 dengan kata legend nya mabolong cekkong.

"We diana mabolong pasti cekkong mu." ujar nya mengatai diana, ya diana tadi juga ikut turun ke bawah bersama teman-temannya.

"Iko okkotu mabolong cekkong mu, samanna to je pura mita cekkong ku." jawab diana mengatai balik kallis.

Mereka saling mengejek sehingga tak sadar guru mtk ternyata duduk di belakang.

"Magi de mu lettu massikola wenni kallis." guru mtk bertanya kepada kallis, karena kallis kemarin bolos sekolah.

"Dee bu." jawab nya dengan menggaruk tengkuk.

guru mtk tersebut berdiri dan manghampiri kallis yang tak jauh oleh nya.

"Hee itaka je jolo, magi de mu lettu wenni, kendro ko lao?" tanya nya lagi sembari memegang lengan kallis.

"Anu bu lao ka bundaran." jawabnya dengan meringis karena di lengannya di cubit oleh guru mtk.

"Aga mu pigau okkoro."

"Dee bu lao ma tudang-tudang." ucap nya sambil meminum susu kotak di tangannya.

Ck ck sangat tidak patuh di contoh ya kawan-kawan.

"Aja mu makkoro kedua naa!" ucap guru mtk tersebut dan pergi ke ruangan guru.

Setelah guru mtk pergi kallis langsung meringis lebay karena tangannya kelamaan di cubit.

Dengan penasaran aini bertanya kepada kallis apakah beneran ia membolos ke bundaran hanya untuk duduk-duduk.

"Kallis lao tongeng ko ga bundaran?" tanya aini kurang percaya, soalnya muka kallis berwajah pa'belleang.

"De lo bellei mi ibu." tuh kan firasat aini tak akan meleset.

Dengan santai nya ia bilang hanya membohongi ibu, ck ck anak jaman jigeum suka nya keluyuran

Dengan susu kotak di tangannya yang sudah habis ia masih mengirup susu tersebut berharap masih ada.

Kelakuan kallis memang di luar nalar.

Kainung dkk kembali ke kelas duduk dan bercerita, tiba-tiba kallis masuk ke kelas dan bersuara.

"Agasi je na gosip iyye nana'e." ucap nya melihat ke arah kainung dkk.

"Iko lao gosip." jawab wafiq

Kallis keluar kelas entah pergi kemana.

Kainung kembali bercerita sampai muncrat berkali-kali, sehingga bau jigong.

Kallis kembali lagi ke kelas dan berkata.

"Bene ku maneng matu okkoe." katanya entah apa yang merasuki dirinya.

Mereka tertawa mendengar candaan kallis yang tidak masuk akal.

capek ngetik...
see u

About IIS 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang