Stranger

485 33 4
                                    

Aku memang berbeda dengan gadis yang seumuran ku
Kehidupan ku tidak se indah mereka
Dulu aku memang pernah merasakan hal itu, namun sekarang tidak.
Itu semua berubah saat aku berumur 15, dari satu tahun kemarin orang tuaku selalu bertengkar yang menjadi penyebabnya adalah ayah ku berselingkuh dengan wanita bernama Elly.
Tapi ayah tidak mengakui kalau dia selingkuh, dan ibu ku sebenarnya punya banyak bukti kalau ayah memang benar-benar selingkuh, entah dari mana mendapatkan banyak bukti seperti foto ayahku sedang bermesraan dengan Elly.

Dan ya pagi ini sarapan ku dimulai dari pertengkaran ibu dan ayah. Lagi.
Awalnya suasana memang hening tapi tak berapa lama kejadian yang paling aku 'benci' datang. Apalagi kalau bukan pertengkaran orangtua ku.

Aku lelah melihat ini, dan berjanjak dari meja makan untuk pergi ke sekolah, bahkan mereka tidak menyadari kalau aku pergi.

Aku melihat jam arloji kecilku di tangan, 06.12
"pagi sekali" gumam ku
Lalu aku memakai hoodie yang sedari tadi ku pegang, karena suhu disini masih sangat dingin.
Tiba tiba seseorang menepuk bahu ku perlahan dari belakang, aku tahu itu pasti Chris.

"tidak biasanya kau berangkat pagi pagi sekali" tanya nya sambil menyusul ku sedikit
"jika aku jelaskan, kau pasti sudah tau."

Aku melihat Chris hanya diam dan tetap berjalan
"baiklah kalau begitu, kau jangan terlalu memikirkan nya"

"tenanglah Chris, aku sudah terbiasa" jawabku dengan memberikan senyuman tipis, aku tidak tau ini terlihat tersemyum atau tidak.

"kau tahu tidak? Kadang aku berpikiran untuk kabur dari rumah." lanjutku sambil memasukan tangan kedalam saku hoodie ini

"apa kau gila?" tanya Chris dengan mengerutkan keningnya "ibumu pasti menghawatirkan mu, sebaiknya jangan." dengan cepat Chris berjalan meninggalkan ku. Tidak tau dia marah atau apa, tapi aku semakin yakin untuk kabur
dari rumah. Aku ingin tau apa ibu dan ayah masih perduli dengan keadaan ku?

Saat istirahat Chris masih saja tidak berbicara padaku. Mungkin dia marah dan aku merasa tidak mempunyai siapa-siapa lagi di kota ini, Chris memang satu satunya teman yang sangat peduli, hingga tadi pagi dia meninggalkan ku sendirian.

Tekad ku sudah membulat.

Aku membereskan baju baju dan memasukannya ke ransel berwarna cokelat itu, tidak lupa membawa uang cadangan, dan handphone ku.
Aku menatap foto ibu dan ayah ku sebentar "maaf tapi aku harus melakukan ini" lirihku.
lalu aku pun mulai membuka jendela kamar dan keluar.
Aku melewati halaman depan rumah Chris, Kosong. Orang tuanya sedang bekerja, dan mungkin Chris belum pulang.

Aku terus berjalan menuju subway mungkin aku akan ke Los Angeles.
Karena kakak ku sedang kuliah disana.
Setelah memasuki kereta yang bertujuan ke Los Angeles, aku melihat tak ada satu pun kursi yang kosong, terpaksa aku harus berdiri sampai ada penumpang yang turun

Tak lama kemudian ada seorang lelaki yang menawarkan ku duduk
"Sepertinya kau lelah, sekarang kau saja yang duduk" kata lelaki yang memiliki rambut coklat itu
"Ah tidak usah, aku masih kuat." Tolakku,
"Tapi kau terlihat pucat" lelaki itu mulai cemas saat melihat wajah ku

Akhirnya aku pun duduk ditempat lelaki tadi duduk, "terimakasih kau sangat baik" dia pun mengangkat tangan nya untuk berjabat "Cameron Dallas" katanya.
"Estelle" jawabku sambil tersenyum
"Kau mau kemana?" Tanya nya
"Los Angeles, aku mau mencari kaka ku." Respon dia hanya mengerutkan dahi nya. "Tapi ini sudah hampir malam, terlalu bahaya"
Sepertinya dia melarangku
Tapi dia hanya orang asing yang berbaik hati memberikan kursi kereta padaku.

"Aku masih bisa, Cam" jawabku tersenyum tipis, "kau ini perempuan yang kuat ya" ucapnya sambil tertawa renyah "lebih baik kau menginap di rumah ku, dan mencari kakak mu itu besok. Bagaimana?" lanjut Cam

Aku terdiam. Bingung harus menjawab apa.

"Aku tau kita baru bertemu beberapa menit yang lalu, tapi aku ingin membantumu Estelle" katanya meyakinkan

Kalau aku lihat jam ku memang sudah hampir malam, dan aku pun sama sekali belum makan. Sepertinya aku harus istirahat

"Hm baiklah, tapi maaf jika aku merepotkan mu" jawabku sembari menggaruk pelipisku yang tidak gatal, "aku yang meminta kau beristirahat kan Est? Jadi itu sama sekali tidak membuatku repot" lanjutnya

Tak kerasa kereta yang aku tumpangi ini sudah berhenti, dan artinya aku sudah sampai di Los Angeles. Kasihan Cam, dia sama sekali tidak duduk di kereta tadi. "Kau pasti pegal ya Cam?" Tentu saja dia pasti pegal, dia kan terus berdiri sewaktu menawarkan kursinya padaku. "tak apa Est," jawabnya sambil meregangkan badannya
Sebaiknya aku harus mencari tempat kosong, dan akhirnya aku mengajak Cam ke kedai untuk ber istirahat. "Hey cam, bagaimana kalau kita istirahat di kedai itu?" Tanya ku sembari menunjuk ke arah kedai kebab itu. Aku lihat dia hanya menganggukan kepalanya saja

"Kau mau pesan? Biar aku saja yang bayar"
"Tak perlu Est, aku masih punya uang" dia menahan tangan ku, "simpan saja uangmu" Jawabku

Lalu aku memesan dua kebab, satu untukku dan satunya lagi untuk Cam.
***
Rumah yang besar menurutku, aku yakin ini pasti rumah Cameron.
"Maaf Est kalau menurutmu rumah ini tidak nyaman" katanya "Ah, ini lebih bagus daripada rumahku" jawabku dengan melihat sekeliling halaman rumah Cameron itu.
Lalu aku masuk kedalam rumahnya, dan seperti disambut seorang wanita yang sepertinya lebih tua dari Cameron, "cameron, kau dengan siapa?" Tanya nya sambil melihatku heran, dan aku hanya menunduk karena malu "oh ini Estella, dia aku ajak menginap karena dia baru ke Los Angeles" kata Cam memberi tahu perempuan itu. "Estelle Brooks" jabatku padanya "Sierra" jawabnya dengan senyum "kalau begitu silahkan masuk, Est kau pasti lelah dan kedinginan" perempuan yang bernama Sierra itu mengajakku masuk, aku yakin itu pasti kakak nya Cameron.

A/n
Maaf pendek ya cuman pengen nyoba ngepost cerita pertama gue di wattpad yeay! Kalo bisa vomment yup minta pendapat kalian kalo ada kata2 yang kurang enak dibacanya😂

Kalian bisa follow twitter fangirling gue ya @xlovingdolanx💝

Salvator •Nash Grier•Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz