"Terima kasih" ucap Jaemin di angguki oleh Renjun.

"Keluar kalian semua. Biarkan Jaemin istirahat. Hyunjin, tolong bereskan kekacauan ini" titah Renjun.

Hyunjin tersenyum dengan paksa. Ucapan lelaki hamil seperti Renjun sulit untuk Hyunjin tolak.

Jackson menghampiri Jeno yang tengah merokok di balkon sambil menatap pemandangan beberapa perumahan di depan sana.

"Hanya karena Jaemin tidak sengaja menumpahkan teh herbal, kau hampir menampar nya? Woah, aku terkesiap Lee" kekeh Jackson ikut menyalakan rokok di samping Jeno.

Jeno menarik rokok di belahan bibir nya kemudian menghembuskan asap itu ke udara.

"Stella sudah berbaik hati ingin membantu Jaemin" ucap Jeno.

Jackson terkekeh lagi.

"Tapi Jaemin tidak sengaja."

Jeno mengangguk.

"Aku hanya kesal karena Stella sudah susah payah membuat nya tapi Jaemin tidak meminum nya sedikitpun."

Jackson mengangguk. Tubuh nya menghadap kearah Jeno dan bertumpu pada pagar pembatas.

"Kau masih belum melupakan Stella?" Tanya Jackson.

Jeno terdiam. Ia menghisap rokok nya dengan tenang.

"Aku bertanya pada mu, Lee."

"Haruskah aku menjawab nya?"

Jackson mengangguk-anggukan kepala nya.

"Yeah, aku hanya ingin mengetahui jawabanmu saja" ucap nya.

Jeno menghela nafas nya. Mematikan rokok nya kemudian menghadap kearah Jackson.

"Kau mencintai Jaemin?" Tanya Jackson menatap manik mata Jeno.

"Haruskah kau membahas ini? Kita disini untuk merencanakan misi" ucap Jeno pergi meninggalkan Jackson.

Jackson terkekeh. Ia mematikan sumbu rokok nya.

"Ahh aku lupa. Jeno hanya terobsesi pada keindahan Jaemin bukan mencintai nya" gumam nya.


Jano mengetuk pintu kamar nya beberapa kali. Hari sudah malam, ini waktu nya makan malam. Jaemin belum juga keluar dari kamar membuat Jeno khawatir.

"Jaemin-aa, buka lah. Kau harus makan malam" ucap Jeno di depan pintu.

Di dalam kamar, Jaemin membuka mata nya dan menatap langit yang sudah gelap. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul delapan malam. Jaemin mengusap perut nya, rasa mual nya sudah menghilang. Ternyata baby nya sangat mudah untuk di ajak kerja sama.

"Jaemin-aa."

"Jika kau tidak membuka nya sekarang. Aku akan mendobrak pintu ini."

Jaemin menghela nafas nya. Dengan tubuh yang masih belum membaik, Jaemin berdiri dan membuka pintu.

"Waktu nya makan malam. Ayok."

Jeno menggendong Jaemin ala bridal style menuju ruang makan. Jaemin hanya terdiam mengalungkan kedua tangan nya di leher Jeno.

"Stella?"

Stella mendongak. Gadis itu tengah menyiapkan makan malam di atas meja di bantu oleh Lia dan Felix.

"Jeno, maaf aku tadi memasak beberapa makanan kesukaan mu dan membawa nya kemari" ujar wanita cantik itu.

Jaemin mengalihkan pandangan nya.

"Turunkan aku" ucap Jaemin.

Jeno mendudukan Jaemin di samping Karina.

"Makan malam lah disini bersama kami" ucap Jeno pada Stella.

180 Days?  [SUDAH DI TEBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang