Cantik

2 0 0
                                    

Jakarta, November 2021

"Why don't we give it a try?"

"it isn't right, kinkin. She brings my heart. ill hurt u. Sorry, we can't"



Jakarta, Januari 2022

Mobilku terus melaju. Jalanan Jakarta sore ini indah sekali. Menemaniku merenungi kejadian itu. Bukankah ini terlalu tolol hanya untuk menangisi hal yang hampir terjadi?

Aku jadi teringat percakapanku dengan Satria, sahabatku. Kami berbincang mengenai mengapa dia terlalu sulit melupakan seseorang yang belum bisa dikatakan lama bersama. Kala itu dia sudah beberapa kali bersama orang yang baru, tetapi pada saat tertentu dia menyesali mengapa saat itu dia tidak memutuskan untuk menggenggam erat tangan wanita itu. Dia menjadi sesekali teringat ketika mendengar lagu atau suasana tertentu dan teringat dengan wanita cantik itu.

Pada saat itu, kami sampai kepada keputusan dimana hal yang hampir kita rasakan atau baru sebentar kita rasakan ketika bersama seseorang dan harus berpisah dengan orang itu akan lama menggantung di hati, karena kita belum tau sepenuhnya tentang orang itu. Dan hal tersebut akan terus membuat kita teringat dan merasa.

Sekarang aku tahu rasanya. 

Sebelum mengenal Pasha, dalam artian mengenal dirinya. Aku sempat bertemu beberapa laki-laki. Tetapi dengan alasan yang sama, tidak ada yang pas. Berakhir aku selalu sendiri. Saat akhirnya aku mengirim pesan bodoh di social media mengenai pencapaiannya yang akhirnya membuat kami bercakap-cakap, yang cukup anehnya pada saat itu karena aku menggunakan akun kedua sosial mediaku dipikirnya aku adalah wanita itu. 

Wanita yang sempat bersamanya. 

Hanya karena aku memakai foto profil aktris series kesukaan mereka dulu.

Ku hentak-hentakkan kepalaku di stir mobil di lampu merah ini. merutuki diri mengapa bisa cerita ini aneh sekali. Sungguh aneh sekali.

Setelah aku mengirimkan pesan kepadanya. Awalnya dia hanya berkata, "aku tau kamu".

Sampai akhirnya dia bercerita banyak hal. Pada saat itu aku tidak ada perasaan apa-apa. Memang tiga tahun yang lalu aku sempat naksir padanya, tapi setelah tiga tahun? tentu perasaan itu tidak singgah lama. 

Percakapan kami berlanjut dengan pikiran dia mengira aku adalah gadis itu dan aku juga hanya meladeni karena kupikir ini cukup menghibur dan dia juga hangat sekali. Aku lupa kapan tepatnya aku memperkenalkan diriku yang sebenarnya, tetapi akhirnya aku mengatakan padanya bahwa aku Kinanti. 

Pada saat itu dia seingatku hanya berkata, "ohh, ya". Dan setelah itu percakapan kami menjadi dingin karena dia pikir aku adalah gadis cantik itu, omong-omong gadis itu memang cantik sekali. Aku menyadari sepertinya dia kecewa. Sebenarnya aku juga agak merasa bersalah membuatnya menjadi terbuka denganku karena dia pikir aku orang lain tetapi ternyata bukan. 

Rasa aneh muncul saat itu. Mungkin karena perbedaan bagaimana cara dia berbincang. Pada saat itu aku berfikir rasanya tidak adil saja percakapan kami terasa begitu dingin, karena sebelumnya aku sempat mengetahui dia berbincang sangat antusias.

Ini terdengar bodoh. Dan memang kurasa aku memang bodoh. 

Setelah pengakuan itu aku berniat untuk membuatnya bisa menjadi talkative lagi dan siapa tahu bisa membuat kami bisa mencoba berjalan bersama. Karena ingatan mengenai bagaimana aku melihatnya bersinar tiga tahun lalu menjadi terlihat jelas. 

Coronaku masuk ke garasi rumah dengan apik. Aku beranjak turun, dan masuk. 




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 27, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Sunset is beautifull, isn't it?Where stories live. Discover now