Episode 13

71 28 13
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀👀












Pukul 09.00 kst, hari Sabtu.

Ceklekk// dengan langkah mengendap, si bungus Woo Jin memasuki kamar pribadi kedua orangtuanya, ia melihat ayahnya masih tertidur pulas di kasur dengan posisi tengkurap. Ia ingin menjahili sang ayah, sesampainya di dekat kasur ia naik secara perlahan lalu duduk di atas punggung ayahnya layaknya menaiki seekor kuda.

"Abeoji...bangun!" Teriaknya girang.

Ia lalu menggelitik ketiak Park Jimin di kedua sisi, membuat Jimin gusar dalam tidurnya, ia terbangun meski masih malas untuk membuka kedua matanya. Ia merapatkan kedua tangannya di daun telinga guna mengurangi kebisingan suara si bungsu yang huru hara menirukan suara penunggang kuda.

"Hyakkkhhh....jegekkk jegekkk" ucap Woo Jin membayangkan dirinya membawa seekor kuda dengan kecepatan tinggi.

Tubuhnya juga ikut bergerak ke atas ke bawah dan itu membuat punggung Jimin seperti retak seketika.

"Woo jin-ah, hentikan! Aigoo" keluh Jimin

"Hyakkkhhh...." Lanjut Woo Jin mengabaikan ayahnya

"Woo jin-ah..." Ucap Jimin mode sabar. Namun tetap tidak digubris oleh sang anak

"Abeoji pemalas harus diberi pelajaran!"

Kepala Park Jimin berasa sedikit pusing mungkin pengaruh alkohol yang ia tegak tadi malam masih tersisa, belum lagi badannya serasa ambruk, mabuk itu menghabiskan energi cukup besar. Ditambah kejahilan si bungsu, ia merasa tak nyaman sampai pada akhirnya ia kehabisan kesabaran.

"WOO JIN!!" Bentak Park Jimin keras dan menggerakkan badannya hingga membuat tubuh Woo Jin terjungkal ke sisi kanan cukup keras, namun beruntung masih jatuh di atas kasur.

Park Jimin membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah si bungsu.

Woo Jin terkejut, kedua matanya berkaca-kaca, ini adalah kali pertama ia mendengar bentakan ayahnya. Bukankah sejak dulu ia sering iseng berbuat hal itu pada ayahnya, tapi mengapa sekarang ayahnya se-marah itu padanya?

"Jangan ganggu abeoji, pergi sana main!!" Usir Park Jimin

"Ja- jahat, abeoji masih tidur pulas tidak menemani eomma ke rumah sakit, a- aku hanya ingin membangunkan abeoji supaya bisa menyusul eomma, hiks..." Ucap Woo Jin terbata bata.

"Mwo!! Ibumu pergi ke rumah sakit, sepagi ini..!!" Park Jimin meraih jam weker di atas nakas untuk memastikan jarum jam.

Ia teringat sesuatu tentang Kim Taehyung yang di rawat inap di rumah sakit, firasatnya mengatakan hal buruk.

"Untuk apa ia kesana, apa mau menemui si brengsek itu!! Sial!!" Gerutu Park Jimin

"Abeoji, mengapa berkata kasar. Siapa yang brengsek dan sial, apa itu eomma?! Abeoji jahat, sangat jahat!! Woo Jin tidak suka, abeoji sangat aneh!!" Ucap Woo Jin murka lalu beranjak dari atas kasur dan berlari keluar ruangan.

"Ngh, Woo Jin...bukan seperti itu!! Hei, astaga...ckk!! Aaaishhh" Park Jimin mengeluarkan amarahnya, ia mengusak rambutnya kasar, menyesal bercampur emosi jika mengingat kesalahannya pada si bungsu dan kebenciannya pada  si pria sialan Kim Taehyung.

Ia menyibakkan selimut di atas tubuhnya dan bergerak ke bilik air untuk membersihkan tubuhnya.

Skip

Park Jimin yang sudah berpakaian rapi keluar dari kamar dan menuju ke dapur, makanan sudah tertata rapi di atas meja makan, Shin Hye sudah menyiapkan sarapan sejak pagi buta untuk seluruh anggota keluarga sebelum ia pergi.

Park Family (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang