BAB EMPAT PULUH SATU

Start from the beginning
                                    

Jean mengangguk. "Mommy, jangan mau makan masakan Daddy, nanti Mommy sakit perut," peringat Jean.

"Masakan Daddy nggak enak, nanti Mommy sama baby boo kenapa-napa," timpal Raiden dengan jujurnya.

Seketika semangat Jayden langsung menciut. "Doakan saja yang kali ini berhasil ya, boys," ujar Jayden disela-sela pria itu mengurak-arik nasi yang ada di atas teflon.

"Aku nggak yakin, mending jangan dimakan aja deh, Mom," ujar Jansen, dengan wajah berkerut.

"Apapun rasa dan hasilnya, pasti Mommy makan," balas Dera, membuat ketiga pemuda itu meneguk ludah. "Jangan khawatir, pasti enak. Baunya harum kok, ayo duduk dulu, sambil nunggu Daddy selesai, baru kita sarapan."

Akhirnya, setelah pengeksekusian dapur, bersama dengan skill memasak yang perlu dipertanyakan, Jayden menuang nasi gorengnya di atas piring dan menyajikannya di atas meja makan, membuat Dera menggigit bibirnya, sudah tidak sabar untuk mencicipi.

Jansen menyecap mulutnya dan meneguk ludah, sudah merinding lebih dulu melihat masakan ayahnya. Baunya memang harum, tapi rasanya masih dipertanyakan.

"Sebentar, biar saya cicipi dulu sebelum kamu memakannya," tukas Jayden, menarik kembali piring yang digeser oleh Dera.

Menyendok nasi goreng itu, Jayden meniup sebentar, lantas menyuapkannya ke dalam mulut, baru dua kali kunyahan, pria itu langsung terbatuk, menarik tisu dan mengeluarkan kembali isi mulutnya.

"Rasanya mengerikan. Jangan dimakan, biar maid saja ya yang membuatkannya lagi," ujar Jayden dengan raut wajah anehnya.

Namun Dera menggeleng, menarik piring nasi goreng itu, dan menyuapkan sesendok ke dalam mulutnya, membuat suami beserta putranya melotot terkejut.

"Dera! Jangan ditelan, ayo muntahkan lagi, nanti perut kamu sakit jika memakannya," seru Jayden, menyerahkan selembar tisu pada istrinya.

"Mommy, jangan ditelan. Pasti nggak enak 'kan? Raiden udah bilang tadi, Mommy pasti nyesel karena udah minta Daddy masak," ujar Raiden.

Mengunyah isi mulutnya, Dera mengangguk-angguk tak mengindahkan ucapan suami beserta putranya.

"Dera, ayo muntahkan lagi, jangan ditelan," desak pria itu. Ia tidak bohong, rasanya memang mengerikan. Mungkin Jayden terlalu banyak menambahkan garam tadi.

Menelan kunyahan di dalam mulutnya, Dera kembali mengayunkan sendok. "Enak," komentar wanita itu, membuat mereka yang berada di sana kembali terkejut.

"Dera, saya mohon, jangan dimakan lagi, ya? Nanti kamu sakit perut ...," pinta Jayden, namun Dera menolak.

Melihat ibunya yang begitu lahap memakan masakan sang ayah, Jansen, Jean, dan Raiden hanya bisa meneguk ludah.

"Jangan melihat Mommy seperti itu. Ayo dimakan sarapannya, atau mau mencoba punya Mommy?" tawar Dera pada ketiga putranya.

Kontan Jean dan Raiden langsung menggeleng, namun Jansen merasa penasaran. Menatap sang ayah, Jansen mengerjap. Di lihat dari cara Dera makan sepertinya enak, tapi ayahnya bilang jika rasa nasi goreng itu mengerikan.

"Mau nyoba dikit," ujar Jansen, membuat saudara beserta ayahnya terkejut.

"Sen, jangan," larang Jean.

"Jansen, jangan. Sudah Daddy bilang rasanya tidak enak," larang Jayden.

Namun Jansen belum tahu jika tak membuktikannya sendiri.

"Enak kok, cobain," ujar Dera, menyodorkan piringnya, dengan ragu, Jansen menyendok nasi goreng itu lantas mengendus baunya.

Baunya enak, entah rasanya.

AffectionWhere stories live. Discover now