1. Rindu Tak Terbalas

48.2K 3.3K 96
                                    

Hai halo semuanya...

Apa kabar anak-anak emak tersayang?

Maaf ya updatenya lambat, hari Senin ternyata lebih sibuk dari biasanya 😴😴

Manado hujan berangin sore ini, rasanya atap rumah serasa mau terbang 😮😭😭

Di tempat kalian gimana? Semoga selalu sehat, terhindar dari bahaya dan bencana apapun.

Jadi ini episode 1nya Daru & Gisha, semoga terhibur ya.

Oh iya seperti biasa jangan lupa tandai kata/kalimat yang penulisannya salah Yo 😁

Selamat membaca 😁🤗

Gisha mematut dirinya di depan meja rias. Hari ini dia harus tampil beda. 8 bulan berpisah, Daru harus jatuh cinta dengannya.

Ya harus. Bagaimana pun Gisha sudah membuat keputusan bahwa dia akan memulai semuanya dari awal lagi bersama Daru. Dia akan berusaha untuk memperbaiki semuanya.

Sudah cukup dia menahan rindu selama 8 bulan, kini pertemuan sudah di depan matanya. Perempuan itu tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan.

"Nggak sabar ketemu kamu Mas," gumamnya ketika sedang merias wajah.

Perempuan itu kemudian keluar dari kamar setelah memastikan bahwa penampilannya sudah sangat pantas dan menarik hati. Hanya orang gila yang tidak akan jatuh dengan penampilannya hari ini. Semoga saja Daru tidak masuk bagian dari orang-orang gila itu.

"Eh, mau ke mana ini Aunty cantiknya Rafka?" tanya Nesa, iparnya.

Perempuan itu terlihat sedang menggedong puteranya. Kemarin, mereka datang menginap menghabiskan weekend di rumah Mami dan Papi. Pagi ini Mas Adi mendadak ada rapat hingga mereka tidak sempat pulang, jadi menunggu Mas Adi kembali dari kerjanya baru mereka pulang ke kediaman mereka.

Lagi pula Gisha juga suka kalau ponakannya datang kemari lebih sering. Dia bisa tidur bersama Rafka yang saat ini sedang fase lucu-lucunya.

"Nggak usah ditanya Nes, ya jemput suaminya lah, nggak lihat dia udah cantik gitu kek si manis jembatan Ancol," goda Mami.

Gisha mendengus kesal, bisa-bisa maminya mengatai anak sendiri. Durhaka nggak sih?

"Oh jadi Aunty Gisha mau jemput Uncle Daru sama Uncle Dito?" tanya Nesa lagi.

"Iya Rafka sayang, doain ya mbak biar lancar jaya," tuturnya sembari mencubit pelan pipi Rafka, bayi gembul berusia 9 bulan.

Melihat Rafka gembul begini pasti tidak akan ada yang mengira kalau dulu dia adalah bayi prematur yang hampir membuat kakak lelakinya gila karena berdiri berjam-jam di ruang NICU hanya untuk menatap Rafka saat itu.

"Iya, pasti aku doain kok," balas Nesa sambil mengulas senyum.

Gisha terlihat sangat berseri hari ini. Memang sih beberapa minggu ini Gisha kelihatan lebih bersemangat, mungkin karena tidak sabar lagi untuk bertemu dengan sang suami yang selama ini LDR-an antara Lapas dan Kediaman keluarga Tano.

"Ya udah, di sana tebar pesona sama Daru aja. Penjaga penjaranya jangan!" peringat Mami.

"Iya Mi, ngapain juga aku tebar pesona sama penjaganya kalau di sana ada seseorang yang aku cinta."

"Idih, bahasanya!" ejek Mami.

Gisha menatap Mami dengan wajah Frustrasi. Kenapa bisa dia hidup tenang sampai saat ini dengan ibu macam Mami ini? Dia bukannya tidak berterima kasih atau tidak senang namun kadang dia malu dengan segala tingkah Mami yang abnormal untuk ukuran orang tua.

Daru & Gisha (Tamat)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu